Part 12

12.7K 827 111
                                    

Hanzo menyandarkan kepalanya di kursi kerja sambil membayangkan kembali percakapannya dengan Tanaka.

Dua jam sebelumnya

Hanzo menemui Tanaka di rumah sakit setelah jam praktek Tanaka telah berakhir.

"Tanaka, kau pernah bercerita padaku tentang bekas pasienmu yang pernah mengalami keguguran setahun yang lalu. Apakah namanya adalah Izu?"

"Iya. Bagaimana kau tahu?" ujar Tanaka dengan pandangan heran, balik bertanya pada Hanzo.

Hanzo menatap Tanaka yang terdiam seribu bahasa. Jadi yang di duganya sejak semalam ternyata benar.

Jadi Izu setahun yang lalu pernah mengandung lalu mengalami keguguran.

Dan Hanzo sangat yakin kalau itu adalah anaknya. Karena Hanzo sangat tahu jika Izu tidak tidur dengan pria lain selain dirinya. Dan selama bercinta dengan Izu, dirinya tidak pernah memakai pengaman.

Hanzo bangkit dari kursi, memasukkan kedua tangan ke dalam saku celana. Menghela nafas berat.

"Bagaimana keadaan Izu saat itu?" tanya Hanzo sambil menatap keluar jendela.

"Dia sangat sedih dan terus menangis. Dia sangat kehilangan bayi yang sangat di cintainya."

"Aku bahkan harus memberikan obat penenang agar dia berhenti menangis." Tanaka kembali mengingat Izu saat kejadian satu tahun yang lalu.

Rasa bersalah mulai menghinggapi diri Hanzo karena mendengar yang di katakan Tanaka.

"Tapi, kenapa tiba-tiba kau menanyakan ini? Apa hubunganmu dengan semua ini?" tanya Tanaka dengan penasaran.

"Hubungannya adalah karena aku adalah ayah dari bayi itu."

Setelah mengingat semuanya, Hanzo segera bangkit dari kursi melangkah pergi dari ruang kerjanya.

"Hanzo..." panggil Nara yang baru masuk dari pintu depan melihat Hanzo yang berjalan kearahnya.

"Kau mau kemana...?" Nara berjalan mendekati Hanzo sementara di belakangnya dua orang pengawal membawa beberapa bag dengan tulisan dari merk terkenal.

"Apa kau berbelanja lagi?" seru Hanzo dengan wajah datar.

"Iya sayang..." Nara menempel mesra pada Hanzo.
"Aku juga membelikan beberapa pakaian untukmu dan Hiro," ujar
Nara dengan manja namun Hanzo tidak menghiraukannya.

"Kau belum menjawab pertanyaanku tadi." lanjut Nara dengan wajah cemberut.

"Ada urusan yang harus kuselesaikan." Hanzo menatap Nara malas.

Hanzo memegang kedua bahu Nara lalu menjauhkan tubuh Nara dari tubuhnya.

"Aku tidak pernah melarangmu untuk berbelanja tapi kau jangan terlalu sering meninggalkan Hiro."

"Kau seharusnya lebih sering bersamanya. Dia lebih membutuhkanmu daripada pengasuh." ujar Hanzo dengan dingin lalu meninggalkan Nara yang terdiam menatapnya.

~~~~

Hanzo sudah berada di depan apartemen Izu. Malam ini Hanzo pergi sendirian saja tanpa supir dan pengawalnya.

Setelah menekan bel sebanyak dua kali, lalu terdengar langkah kaki agak cepat dari dalam apartemen.

Begitu pintu dibuka, wajah Izu langsung terkejut setelah melihat Hanzo yang berdiri di hadapannya.

"Tuan Hanzo..." Izu langsung terpaku menatap Hanzo seakan tidak percaya Hanzo sekarang berdiri di hadapannya.

"Kau tidak membiarkan aku masuk?" ucapan Hanzo menyadarkan Izu.

SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang