M Raihan Arahman

254 31 3
                                    


23.26 (Rei) : aku selalu menghawatirkan mu dari setiap kesedihan yang akan mencuri senyum mu. orang yang benar-benar mencintaimu tidak akan pernah meninggalkan mu sekalipun engkau menjadi duri yang menghadang di hadapannya.
aku akan selalu mencintai mu walau penantian itu begitu lama, jika engkau memang bukan takdirku maka aku bahagia telah memilihmu.

ku tatap berulang kali pesan yang dia kirimkan kepadaku, jujur aku bahagia bahkan sangat bahagia sekali seakan rasanya aku wanita yang beruntung bagaimana tidak bahagia jika dia yang kamu cinta ternyata mencintai mu juga. hatiku berjingkrar senang, senyum ku selalu mengembang dengan menatap tulisan yang ia kirimkan saja aku bukan main bahagia nya, aku tak perduli dengan empat orang yang baru saja datang memghampiri hidupku belakangan ini yang aku tau, aku bahagia dan berharap hidup bersama dia yang aku cinta, perlu di garis bawahi HANYA DIA. Rei kamu berhasil membuat hatiku tak karuan, memikirkan dirimu saja sudah membuat ku senang apalagi jika takdir memang mempersatukan kita, ahh cinta memang sulit ku definisikan selalu saja membuat ku kehabisan kata-kata tanpa dapat melakukan apa-apa, cinta mengubah warna dalam dunia ku yang gelap, jika sebelum mengenal dia yang ku tau hanya hitam, putih dan abu-abu kini cinta sudah membuatku mengenal semua warna, aku benar-benar tak dapat menahan senyumku yang mengembang ketika dia yang ku cinta mengungkapkan rasanya padaku. aku benar-benar bahagia Tuhan.

🌸🌸🌸

"aku sudah tau semuanya Rain" pesan singkat dari Miftah seketika membuat jantungku seakan berhenti, aku berusaha bersikap normal dan membuang semua pikiran negatif itu.

"tau apa Mif?"

"Abi melamar mu! kenapa harus ku tau dari orang lain Rain? kenapa bukan kamu? kenapa harus di tutup-tutupi?" deretan banyaknya pertanyaan dari miftah membuat ku benar-benar merasa bersalah, sungguh aku tak sama sekali berniat menyakiti hatinya ataupun menutupi semua ini aku hanya tidak ingin Miftah kecewa itu saja.

"bisa ku jelasin Mif" balasku, tak ada lagi balasan yang ku dapat dari Miftah, dia marah besar dan sudah bisa ku pastikan dia kecewa. aku kehabisan akal, bagaimana caraku menjelaskan semuanya, saat itu aku benar-benar merasa bersalah padanya.

"uci tolongin" kukirimkan sebuah chat kepada sahabat ku suci yang di riau, dia yang emang tau perjalanan kisahku kini kembali ku ceritakan perihal kekecewaan Miftah. setelah ku ceritakan apa yang terjadi akhirnya suci mencoba menghubungi Miftah begitupun Putri sama hal dengan suci dia membantu ku menghubungi Miftah. entah apa yang sudah mereka perbincangkan hingga yang aku tau inti semuanya Miftah kecewa aku tak jujur padanya, dan aku yang mengaku sahabatnya ini tidak pernah sadar bahwa Miftah juga pernah mencintai Muhammad Raihan Arahman. dia mengalah demi aku, hingga pada akhirnya Abi datang mendekatinya dan akhir cerita Miftah tau bahwa Abi mendekati nya hanya karena ingin mendekati ku, Miftah merasa telah kalah dua kali dari ku. aku benar-benar merasa jahat disini, aku bahkan tidak dapat membayangkan bagaimana Miftah menahan rasa sakit tiap kali aku mencurahkan isi hatiku yang mencintai Raihan? sahabat macam apa aku ini yang bahkan tidak peka dengan perasaan sahabatnya sendiri dan di saat Miftah mulai mencintai Abi ia harus menerima kenyataan bahwa Abi juga mencintai ku, Maafkan diriku ini Mif sungguh ini di luar batas kemampuan ku, jika aku mampu aku mungkin akan mengembalikan cinta Rei dan Abi kepadamu, jika aku bisa mengubah perasaan mereka maka aku akan bersedia melakukan itu, demi kamu sahabat baikku aku rela melakukan apapun.

detik berganti menit, menit berganti jam aku tenggelam dalam perasaan bersalah. aku merasa menjadi manusia yang paling jahat, aku egois hanya memikirkan perasaan ku tanpa tau perasaan orang lain, aku salah benar-benar salah bagaimana bisa ku rebut dua orang yang dicintai sahabat baikku sendiri, dia sangat baik, keluarga nya sangat baik sedangkan aku? aku hanya bisa menyusahkan dirinya, rasanya aku mengutuk diriku sendiri yang tidak punya perasaan ini.

*****

"Woiii!!! kenapa muka lo kaya habis digilas traktor gitu?!!" rentetan suara cempreng itu amat familier namun amat menyebalkan! lihat! betapa luas sebenarnya dunia ini hah? mengapa aku selalu di hadapkan pada makhluk ini lagi?
"loh itu ya gak abis-abis nya galau terossss,!" Ooohhhhh,. betapa pusingnya kepalaku mendengar ocehannya yang bertubi-tubi itu.
"Lo siiiihhh... milih-milih banget pendamping hidup, di dunia ini gak ada makhluk yang sempurna" ocehnya lagi, demi apapun sejak Delvi menikah dia sudah seperti emak-emak pada umumnya mengocehin ku dari hurup A sampai Z dari angka 0 sampai 100, 1000, 10000 atau mungkin milyaran.

"Berisik!!" umpatku kesal. "Mau muka gue rumit gimanapun, mau gue milih gimanapun bukan urusan loh" ucapku jengkel.

bukannya marah dia malah tertawa, itulah Delvi bila mana orang banyak yang tersinggung dengan ucapan ku yang nyablak tapi tidak dengan dia, dia tidak pernah mengambil hati sedikit pun jika kami bertengkar pun bisa di pastikan hanya 3 jam paling lama berdiaman selebihnya akan segera kembali baik-baik saja.

"ada apa sih?" tanyanya yang mulai melembut.

"miftah marah" ucapku dengan sedih, setelah menjelaskan keadaan yang sebenarnya Delvi pun mengangguk mengerti.
"udah minta maaf?" tanyanya.

"udah, tapi gak di respon"

"mungkin dia butuh waktu, lain kali mau gimanapun keadaan nya sepahit apapun kejujuran lebih baik katakan saja, percuma menyembunyikannya bila mana ketahuan maka hal ini yang sudah pasti akan terjadi" kata Delvi. "udah percaya saja semuanya akan segera baik-baik saja, mau makan seblak gak?" lanjutnya. mendengar nama seblak yang dia ucapkan membuat mataku berbinar senang, aku terlampau senang makanan pedas, Delvi paling mengerti hal apa yang harus dia lakukan ketika mood ku berantakan. Terimakasih Ya Rabbi telah banyak mengirimi ku sahabat-sahabat yang sangat baik sekali, aku bersyukur bila mana di luar sana ada banyak orang yang belum memiliki sahabat sejati,  tapi aku sudah terlalu banyak di kelilingi mereka, sahabat-sahabat yang baik, yang bila mana tidak pernah meninggalkan ku di kala aku susah, dan aku pernah mendengar ada banyak syafa'at yang bisa kita dapatkan salah satu nya syafa'at dari sahabat soleh dan soleha. siapapun kalian yang bergelar sahabat ku di dunia semoga kita tetap bisa bersama di surga.

"sahabat cari aku bila nanti di surga tak kalian temui aku disana, tolong katakan kepada Allah bahwa aku pernah mengajak kalian mencari ridha Nya bersama, dan bila mana tak ku temui kalian di surga maka akan ku cari kalian dan akan ku katakan kepada Allah bahwa kalian adalah salah satu alasan kebaikan ku di dunia"

happy reading🌸

Dalam Diam ku ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang