Part 13

6.7K 479 31
                                    

"Bang!! Bang!!" terdengar suara pintu yang dipukul sangat keras.

Izu sedang berada di kamar langsung terkejut mendengar suara pintu yang di pukul sangat keras. Dengan terburu-buru Izu berjalan ke depan untuk membuka pintu. Siapa yang datang? tanya Izu dalam hati.

"Sebentar!" teriak Izu.
Kenapa tidak sabaran sekali? Apakah sesuatu telah terjadi? ujar Izu dalam hati.

Izu membuka pintu dan kembali terkejut menatap orang yang sedang berdiri di hadapannya. Ini kedua kalinya dia menerima tamu yang tidak terduga malam ini.

"Nara." ujar Izu dengan perasaan tidak enak.

Tanpa mengucapkan apapun Nara langsung mendorong Izu sehingga tubuh Izu sempoyongan menabrak tembok.

"Ahkk...!" Izu merasakan sakit dipunggungnya. Ternyata Nara mendorongnya sangat kuat.

Belum sempat Izu berdiri dengan benar, Nara menarik kaosnya dan menampar wajah Izu.

Karena rasa sakit di punggung dan  wajahnya, airmatapun menggenang di kelopak mata Izu.
"Nara...kenapa kau melakukan ini?"

"Kau jangan berpura-pura. Dasar jalang!! Kau masih terus menggoda suamiku!! teriak Nara.

"Dasar murahan!! Pasti kau menyuruhnya datang kemari agar kau bisa tidur dengannya!!" lanjut Nara masih terus berteriak.

"Na...nara..." Izu menatap Nara sambil memegang pipinya yang terasa perih.
"Kau salah paham."

"Salah paham?!"
"Kalau bukan karena kau menggoda Hanzo, dia tidak akan mau bertemu denganmu." ujar Nara sinis.

"Aku tidak menyuruh Hanzo datang." Izu coba menerangkan sejujurnya pada Nara.

"Kau jangan mencari alasan! Berani sekali kau menganggu suamiku!" Nara tidak menurunkan nada suaranya.

Jantung Izu berdetak sangat cepat seiring dengan tubuhnya yang gemetaran.

"Aku mengatakan yang sebenarnya". Izu berkata sambil berusaha menahan emosinya.

" Jika kau tidak percaya, tanyakan sendiri pada tuan Hanzo." Izu mencoba meyakinkan Nara.

"Heh! Kau pikir aku percaya dengan ucapanmu." Nara berkata dengan sinis.

"Aku tahu kau masih mencintai Hanzo." Nara menurunkan suaranya tapi terdengar nada kecemburuan di dalamnya.

Izu tidak menjawab hanya bisa diam mendengar kebenaran dari ucapan yang di katakan Nara barusan.

Melihat reaksi Izu, Nara tertawa mengejek.

"Kukatakan satu hal agar kau jangan berharap bahkan bermimpi!" Nara menatap Izu dengan menghina.

"Aku hamil." ujar Nara.

Izu terpana mendengar ucapan Nara namun Nara tersenyum puas melihat wajah Izu.

"Kenapa kau memasang tampang seperti itu Izu? Seharusnya kau juga bahagia dan mengucapkan selamat padaku."

"Aku tadinya berencana setelah memberitahu tentang kehamilanku, aku akan mengajakmu makan malam dan merayakannya tapi melihatmu sepertinya tidak senang dengan kabar ini, lebih baik dibatalkan saja." Nara berkata tanpa meninggalkan senyum di wajahnya.

Lalu Nara mendekatkan wajahnya pada wajah Izu.
"Setelah kau tahu aku hamil, kau harus tahu tempatmu di mana. Karena kita sangat berbeda." senyum Nara menghilang berganti dengan wajah sinis.

"Dasar manusia rendahan." Nara menjauhkan wajahnya dan dengan angkuh melangkah pergi meninggalkan  Izu.

Izu tidak bisa lagi menahan emosinya, lalu airmata mengalir di pipinya. Tidak ada isakan tangis namun airmata tidak berhenti mengalir.

SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang