Sekolah

26.6K 558 8
                                    

-Cinta-

Pagi ini aku berangkat di antar oleh sopir papa ke sekolah,Pak Slamet namanya.

"Terimakasih ya pak aku masuk dulu"
Kataku ketika turun dari Mercy hitan milik Om Andre.

Pak slamet tersenyum lalu meninggalkanku di depan gerbang megah "Sekolah Internasional Pelita Bangsa"

Ketika memasuki pekarangan sekolah aku sudah di sambut oleh beberapa petugas sekolah yang ramah dan selalu tersenyum.

"Hidup baru ku akan di mulai hari ini" fikir ku senang.

Ngak akan ada lagi yang mengataiku anak jalang,anak pelacuran dan membully ku setiap hari di sekolah.
Sepertinya hidup ku akan lebih baik lagi mulai sekarang.

***

Sama seperti sekolah lainnya sekolah baru ku ini juga melakukan sambutan untuk para murid barunya.

Aku melihat Steven ada di salah satu barisan kakak kelas.Aku sangat yakin dia tidak akan mau menyapaku apalagi sejak perjumpaan pertama kami tadi malam itu membuat ku kaget karena sikap kasarnya.

Beberapa kakak kelas meminta kami menari dan menyanyi bahkan beberapa mengerjaiku berkali-kali
Tapi buat ku ini ngak seberapa di banding kekerasan Fisik yang dilakukan teman-teman sekolah ku dulu.

Ketika beberapa murid berkumpul saat makan siang bersama aku memilih menyendiri,tidak mau berkomunikasi dengan mereka karena takut mereka bertanya tentang asal usulku atau lainnya yang tidak ingin ku jawab,biarlah aku hanyalah aku seorang...tanpa harus orang lain tau aku siapa dan anak siapa.

Seorang gadis bernama Lucy tiba-tiba saja datang menghampiri tempat duduk kosong di depan mejaku.dia adalah siswi yang duduk di sebelahku saat di kelas tadi.

"Boleh gw duduk di sini?"Tanya Lucy sambil tersenyum.

Aku mengganggukan kepala menjawab pertanyaannya,dan seketika itu juga dia duduk di kursi depan ku.
Kami berdua makan tanpa banyak bicara,mungkin karena masih sama-sama canggung dengan teman baru.

***

Sepulang sekolah aku berjalan sendirian di trotoar menuju halte Transjakarta.
Tadi pagi pak slamet memberitahuku bagaimana caranya pulang ke rumah jika Steven masih ada kelas dan kami tidak pulang bersama.

Aku rasa meskipun tidak ada kelas Steven tidak akan pernah mau mengajak ku pulang bersama karena sejak hari pertama melihat ku saja dia sudah melihatku dengan tatapan marah sekaligus jijik.

Papa memberikan ku sebuah ponsel keluaran terbaru dan sebuah kartu ATM atas namaku,dan sejumlah uang saku yang cukup banyak buat seorang anak SMA sepertiku.
Dia seolah sudah mempersiapkan segalanya dengan baik,bahkan pakaian dan semua kebutuhan ku kecuali pembalut yaa..

Betapa bahagianya Cintya anak gadisnya itu dan juga Steven anak laki-laki mereka.

Papa sedikit bercerita tentang keluarganya tadi malam saat kami makan bersama.
Tapi aku tidak mau menanyakan apapun karena takut membuatnya sedih.

Aku tidak mau boros dengan semua uang pemberian Papa takut nanti aku tidak bisa membeli keperluanku sendiri,
Aku memilih naik angkot,bus atau malah ojol untuk berangkat dan pulang sekolah karena selama ini sudah terbiasa sendiri.

Aku melihat mobil honda jazz merah milik Steven melintas di depanku,dia pulang sendirian sepertinya.
Dan sesuai dugaan ku dia tidak mencariku untuk pulang bersama.

***

Hari pertama masuk sekolah ketika pulang sendiri aku sampai di rumah pukul 3 sore padahal kami pulang sekolah jam 12 siang.yaaa...wajar aja sih karena aku naik Transjakarta yang banyak transitnya dan beberapa kali sempat nyasar juga.

CINTA [21+] CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang