Ariana mengamati apapun yang ditangkap Indra penglihatannya saat ia telah berada didalam sebuah unit apartemen. Warna kuning lemon membuat suasana ruangan terkesan ceria.
Dari tempatnya berdiri yang masih didepan pintu. Ia dapat melihat dua pintu yang berjejer dengan jarak ujung ke ujung. Ruang tamu yang bersatu dengan ruang makan. Ruangan ini bahkan lebih sempit dari rumah kontrakannya bersama Fanny saat masih di Padang.
"Maaf ya Ri, apartmentnya kecil dan belum rapi ya" sesal Fakhry melihat ruangan yang hanya berisi perabotan standar .
"Itu apa isinya bang?" Tanya Ariana menunjuk tumpukan kardus di sudut ruangan tamu
"Oh, itu barang Abang yang dari Padang. Isinya cuma buku-buku dan dokumen yang menyangkut pekerjaan" Fakhry mendekati sofa yang masih ditutupi kain yang melindunginya dari debu
"Pelan-pelan bukannya bang, "
"Kenapa?"
" Biar debunya enggak beterbangan dan ngotorin sofa dan lantai juga"
" Iya, harusnya kita jangan check out dulu dari hotel. Dan nyari orang untuk membersihkan apartement ini dulu" lagi-lagi Fakhry menghela nafas berat saat ia menatap ruangan kamar utama yang juga hanya berisi ranjang, lemari juga meja rias.
"Mubazir kali lah bang, biaya inap sehari berapa belum lagi ditambah bayar jasa kebersihan ini" protes Ariana.
"Insyaallah Abang bisa bayarnya kok, Abang tak mau kamu capek-capek. Apalagi bentar lagi abang harus ke kantor yang baru untuk melapor"
" Insya Allah Ari bisa kok. Lagian unitnya kan enggak besar jadi masih bisa lah Ari handel"
"Abang telpon arang buat bantu ya" pujuk Fakhry
" Enggak usah. Itu malah bisa buat Ari enggak nyaman. Baiknya sekarang Abang jalan dulu deh. Nanti telat lagi "
" Kamu yakin bisa sendiri?" Tanya Fakhry masih tak tega.
Sedangkan Ariana menganggukkan kepalanya dengan senyum tipis. Ia berusaha menyakinkan Fakhry.
" Ada yang kamu butuhkan?" Tanya Fakhry,
Ariana melihat-lihat isi dapur yang rapi juga kesudut yang merupakan kamar mandi. Disana ia mendapati sebuah sapu, kain pel juga beberapa bahan dan alat pembersih yang akan dibutuhkannya.
@@@
Fakhry meninggalkan Ariana di apartemennya. Sebenarnya ia tak tega untuk meninggikan istrinya itu sendirian. Namun saat ini ia memang harus pergi, dari kemarin ia telah di wanti-wanti oleh pak Agus direktur kantor cabang tempatnya kerja terdahulu untuk segera ke kantor pusat saat ia telah sampai di Bandung.
Dan disinilah ia saat ini berada. Lantai sepuluh, sebuah gedung perkantoran di jalan Gatot Subroto. Lebih tepatnya, saat ini Fakhry tengah berada di hadapan direktur operasional perusahaan tempatnya bekerja.
Setelah mengetahui wewenang dan tanggungjawab, serta hak dan kewajibannya sebagai manager keuangan di kantor pusat. Fakhri akhirnya menandatangani dokumen-dokumen terkait pengalihan jabatan antara ia dan manager lama yang memilih resign demi keluarganya.
" Ini mobil yang bisa kamu gunakan sehari-hari. Kamu juga bisa menggunakan apartemen di..."
" Aku bisa tinggal ditempat ku sendiri kok" tolak Fakhry sedikit ngotot. Sedari tadi ia hanya menerima semua fasilitas yang disediakan untuknya. Namun tidak untuk rumah
" Dimana? Dirumah ibu? Nggak ke jauhan dari rumah ibu kesini? Mas tak mau kamu beralasan jarak jika ada masalah kedepannya" tanya zhaky mulai tegas kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harapan Cintaku
Romantizmariana tak pernah menyangka ia akan menikah dengan teman sahabatnya, disaat ia telah bertunangan dengan pria yang di cintainya. selain pasangan hidup nya yang berubah, ia juga harus merubah hatinya untuk mempertahankan rumah tangga nya.