26. pillow talk

8.8K 782 45
                                    

Ari sedang duduk bersandar dikepala  ranjang. Ia sedang menunggu fakhry yang masih dikamar mandi. Seperti biasa, sebelum tidur mereka akan bercerita tentang hari-hari yang telah dilalui.

"Tadi Ari ketemu dan Hendry" ucap Ari membuka pembicaraan.

Fakhry yang awalnya tenang langsung mendekati Ari untuk mendengar lebih jelas "siapa?"

"Da Hendry, anak Mak tuo"

" Tunangan kamu yang dulu?"

"Mantan Abang, kan Abang yang nikung di garis finis nya" goda Ari, ia merasa senang jika fakhry cemburu

"Mau apa lagi dia?" Tanya fakhry cuek, ia lebih memperhatikan motif selimut yang membungkus tubuh Ari

"Minta maaf, da Hendry meminta maaf dan menjelaskan kenapa ia tak datang malam itu" senyum Ari semakin lebar disambut dengan senyum setengah hati fakhry

"Jadi sekarang sudah selesai, Ari udah tau alasan dia dan Ari telah memaafkannya?" Tanya Fakhry mengubah menenangkan perasaannya yang tak karuan, saat melihat anggukan dari Ari ia melanjutkan ucapannya "sekarang apa yang akan Ari lakukan?"

"Dita bilang, kalau Mak tuo masih belum mau berbicara dengan da Hendry. Bahkan dalam Hendry masih dilarang pulang oleh pak tuo"

"Trus?"

"Ari hanya ingin mak tuo juga memaafkan dan Hendry. Ari pun ingin keluarga kami bisa seperti dulu, Mak tuo dan pak tuo selalu menghindar jika bertemu dengan mama dan papa"

Fakhry membaringkan tubuhnya dan menarik Ari untuk ikut berbaring bersisian

" Apa Ari memiliki keinginan untuk kembali padanya?"

Ari langsung duduk dan menatap fakhry sengit. Ada rasa kesal dihatinya saat Fakhry bertanya dengan ekspresi lemah " Ari kesal sama Abang, bisa-bisanya Abang berkata gitu setelah apa yang kita lakukan selama ini" Ari mencubit lengan atas Fakhry sekuat hatinya. Untuk sesaat ia tak mempedulikan jeritan kesakitan dari suaminya itu, ia hanya ingin meluapkan kekesalan hatinya.

"Aduh ri.. ampun... Sakit dek" ini pertama kalinya Ari melakukan kekerasan fisik padanya. Biasanya jika tak suka, atau kesal dengan sesuatu Ari cuma mengalah atau ia langsung mengatakan ketidak sukaannya tanpa ada aksi fisik seperti ini. Dan sekarang, fakhry dapat merasakan luapan emosi sang istri dari cubitannya yang panas, perih dan sungguh menyiksa.

"Ari cinta sama Abang, jangan pernah meragukan itu" bisik Ari lembut, membuat senyuman diwajah Fakhry kembang terlebih setelah sebuah ciuman didapatnya dipipihkan kiri dan kanan

"Makasih sayang udah cinta sama abang, Abang janji tak akan menanyakan itu lagi. Abang percaya sama Ari, lagian Abang enggak mau dicubit lagi"  Fakhry membuka kaos Dongker nya dengan hati-hati. Lengannya terasa perih sekali

" Maaf bang, Ari buat Abang luka gini. Sakit ya" ringis Ar saat melihat kulit lengan Fakhry yang memerah dengan sedikit benjolan. Ia rasa besok ini akan membiru

" Iya tak apa-apa, lagian Abang juga yang salah sih. Membangunkan singa tidur" goda Fakhry yang melihat wajah mendung Ari. Istri cantiknya itu sedang merasa bersalah saat ini

" Ari cuma tak suka dengan pertanyaan terselubung dan tak jelas gitu" Ari menatap Fakhry yang mengangguk mantap

" Oh iya, siang tadi Raisa kekantor Abang."

"Mau apalagi? Makan siang bareng lagi?" Tanya Ari, kemarin suaminya memang cerita jika ia keluar lunch dengan Raisa

" Abang kan puasa sayang. Mana mungkin Abang lunch. Ia ingin bertemu kamu" Fakhry pindah kesini sebelah ari

Harapan CintakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang