Ch. 24 ---- Side Story 1

3.3K 367 8
                                    

Malam itu suasana di rumah Ren cukup ramai. Makan malam itu justru berubah jadi pesta kecil-kecilan.
"Kazuomi bilang ia tidak bisa datang. Arima-kun sedang demam"ujar Seiji pelan
"Kasihan...  Padahal aku merindukan bocah itu"ujar Ren. 
Arima adalah anak pertama Kazuomi, adik laki-laki Seiji.
"Bagaimana jika kita punya satu lagi seperti Arima?"Ujar Seiji sembari menciumi kening Ren
"Mengurus 4 orang saja aku sudah tak kuat"Ujar Ren
"4?" tanya Seiji kebingungan
"Ya. Kau,  Hikaru, Hikari dan Aoi"Ujar Ren kemudian meninggalkan Seiji dan menghampiri Shin dan yang lainnya.
"Kau juga masuk dalam hitungan nii-san"Ujar Minoru sambil tertawa.
"Hei!  Keita!  Kapan kau akan menikah?"tanya Yuji yang sedang mabuk pada adik seiji yang ketiga, keitaro.
"Entahlah...  Lebih mudah hidup sendiri,  kurasa" Ujar Keitaro sembari meneguk birnya.

"Tidak!  Kau harus segera menikah! Kau bisa segera ... Kau tahu mem-mmpfh"kata-kata Yuji terhenti begitu saja
"M-maaf Keitaro-kun... Ia sudah sangat mabuk"Ujar Shin yang sedang menutupi mulut Yuji dan melihat Keitaro dengan wajah bersalah.
"Shin... Shin.. Peluk"ujar Yuji lagi
"Ia buruk sekali jika sudah mabuk"Ujar Minoru.
"Mengerikan... Apa ia tak sadar dengan usianya"Ujar Hikaru
"Oi Hikaru..."
"Ya"
"Perjaka dilarang bicara!"Ujar Yuji lagi sembari menunjuk ke arah Hikaru
Wajah Hikaru memerah dan menatap Yuji dengan kesal.
"M-maaf Hikaru... "Ujar Shin pelan
Hikaru menoleh ke arah Shin sambil menggeleng namun kemudian ia tertawa karena Yuji tiba-tiba tertidur begitu saja. Ruangan itu pun mulai dipenuhi dengan suara tawa.

Ren mengusap rambut Aoi yang tidur dipangkuannya.
Hari ini Aoi enggan melepasnya. Ia terus menempel pada Ren.
"Aoi...  Ingin tidur sekarang?"tanya Ren pelan sembari mengusap rambut anak itu
Seiji yang duduk disamping keduanya pun berbaring sembari meletakkan kepalanya dipunggung kecil Aoi.
"Papa... Berat!"ujar Aoi kesal
"Seiji-san... Jangan mengganggunya"ujar Ren
"Mengapa kau tidak pergi mengerjakan PRmu bersama Natsu-chan saja?"tanya Seiji
Aoi tidak menjawabnya. Ia hanya tertidur sembari memeluk pinggang Ren.
"Aoi?"tanya Seiji lagi.
"Ia cepat sekali tertidur"Ujar Ren pelan.
"Ia mirip sekali denganmu Ren...  Bahkan sampai tidur saja seperti itu"Ujar Shin
"Ya... Saking miripnya...Ia bahkan memilih klub kyudo untuk ekskulnya."Ujar Ren
"Benarkah? pasti banyak gadis yang akan mengejarnya"Ujar Shin sembari tertawa
"Ya... Namun, aku berharap ia tidak akan mengalami apa yang sudah kualami... "Ujar Ren pelan sembari menepuk pelan punggung Aoi.
"Ren..."ujar Seiji pelan
"Aoi.. Bangunlah...  Tidurlah di kamar"ujar Ren
"Hng... "
"Kemarilah"ujar Seiji sembari menggendong Aoi dan membawanya ke kamarnya.
"Haha... Apa ia masih sering digendong seperti itu? "Tanya Shin
"Ya... Ia yang termuda,  jadi semua orang selalu memanjakannya"ujar Ren.

"Hikaru... Kau juga tidurlah"Ujar Ren.
"Baiklah"Ujar Hikaru pelan
"Aku juga" Ujar Keitaro
Begitupun Minoru yang akhirnya masuk ke kamarnya setelah membereskan piring dan gelas yang berserakan.
"Kau ingin bicara sesuatu?"tanya Shin ketika ia dan Ren sedang mencuci piring-piring kotor di dapur.
"Ya... tentang Aoi..."Ujar Ren pelan
"Maaf nii-san... Aoi tidak pernah seperti itu sebelumnya"ujar Ren lagi
"Mungkin ia sedang kesal, karena Natsu terus mengikutinya"Ujar Shin
"Benar juga..." Pikir Ren Sejenak namun kemudian ia menggelengkan kepalanya.
"Ren?"
"Kurasa bukan karena Natsu, nii-san... Sepertinya ia marah padamu karena kau memeluk Hikaru sore ini"Ujar Ren
"Biarkan saja Ren... Anak-anak selalu seperti itu"Ujar Shin
"Y-ya"Jawab Ren pelan dengan agak kecewa.

"Bicaralah dengan Aoi baik-baik. Ia pasti mau mendengarkanmu"Ujar Shin pelan
"Aku akan berusaha..." Ujar Ren
"Ren...apa kau begitu khawatir?"Ujar Shin saat ia melihat wajah Ren yang sepertinya masih belum puas dengan masukkan darinya.
"Ren...jangan berpikiran yang tidak-tidak. Percayalah Aoi pasti akan mendengarkanmu"Ujar Shin
"Aku tidak tahu nii-san...aku hanya...aku sangat terkejut saat melihatnya sore ini."Ujar Ren kesal
"Ren...apa aku yang harus bicara dengannya?"tanya Shin pelan
Ren menarik nafasnya kemudian kembali menghembuskannya perlahan.
"Aku yang akan bicara dengannya nii-san... ini sudah  malam...beristirahatlah nii-san"Ujar Ren sembari mengeringkan tangannya dan meninggalkan Shin.
.

YOU ARE THE BLUE SUMMERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang