Ari sedang menunggu pintu lift terbuka saat ia mendengar teriakan Amira memanggil namanya.
"assalamualaikum, Tante Ari" sapa Amira yang baru pulang sekolah bersama uminya gadis cilik itu mendekat dan mencium punggung tangan Ari
"Waalaikumsalam, hai Soleha. Udah pulang sekolahnya?" Ari mengelus kepala yang berbalut jilbab putih
"Iya nte, Amira jarang bisa ketemu Tante. Padahal Mira mau buat kue bareng Tante" adu Amira lucu, memancing tawa dua orang dewasa didekatnya
" maaf sayang, belakang ini Tante lagi sibuk ngurusin orang tua Tante yg sedang sakit. Jadi Tante jarang ada dirumah" jelas Ari
" Oh orang tua Tante sakit apa? " Amira mengerutkan keningnya ia tak menghiraukan uminya yang juga ikut prihatin mendengar kabar orang tua Ari.
"Innalilahi, apa dirawat?"
" Sakit hipertensi, udah pulang Minggu lalu teh, sekarang masa pemilihannya aja dirumah" jawab Ari,
Ari melihat sosok fakhry yang datang menghampirinya. Masih setengah jam lagi jam istirahat siang, namun fakhry telah sampai di rumah.
Bersamaan pintu lift terbuka, fakhry out melangkah mengiringi istrinya masuk setelah Amira dan uminya
"Assalamualaikum, " sapa Fakhry"Waalaikumsalam, Abang pulang cepat" jawab Ari, ia mengambil tangan fakhry dan menciumnya. Tak pelak hal itu juga diikuti oleh Amira yang juga ikut mencium tangan fakhry
" Iya, hai Amira" sapa fakhry pada gadis kecil yang wajahnya memerah malu disapa pria dewasa yang tak dikenalnya. Fakhry menatap Ari dan Amira bergantian dan tersenyum menyadari kesamaan dua wanita beda usia itu. Yakni cepat merona. Ia berharap jika ia dan Ari segera memiliki anak yang lucu dan manis seperti amira
"Teh eis, kenalkan ini suami Ari"
" Lisa" Lisa menangkup kedua tangannya di dada sebagai salam
"Fakhry, " balas fakhry dengan melakukan hal yang sama. Setelah itu, fakhry lebih memilih sibuk bertanya pada Amira yang semangat menjawab.
Fakhry mengikuti Ari memasuki unit apartemen mereka setelah berpamitan pada Amira dan teh eis.
" Ari dari mana tadi?" Tanya fakhry saat sang istri mendekati nya dengan segelas air putih ditangannya
" Minimarket depan. Beli es krim sama roti dan biskuit" Ari mendudukkan tubuhnya disamping fakhry. Pria itu dengan sigap melepas jilbab dan mengusap keringat yang ada di dahi Ari. Tentu saja selain karena sayang dan cinta, ia ingin melihat rona merah wajah Ariana yang selalu membuatnya senang dan terpesona "Abang kok pulang cepat. Bisanya Jum'at gini Abang baru sampai rumah habis jum'atan" lanjutnya dengan suara lembut
"Abang kangen, makanya pulang dulu kerumah. Lagian Abang juga mau ajak Ari ke suatu tempat"
" Kemana?"
" Bu Diana masuk rumah sakit. Jadi, Abang ingin mengajak Ari untuk menjenguknya. Sekalian Ari bisa kenalan dengan mas Zhaky" fakhry menggenggam tangan istrinya, ia menatap wajah bingung sang istri. Apa yang sedang ada dipikirannya saat ini?
" Harus sekarang ya bang?" Tanya Ari
"Kenapa? Ari tak ingin menemui masnya Abang? Ari tak nyaman dengan kondisi kita?" Tanya fakhry, ia sedikit kesal dengan reaksi Ari
" Jangan mikir kejauhan Abang, Ari cuma bingung harus bawa apa. Seharusnya memang dari dulu kita manjalang " Ari menghela nafas.
"Manjalang? Apa itu? Jenis makanan?" Tanya fakhry. Ia tahu arti dari 'manjalang' itu adalah menjelang. Tapi maksudnya ia tak tahu. Atau mungkin jenis makanan
KAMU SEDANG MEMBACA
Harapan Cintaku
Romanceariana tak pernah menyangka ia akan menikah dengan teman sahabatnya, disaat ia telah bertunangan dengan pria yang di cintainya. selain pasangan hidup nya yang berubah, ia juga harus merubah hatinya untuk mempertahankan rumah tangga nya.