°•Adam•°

14 0 0
                                    


Ini part khusus buat Adam ^^
Jadi yang jadi sudut pandang pertama nya adalah Adam.
Selamat membaca
See you


Semenjak Feby diculik oleh anak buah nya profesor Luce, aku dan Alan semakin merasa bahwa hal ini sia-sia.

Kami sekarang sedang melawan para Alien itu disini, di depan gerbang rumah sakit ini. Kami sudah dikepung.

"Adam!! Amunisi ku habis, apa kau punya cadangan nya?" Teriak Zack yang berada jauh di depan ku.

Aku melempar sebuah kotak kecil berbentuk persegi panjang berisi peluru uranium yang sangat langka itu. Alasan kami memakai bubuk uranium ke dalam peluru hanya karena para makhluk ini tidak tahan dan langsung tewas saat peluru panas ini menembus kulit tebalnya.

Sejujurnya aku tidak suka bagian ini, bukan hoby ku untuk bertempur di medan perang, aku lebih suka ketenangan daripada kekacauan. Dan lagi suhu udara disini membuatku tidak bisa tidur nyenyak, aku begitu merindukan tanah tropis di sana. Katakan saja aku ini bukan pria pemberani. Aku hanya tidak suka saja ketika harus melawan apa yang selama ini aku enyahkan kebenaran nya. Yaa kau tahu bukan aku adalah orang yang sangat mempertimbangkan semuanya.

Dan satu hal lagi, aku mengkhawatirkan Feby. Aku benar-benar tidak menyangka bahwa kehidupan nya serumit ini seperti film-film yang pernah aku tonton, ia memiliki masalah dengan keluarga nya sama seperti ku. dan diam-diam ayahnya berkerja sama dengan seorang profesor yang penuh ambisi, aku tidak bisa membayangkan bagaimana jika ia terluka ataupun terjadi sesuatu yang buruk padanya.

"Adam! Ada yang terluka cepat bantu aku" teriak perempuan cina yang bernama Alice. Aku tak habis pikir kenapa ia butuh bantuan hanya untuk sebuah luka tembakan? Benar-benar merepotkan.

"Apa yang perlu ku bantu?" Tanya ku datar.

"Lihat senjata itu membuat luka separah ini! Dan kau tahu luka ini bertambah lebar satu centi setiap menitnya"

"Mereka punya alat canggih dan mematikan, kurasa coba kau basuh saja luka nya dan oleskan dengan salap luka bakar" usul ku yang dibalas tatapan tajam nya

"Kau kira ini luka bakar karena api, ini luka bakar karena cahaya kosmik!!" bentak nya membuat emosi ku meledak

"Kalau begitu jangan meminta bantuan pada orang yang tidak mengerti luka bakar apa itu! Kau seharusnya yang lebih ahli disini, kenapa sekarang malah terlihat bodoh!?"

Baiklah aku berhasil membuat emosi nya meledak juga.

Benar saja, ia menarik kerah bajuku sekarang.

"Jaga ucapan mu bocah! Kau beruntung mendapatkan naungan di negara ini, asal kau tahu aku bisa saja meledak kan kepala mu dengan pistol ini" ia menatap ku tajam, dan sebuah AK7 berada di tangan kanannya.

"Baiklah lakukan saja" lagipula aku tahu ia tidak berani melakukannya.

Ia melepas ku "biar kuurus sendiri" ucapnya lalu pergi sambil memapah pria yang sudah tidak sadarkan diri itu, aku menghela napas kasar sambil mengumpat kesal. Aku sudah semakin tidak terkontrol disini.

"Adam, apa kau baik-baik saja?" Tanya Alan sambil menepuk bahuku pelan.

"Tidak, tidak ada, aku baik-baik saja" ucapku sambil mengambil senapan ku kembali, lalu pergi ke kerumunan orang yang sedang menyerang para Alien itu. Aku dan Alan sudah baikan, kami tidak lagi bertengkar seperti dulu, ya sejak aku sadar bahwa tak ada gunanya mengedepankan emosi semata di saat genting seperti ini.

LOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang