Ch.9----Decision

6K 600 18
                                    

Sudah hampir seminggu lebih sang ibu melarang siapapun membukakan pintu untuk Ren. Anzu dan seorang pelayan wanita yang terlihat masih sangat muda, Ayase,  bertugas untuk mengurusi makanan Ren.

"Aku kasihan pada tuan muda, mengapa ia harus diperlakukan seperti ini. Bukankah baik untuknya,saat ada yang benar-benar mencintainya?"Ujar Ayase

"...saat tuan besar sedang tidak ada di rumah ini, situasi saat ini sangat tidak mendukung Toujou-sama" Ujar Anzu
"Mengapa Nyonya terlihat seperti ibu tiri Toujou-sama" Ayase terlihat sedih.
"Ayase..jangan bicara apapun lagi...kau akan ditendang keluar dari rumah ini.."Ujar Anzu.
Ayase hanya menunduk. Ia mengikuti Anzu dari belakang tanpa banyak bicara. 

Anzu mengetuk pintu gudang tempat Ren berada.

"Toujou-sama, aku membawa sarapan anda"Ujar Anzu pelan

Anzu mengetuk berkali-kali namun tak ada jawaban.

"Toujou-sama?" Tanya Anzu nadanya mulai panik

"A-Anzu san, Jangan-jangan Toujou-sama...

"Tunggulah di sini. Aku akan mengambil kunci gudang..." Ujar Anzu sambil menyerahkan nampan berisi makanan pada Ayase.

Selang beberapa menit Anzu pun kembali. Saat itu sang ibu sedang tidak di rumah, dan Shin pergi ke sekolah seperti biasa. Anzu dan beberapa pelayan yang mengikutinya segera membuka pintu gudang. Hal yang tak terduga terjadi tepat di hadapan mereka. Ren sedang mengirisi pergelangan tangan kirinya dengan Kaca.

Anzu segera menendang pecahan kaca di tangan Ren dan menutupi lukanya. Ren tidak berdaya. 

"Kita harus segera membawa Toujou-sama ke rumah sakit" Ujar seorang pelayan

Anzu dengan sigap menggendongnya dan membawanya menuju ke mobil.

.

.

.
Malam itu, Seiji memasuki sebuah ruangan. Ia memeluk bahu ibunya. Wanita paruh baya itu tengah duduk dikursi sembari menatap Ren yang masih tertidur pulas dengan tatapan kosong.
"Istirahatlah bu, aku akan menjaganya"Ujar Seiji pelan
Sang ibu mengangguk pelan.
"Maafkan aku" Ujar Seiji.
"Aku senang ia tidak apa-apa. Jangan menyalahkan dirimu... Kau tidak bisa menghindari takdirmu." Ujar sang ibu sambil mengusap pipi Seiji. Wanita itu Kemudian keluar meninggalkan ruangan itu.
Seiji termenung. Ia mengingat kembali peristiwa pagi ini.

***
Ayah Ren masuk ke dalam kantor polisi dengan tergesa-gesa. Dengan mudahnya Seiji dibebaskan dari kurungan pagi itu.
"Cepat masuk"Ujar Sang ayah memerintahkan Seiji segera masuk ke dalam mobil.
Seiji hanya menurut. Ia tidak tidak tahu apa yang sedang terjadi.

Beberapa saat kemudian, mereka tiba di rumah sakit terbesar di daerah itu. Jantung Seiji berdegub kencang.
"A-apa yang sedang terjadi, Ichigami-san?"Tanya Seiji
Sang ayah tidak menjawabnya. Ia terus melangkah dan akhirnya berhenti di salah satu kamar.
"Kau bilang akan bertanggung jawab bukan? Usia kandungannya sudah memasuki minggu kedua dan kondisi mentalnya kurang stabil..."Ujar Sang Ayah sembari menunduk. Ia sepertinya terganggu akan sesuatu.

"I-chigami-san?"Tanya Seiji
"Menjauhlah sementara dari keluarga Ichigami...Mereka hampir saja membunuhnya..."Ujar sang ayah sambil menyentuh pergelangan tangan Ren.
"Aku akan melindunginya. Terima kasih sudah mempercayakan Ren padaku" Ujar Seiji sambil menunduk
Sang Ayah menepuk bahu Seiji.
"Terima kasih...Aku harus pergi sekarang. Aku akan mengunjungi kalian"Ujar sang ayah.
***

Anzu masuk ke dalam kamar tempat Ren dirawat.
"Tuan, aku membawa pakaian Toujou-sama" Ujar Anzu sambil menunduk
"Terima Kasih" Seiji menerima koper besar berisi pakaian.
"Tuan..?"
"Apa terjadi sesuatu? Mengapa ibunya harus mengurungnya di gudang?" Tanya Seiji.
Anzu terdiam. Ia bimbang bagaimana ia harus menceritakannya. Ia hanya menunduk.
"Maaf Tuan, akan lebih baik jika tuan mendengarkannya langsung dari Toujou-sama"

YOU ARE THE BLUE SUMMERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang