Part 3 - Kau lagi

7K 373 41
                                    

Hai reader yang saya sayangi...
Kembali lagi dengan part baru
Maaf baru bisa update, karena April author udah mulai kuliah lagi, kerja pagi pulang magrib... Malamnya kuliah
Ada beberapa masalah yang membuat author gak bisa update sering
Ya taulah seperti apa tekanan kerja jika kerja dengan orang lain
Jadinya capek... Tolong dimaklumi
Jangan lupa baca cerita baru authot juga ya "Not for You"
https://www.wattpad.com/story/181798834-not-for-you
Dan jangan lupa tekan bintangnya untuk voting cerita ini ya guys
Selamat membaca...

Wanita itu menatap nanar kepada seorang pemuda yang berwajah oriental tersebut.

"Kamu lagi bajingan. Ada urusan apa kau datang kemari?" ucap Marina dengan nada sedikit naik.

Pemuda itu tidak bisa berkata-kata. Rasa bersalah menyelimuti hatinya.
Seorang pemuda disebelah nya hanya bisa terdiam melihat wanita didepannya marah besar kepada temannya tersebut.

"Lebih baik kau pulang, aku tak ingin melihat wajahmu lagi bajingan" teriak Marina lalu menutup pintu.

Pemuda berwajah berwajah blasteran tersebut hanya bisa ternganga melihat wanita muda itu menutup pintunya.

"Woi kimchi, lo punya dosa apa sampai-sampai mbak itu marah?" ucap pemuda itu.

"Ntar gua ceritain ke lo" ucap pemuda oriental itu pergi menuju mobil hitamnya.

"Trus gimana nih, gua dipaksa nyokap buat tinggal dikontrakan itu lagi" ucap Tom menggerutu.

"Lu kayak gak sanggup bayar hotel atau penginapan bagus aja"

"Gua lagi di hukum bokap, peak. Kartu kartu gua ditarik semua ama nyokap. Gua cuma dikasih 3 jt sebulan. Dan cuma kontrakan ini doang fasilitas dikasih nyokap gua, Buat bensin mobil aja gua udah tekor"

Tom melirik Sanha ketika sedang menyetir.
Merasa diperhatikan, sanha pun menatap balik Tom.

"Ngapain lu ngeliatin gua kek gitu, fokus tuh nyetirnya?"

"Gua masih penasaran ama kejadian tadi"

"Trus lu mau apa bro?"

"Gua mau lu cerita ke gua karena, gara gara lu gua gak dapat tempat ngontrak"

"Oke, kejadiannya 6 tahun lalu. Gua punya dosa besar ke dia dan rasa bersalahnya membayangi gua selama 5 tahun ini" ucap Sanha menerawang.

Marina duduk disofa dan memencet sebuah nomor.
Suara sabungan terdengar dari smartphone tetsebut.

"Assalamualaikum tante"

"Waalaikum salam, ya Marina. Ada apa?"

"Maaf sebelumnya tante, aku gak bisa bantu tante ngawasi mahasiswa yang akan penelitian itu"

"Lho, memang ada apa Mar, kenapa kamu gak bisa?"

"Ada sesuatu hal yang gak bisa aku jelasin tante"

"Tante mohon, ini permintaan teman tante yang minta tolong tante untuk ngawasin anaknya tapi tante gak bisa karena jauh. Tante gak enak dengan teman tante, tante gak tau apa yang harus tante bilang"

"Baiklah tante, Marina tetap akan bantu tante"

"Besok, anak teman tante akan kesana lagi. Walaupun kamu kurang suka, tapi tante mohon kali ini aja tolongin tante. Nanti tante usahain bakal kesana kalai sempat ya Mar"

"Iya tante, aku usahain"

"Makasih nak"

"Ya udah tante, maaf menganggu waktu tante"

"Gak apa nak, kamu gak ganggu tante kok"

"Marina tutup dulu ya tante, Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Marina menutup telponnya dan menghela nafas.
Wanita itu terduduk di lantai sambil memikirkan sesuatu.

Keesokan paginya, hari itu merupakan hari libur karena kalender merah.

Marina sibuk di dapur menyiapkan sarapan kesukaan Danish yaitu nasi goreng sosis dengan telur dadar.
Danish dengan antusias duduk dikursi menunggu masakan ibunya yang sebentar lagi matang.

Tok... Tok... Tok...

"Danish, tolong bukain pintu nya" ucap Marina yang sedang memindahkan nasi goreng ke piring besar.

"Iya ma" ucap Danish lalu pergi ke pintu dan membukanya.

Danish menatap bingung melihat dua orang pemuda yang menatap melongo.

"San, mirip banget san" ucap Tom kagum.

"Ya jelas lah codet" sahut Sanha.

Marina lalu memakai jilbab dan menyusul Danish keluar.

"Siapa itu Dan..." ucapan Marina terhentu ketika melihat Sanha menunduk.

"Kamu lagi..." ucap Marina menahan kesal karena ada Danish yang menatapnya bingung.

"Siapa itu mah?" tanya Danish

"Sayang, kamu kedalam dulu makan ya, mama ada urusan dulu fengan teman mama" ucap Marina mengelus kepala Danish.

Setelah Danish pergi keruang makan.
Marina mempersilahkan dua pemuda itu untuk duduk di kursi luar.

"Ada apa lagi kalian berdua kesini."

"Saya mohon mbak, izinkan kami untuk ngontrak disebelah karena saya tidak punya pilihan lain karena lagi dihukum orangtua"

"Kami boleh tapi jangan bawa temanmu ini" ucap Marina melirik Sanha.

Sanha menghampiri Marina dan berlutut didepan Marina. Maafkan saya mbak, karena perbuatan saya waktu iti, mbak jadi diusir dan mbak mengurus anak mbak sendiri seperti ini. Waktu itu saya disuruh kakak saya karena saya diiming-imingi mobil sport, tapi saya dibayang-bayangi penyesalam sesudah itu" ucap Sanha meneteskan air mata.

"Kamu tolong berdiri, nanti orang laon salah paham pada saya" ucap Marina.

"Tidak mbak, saya sangat menyesal
Saya sudah mencari-cari mbak waktu itu tapi mbak tidak bisa ditemukan. Saya sudah menceritakan semuannya pada keluarganya Mario dan mereka marah besar pada saya. Mario juga mencari-cari mbak diseluruh Jakarta tapi tidak menemukan titik terang tentang keberadaan mbak" ucap Sanha panjang lebar.

"Charlie, tito, dan denis pulang ke Indonesia untuk menghubungi dan mencari mbak tapi gak ketemu" ucap Tom menambahkan.

"Kamu kok tau mereka?" tanya Marina.

"Saya adiknya Charlie, mbak" ucap Tom tersenyum menampakkan gigi rapinya.

"Iya, pantesan kamu mirip dengan orang yang seseorang yang saya kenal" ucap Marina mengangguk.

"Ya sudah, kamu bangun. Sekarang kamu saya maafkan. Toh sudah terjadi. Lagian Mario juga ngebet pengen nikah dengan Sasha, Sasha nya juga nempel dengan Mario. Mau diapain lagi toh mereka bersikeras tetap ingin bersatu seperti pangeran Charles dan Camila." ucap Marina memegang pundak Sanha dan menyuruhnya kembali duduk.

"Satuhal yang ingin saya sampaikan pada kalian, jangan beritahu Mario dan yang lain tentang keberadaan saya dan anak saya disini" ucap Marina

Kedua pemuda itu hanya mengangguk paham tanpa berkomentar apapun.

Kruyukkkk....

Bunyi perut kedua pemuda itu keras.
Marina iba melihat dua pemuda kurus tinggi tersebut.

"Kalian sudah sarapan?"

"Belum, dari kemarin kami belum makan" ucap Tom.

"Semalam kalian tidur dimana?"

"Dimobil mbak"

"Ya udah masuk, saya baru masak nasi goreng" ucap Marina menyuruh dua pemuda itu masuk.

Danish melongo melihat dua laki-laki yang lahap memakan nasi goreng dipiring dengan buas seperti tidak makan selama seminggu.

"Ma, ini orang bar-bar darimana" ucap Danish pada Marina yang membuat dua pemuda itu tersedak.

TBC....

Love, MarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang