Ch.3----Rumah

5.7K 638 6
                                    

Seperti biasa Ren bangun di pagi-pagi sekali dan menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Yuji. Tak terasa hampir sebulan ia tinggal di apartemen itu. Yuji membayar hutangnya dengan membiayai kebutuhan Ren dan biaya sekolahnya. Ia mulai serius mencari pekerjaan yang lebih baik. Saat ini, ia bekerja di cafe tempat Ren bekerja. Ia menghentikan semua kegiatan malamnya. Kadang ia akan bekerja part time jika ia sedang libur. Kadang ia bingung dengan dirinya sendiri. Mengapa ia harus berusaha begitu keras untuk Ren.

"Yuji-san.. Bangunlah. Sarapan sudah siap"Ujar Ren
"Ng... Kau akan berangkat sekarang?"tanya Yuji sambil menguap lebar. Ia masih meringkuk dibalik selimutnya di sofa.
"Ya." Jawab Ren singkat.
"Aku akan tidur di kasur... Kau tidak keberatan?" Tanya Yuji
"Tidak. Itu kasurmu Yuji-san, jangan meminta izin padaku" ujar Ren Ketus.
Hari itu perasaan Ren sangat buruk. Setiap kata-kata yang keluar dari mulutnya tidak menyenangkan bagi orang yang mendengarkannya. Ia gelisah sepanjang malam dan tak bisa tidur sama sekali. Ia merenung, dan terlihat enggan membuka pintu.
"Kau ingin aku mengantarmu Hachiko?"Tanya Yuji memperhatikan tingkah aneh Ren.
"Hah?! Aku Ren! Mengantarku dengan berjalan kaki? Kau tidak perlu repot-repot Yuji-san"Ujar Ren kesal.
Ia langsung saja melesat keluar dan menutup pintu. Udara setelah Ren menutup pintunya membuat Yuji mengosok-gosok hidungnya
"Apa hidungku sedang bermasalah?"Gumam Yuji.
Kebetulan ini hari liburnya. Ia sudah berencana akan tidur sepanjang hari, karena ia kelelahan. Ia membatalkan niatnya untuk pergi ke tempat part time hari itu. Ia menghabiskan sarapannya dan segera menuju ke kamarnya, lebih tepatnya saat ini menjadi kamar Ren.
"Aku bisa tidur di kasur hari ini"Ujar Yuji sambil menggaruk-garuk kepalanya.
Ia menghempaskan tubuhnya ke atas kasur.
"Hng? Bau Hachiko... Agak...
Nah, lupakan! Aku sudah lama tidak tidur di kasur... Harusnya aku menikmati nyamannya kasurku ini" ia terlelap begitu saja.
°
°
°
"Toujou!"
Ren berbalik. Rupanya homeroom teachernya sedang memanggilnya.
"Ada apa Asami Sensei?"Tanya Ren
"Ng... Bisakah kau ikut aku sebentar?"Tanya wanita itu
"T-tapi.. Periode pertama akan segera dimulai...
"Aku sudah minta Izin pada Seki sensei.
"Baiklah sensei."
Perasaan Ren tidak enak. Mungkinkah orang rumah mengeceknya hingga ke sekolah. Ia malah berpikir orang-orang itu tidak menyangka Ren akan kembali ke sekolah.
Asami sensei membuka pintu ruang UKS dan mempersilahkan Ren masuk kemudian menutup pintunya.
"Sensei... "Ren terheran-heran. Apa hal penting yang ingin dibicarakan Asami sensei sampai harus membawanya ke UKS.
"Duduklah Toujou"
Ren mengambil salah satu kursi dan kini duduk berhadapan dengan Asami Sensei.

"Bagaimana perasaanmu hari ini?"Tanya Asami sensei memulai percakapan
"Aku baik-baik saja..."
"Ng... Yang akan kubicarakan mungkin akan sedikit membuatmu.. Terkejut, namun aku tetap harus tetap memberitahumu... Kau siap mendengarnya?"Tanya Asami sensei.
Ren hanya mengangguk. Wanita itu mengeluarkan sebuah amplop besar berwarna putih dengan logo sebuah rumah sakit terbesar di daerah itu.
"Kau menjalani tes klasifikasi gender beberapa waktu yang lalu bukan?"Asami sensei kembali bertanya padanya
"Ya..
"Hasilnya sudah keluar."Asami sensei menyodorkan amplop besar itu kepada Ren.
"Bukalah"Ujarnya lagi
Ren perlahan membuka amplop itu. Di dalamnya sudah ada beberapa kotak obat, namun ia sendiri tidak tahu obat apa itu. Ia mengeluarkan sebuah surat dari dalam amplop itu. Ren membacanya dengan hati-hati. Beberapa saat Kemudian ia melipat kembali surat itu dan memasukannya ke amplop. Kali ini ia menatap Asami sensei.

"Sensei... "Ujarnya pelan
"Benar sekali Toujou... Kau seorang Omega."
Ren masih membeku.
"Baiklah Toujou. Aku juga seorang Omega, jadi akan kujelaskan sedikit apa yang harus kau lakukan mulai dari sekarang."
Saat ini otak Ren sedang berpikir keras. Bagaimana ia bisa menjadi seorang omega ketika kedua orang tuanya adalah Alpha.
"Kau belum mengalami Heat pertamamu bukan"Tanya Asami Sensei.
"Y-Ya"Wajah Ren agak memerah. Ia selalu mengikuti pelajarannya dengan baik. Dan ia sangat paham apa itu heat.
Heat sendiri seperti masa kawin, dimana para Omega siap dibuahi oleh Alpha maupun Beta.

YOU ARE THE BLUE SUMMERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang