Part 9 - Usai disini

2.3K 144 33
                                    

Maaf untuk yang masih menunggu yang entah kapan terakhir saya update. Sanking lama nya, saya udah lupa akhir cerita yang akan saya buat ini. Saya ingin mengakhiri cerita ini dengan cepat saja.

Semakin hari, Marina semakin melihat perlakuan manis Sanha pada anaknya.
Tidak terasa harapan untuk Mario bisa merangkul kembali anak dan mantan istrinya memudar karena mantan istrinya Marina menjauh darinya, ditambah lagi kesibukan dirinya sebagai CEO perusahaan yang tidak hanya satu saja perusahaan yang harus dia pimpin. Ditambah, Sanha mengungkapkan perasaannya kepada Marina dan mereka menjalin hubungan tanpa sepengetahuan siapapun bahkan Tom teman Sanha.
Marina luluh dengan sikap manis Sanha selama ini. Perempuan itu merindukan kasih sayang dari laki laki.
Makin hari hubungan mereka semakin intens, Sanha selalu mengirim pesan pada Marina lewat whatsapp pada malam hari.
Maklum saja, mereka melakukan backstreet tanpa sepengetahuan Tom walaupun Tom tidak terlalu memperdulikan dan bahkan dia lebih suka mendekati para gadis-gadis disana dari pada memperhatikan kelakuan Sanha, maklum lah Tom seorang playboy akut.

Tibalah dimana kegiatan mereka penelitian mereka selesai.
Didepan Marina berdirilah dua orang laki-laki muda yang bersiap untuk pergi.

"Mbak, gua balek dulu ya. Jaga diri baik-baik. Jangan mau dibohongi laki-laki lagi yah, lo jangan lupa bahagia mbak" celetuk Tom

Dasar bule karbitan

"iya, salam buat charlie juga ama yang lainnya, bilang saya disini sehat" balas Marina

"Aku juga minta maaf ama kamu kalau aku ngerepotin disini, maaf juga tentang masa lalu atas perlakuan buruk aku, makasih buat semuanya" ucap Sanha memegang tangan Marina.

"iya, gak papa, saya udah maafin kok" ucap Marina tersenyum menampakkan lesung pipitnya.

"Alah kek orang pacaran aja lu sok dramatis kali lah gua tengok" teriak Tom

Bug...

Sanha memukul lengan Tom yang mengakibatkan pemilik lengan meringis.

"ih, kasar kali lah aa Sanha ini" ucap Tom meledek.

Danish tiba-tiba keluar sambil mengusap matanya yang masih mengantuk lalu menguap.
Anak itu terbangun dari tidur siangnya setelah mendengar pertengkaran dua orang laki laki yang masih seperti bocah ini.

"Eh, dedek Danish udah bangun ya, ini om ada hadiah buat kamu" ucap Sanha

"woah, apa ini om" ucap Danish senang.

"buka aja" Sanha mengacak rambut Danish yang sedang asik membuka bungkus hadiah tersebut.

"woah.... makasih om" ucap Danish memegang hadiah berupa jubah pasukan pengintai yang bocah itu inginkan.

Danish lalu memakai jubah berwarna hijau itu lalu melakukan gerakan mengepalkan tangan dan meletakkannya di dada kiri seperti gerakan menikam jantung, gerakan itu diikuti dua orang bocah dewasa didepannya.

Marina hanya menggeleng pelan, wanita itu tidak ikut ikutan karena dia lebih menyukai kru bajak laut daripada pasukan pemenggal raksasa.

"Dan ini om Tom juga punya hadiah yg lebih keren dan lebih bermodal dari om Sanha" ucap Tom dengan lirikan mengejek ke arah Sanha.

Danish tanpa berkata dengan antusiasnya membuka kado dari Tom.

"Wow, makasih banyak om"ucap Danish kegirangan.

Dia memegang action figure Mikasa yang diberikan oleh Tom dengan melompat-lompat.

Tom tersenyum miring ke arah Sanha yang memasang wajah datar.

Danish memeluk pinggang kedua laki-laki itu bahagia.

"Makasih banyak om Sanha, om Tom... Danish belom pernah dikasih hadiah kayak gini, selama ini Danish merasa gak ada yg peduli dengan Danish, makasih ya... hari ini Danish bahagia" ucap Danish membuat tiga orang dewasa disitu menjadi terharu.

"Danish, om sama om Tom pergi dulu ya, kami harus balik ke Jakarta lagi"ucap Sanha.

"aku sebebarnya sedih kalian pergi, tapi tak mungkin aku wgois menahan kalian buat tetap disini" ucap Danish dewasa.

Kedua laki laki itu pamit dan melambai pada ibu dan anak itu sebelum menaiki mobil mereka.

Marina melirik kepergian mobil itu. Ada rasa berat hati melihat Sanha pergi. Pastilah mereka akan ldr antara Padang - Jakarta. Marina menggeleng memikirkan hal yang aneh-aneh tentang hubungan mereka. Sanha tidak pernah menyatakan cinta kepada Marina, laki laki itu hanya terlalu mesra setiap malam melakukan whatsapp pada Marina dan Marina luluh dengan kata kata laki laki itu.

Dia takut setelah ini Sanha menjauh, kejadian seperti itu sering dialami Marina dan wanita itu takut hal itu terulang kembali.

-----------------
Sesudah kepulangan Sanha dan Tom.
Marina mencoba menghubungi Sanha beberapa kali, padahal sebelumnya ketika disini Sanha lah yang gencar-gencarnya mengirim whatsapp pada Marina.
Laki-laki itu selalu menolak Video call maupun telpon dari Marina.
Bahkan ketika Marina mengirim pesan, Sanha hanya membalas sibuk, sibuk, dan tidak ada waktu.
Padahal Marina sering status laki-laki itu sering online.
Wanita itu hanya bisa menangis karena dia berfikir kenapa laki-laki selalu berlomba untuk menyakiti hatinya.

wanita itu mendengar bunyi telpon nya berdering.
Dia berharap bahwa itu telpon dari Sanha tapi ternyata Marina kecewa bahwa telpon itu dari Mario.
Lalu Marina mengangkatnya.

"Ya, hallo..." angkat Mario.

"Aku akan segera kerumahmu untuk menjemput Danish, aku akan membawanya ke mifan" ucap Mario diseberang telpon.

"Baiklah, hati-hati membawa anak ku, kalau sampai dia lecet sedikit saja olehmu, aku tak akan mengizinkan dia bertemu dengan mu lagi" ucap Marina tegas.

"Wow, santai... Danish juga anakku, aku gak akan membiarkannya terluka sedikitpun" ucap Mario santai.

"Anak yang tak kau anggap kan" ucap Marina sarkas.

"Aku tau waktu itu aku salah, maafkan segala kebodohanku waktu muda dulu." ucap Mario.

"Apa kau membawa pacarmu bersama Danish?" tanya Marina.

"Iya, begitulah" ucao Mario agak ragu.

"Baiklah, aku ikut dengan kalian" ucap Marina.

Beberapa hal yang sudah banyak terjadi disini. Setelah Marina mengatakan dengan tegas bahwa dia tidak ingin kembali ke pelukan Mario karena waktu itu Marina memiliki hubungan rahasia dengan Sanha, Mario mulai memacari sekretaris barunya yang seksi dan putih. Marina memang merasa jauh jika dibandingkan dengan gadis itu.
Marina sudah tidak terlalu melarang Mario untuk mendekati putranya Danish, bagaimanapun lelaki itu tetaplah ayah dari putranya, hanya saja dia enggan melihat ketika putranya tidak nyaman dengan pacar ayahnya tersebut yang terlihat tidak bersahabat dengan anak-anak dan itu membuat Marina khawatir.
Setelah tidak ada lagi pesan dari Sanha, wanita itu menghapus nomor lelaki itu dan menghapus semua story chat dari nya karena menurut Marina percuma saja karena dia sudah tahu kedepannya seperti apa dan wanita itu sudah terbiasa dengan sikap yang laki-laki berikan padanya.
Marina hanya berusaha untuk fokus dengan kebahagiannya dengan membesarkan putra nya tersebut dan juga mencoba untuk memaafkan masa lalu dan menata kehidupannya kedepan.
Baginya kebahagian anaknya lebih penting untuk saat ini.

Maaf untuk ceritanya yang menggantung selama setahun lebih, jujur saja saya udah gak punya ide lagi untuk kelanjutannya seperti apa, jika ada kelanjutan untuk nasib Marina ini saya akan mencoba melanjutkannya.
Jika tidak ya... mungkin sampai disini saja jalan cerita nya
Buat yang masih setia menunggu ceeita ini makasih banyak untuk kalian karena saya hopeless bakal ada yg masih nungguin.

stay healthy and bye....

Love, MarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang