Ari merasa kesal dengan Fakhry. Dari tadi pak suami itu, mengikuti semua kegiatannya dengan mata. Maksudnya, fakhry hanya melihat semua yang dilakukan oleh Ari. Tanpa ada niat membantu ataupun merecokinya.
Senyuman pun terus menghiasi wajah tampannya. Tampan?, Ya suami Ari memang tampan hingga dengan tatapanjya saja bisa membuat Ari salah tingkah.
"Bang, Ari bisa minta tolong nggak?" Tanya Ari memecah keheningan pagi mereka,
"Tolongin apa? " Fakhry dengan semangat mendekat
" Tolong matanya dikondisikan, lebih baik abang melakukan apapun yang bermanfaat daripada duduk melototi Ari" ujar Ari kesal
"Abang enggak melotot kok, Abang cuma sedang menyukuri nikmat Allah SWT berwujud bidadari cantik yang sedang berdiri didalam dapur Abang ini"
" Gombal, makan apaan sih? Kok mulutnya lemes banget" Ari tak bisa menahan senyumnya. Ia melirik fakhry yang juga sedang menggoda dengan tatapan
" Alhamdulillah Abang selalu makan, makanan yang dimasak oleh wanita cantik yang tinggal dirumah abang, masak di dapur Abang, tidur pun dirancang Abang"
" Udah ah, nih sarapan dulu ntar kebanyakan gombal telat kekantor lagi"
Ari menghidangkan sepiring roti isi dengan secangkir kopi"" Roti sayur ya? Enggak ada nasi dek?" Tanya Fakhry penuh harap
"Ada, tapi nasinya nantikan siang aja, kurangi makan nasi ya" bujuk Ari
" Enggak kenyang Ri," rengek fakhry
" Ari udah bekalkan nasi, nanti kalo lapar makan aja lagi. Tapi Ari minta Abang sarapan apa yang Ari buat ya" bujuk Ari dengan wajah memohon. Ia hanya ingin. Mengatur pola makan suaminya.
Selama mengenal fakhry, ia tahu pria itu sangat tergantung dengan nasi dan paling suka makanan berlemak. Karena itu ia sangat cocok tinggal di Padang. Dan satu lagi, Fakhry paling susah disuruh makan sayur. Ia akan mencari berbagai cara untuk menyingkirkan berbagai jenis daun hijau itu dari piringnya.
Dan Ari sangat ingin merubah itu. Selain untuk kesehatan, juga biar ia tak terlalu repot memikirkan masakan yang berbeda untuknya dan fakhry. Jadi mumpung moodnya sedang baik, ia akan memaksa fakhry untuk memakan roti isi sayur yang telah dibuatnya.
"Abang makan nasi aja ya, biar nanti enggak perlu makan lagi"
"Abang enggak mau makan makan masakan Ari? Apa sayur yang Ari buat enggak enaknya sampai-sampai Abang buat alasan untuk enggak memakannya"
"Buka Enggak enak, tapi emang abangnya kurang sayur"
"Ari pengen Abang makan sayur, biar selera kita enggak jauh bedanya"
"Nih, Abang makan. Tapi jangan sering-sering ya" pinta Fakhry yang di anggukkan Ari semangat. Yang penting sekarang suaminya mau makan masakannya
"Gimana? Enak?"
"Rasanya bayam, ini ada dagingnya?"
"Spesial untuk Abang, pake daging giling. Biar Abang suka"
Fakhry tak bisa berkata-kata. selain karena rasa makannya yang enak, sikap manis Ari yang menjadi poin pentingnya telah meluluhkannya.
😘😘😘
Teh eis sedang bersama dua orang laki-laki saat Ari datang kerumahnya. Sebenarnya Ari hanya ingin memberikan roti isi yang tadi dibuatnya.
"Assalamualaikum teh, lagi sibuk ya? Tadi Ari buat banyak, jadi daripada mubazir mending ditinggal untuk amira"
"Waalaikumsalam. masuk dulu Di, ibu rumah tangga kaya teteh emang bisa sibuk apa kalau anak dan suami udah aktivitas diluar. Ini apaan lagi, sering banget ninggalin makanan untuk amira, teteh jadi enggak enak" canda teh eis
KAMU SEDANG MEMBACA
Harapan Cintaku
Romanceariana tak pernah menyangka ia akan menikah dengan teman sahabatnya, disaat ia telah bertunangan dengan pria yang di cintainya. selain pasangan hidup nya yang berubah, ia juga harus merubah hatinya untuk mempertahankan rumah tangga nya.