Ariana hanya bisa tersenyum tipis saat mamanya datang menghampirinya yang sedang duduk di kursi rias. Sedangkan sang mama memilih duduk dipinggiran ranjang yang telah dihiasi sedemikian rupa.Mama membelai selimut yang telah dibentuk sekuntum mawar sambil menatap wajah anak sulungnya dari cermin dihadapan mereka.
“anak mama cantik, pengantin tercantik yang pernah mama lihat” puji mama dengan mata berbinar
“mama juga cantik,” ujar ana lirih, seolah ada sumbatan di tenggorokan nya hingga membuatnya sulit untuk mengeluarkan suara
“maafkan mama ya,”
“seharusnya ana yang minta maaf ma, selama ini ana selalu merepotkan mama dan belum sempat untuk melakukan sesuatu untuk mama dan sekarang.... Dan sekarang... ana harus...” Ariana tak bisa menahan Isak tangisnya. Ia menyadari selama ini ia bukanlah anak yang berbakti pada orang tua bahkan ia lebih sering lalai dengan permintaan mereka.
“anak-anak mama adalah anak yang membanggakan untuk kami. Ana adalah anugerah terbesar untuk mama. Mama bahagia sekali saat hamil ana” mata tua itu seolah bisa melihat bayangan dirinya dimasa lalu dari pantulan cermin. “ ana ada tepat saat papa kamu luluh atas permintaan nenek mu”
Ariana tahu tentang permintaan itu. Hal yang ditentang papa selama sepuluh tahun pertama pernikahan mereka. Dan saat papa menerima desakan keluarga besar nya untuk menikah lagi karena mama tak kunjung hamil. Saat itulah Ariana hadir dirahim sang mama menjadi hal hadiah untuk kesabaran mama.
Juga menjadi landasan untuk papa agar lebih bersetia pada mama tanpa takut akan bakti pada orang tuanya lagi.
“terima kasih telah hadir dihidupkan mama” mama memeluk tubuh indah ana dengan segenap kasih sayang yang ia limpahkan.
“mama adalah ibu terbaik yang pernah ana tahu, terimakasih mama. Ana tak tahu lagi harus bilang apa ke mama. Karena walau gimanapun mengingkarinya mama adalah orang terbaik yang hadir dihidup ana. Keberuntungan, kegembiraan, kesenangan kami selama ini merupakan hasil dari usaha dan doa mama selama ini untuk kami” Ariana memutar tubuhnya dan balik mendekap tubuh sang ibu yang lumayan berisi.
Air mata jelas membasahi pipi kedua perempuan itu. Ariana menyadari,sebagai perempuan yang akan menikah, malam ini baktinya pada suaminya kelak harus lebih utama daripada bakti kepada ayah dan ibu. Namun tanpa doa dan ridho orang tuanya semua akan tetap sulit dan tanpa hikmah.
👨👨👧👧👨👨👧👧
“ih mama kok nangis sih,” Fanny yang baru masuk langsung menghampiri wanita paruh baya itu. Si mama yang sadar ada orang lain dikamar itu langsung mengusap wajahnya yang sembab.
Begitupun dengan Ariana yang dengan hati-hati juga ikut mengeringkan air mata yang telah jatuh di pipi. Beruntunglah dengan make-up waterproof yang diaplikasikan di wajahnya. Jadi walaupun tadi ditimpa badai air mata namun ia hanya perlu memperbaiki sedikit bedak untuk menutupi bekas tangisannya
“mama keluar dulu ya, Fanny temani ana disini” mama kembali tersenyum menatap wajah cantik anaknya sebelum keluar dari kamar pengantin yang telah dihiasi dengan warna pink dan biru muda.
“ ia ma, tenang ajja. Fanny akan tetap disini untuk menemani Ari sampai suara sah terdengar dari luar” ujar Fanny dengan senyum jumawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harapan Cintaku
Romanceariana tak pernah menyangka ia akan menikah dengan teman sahabatnya, disaat ia telah bertunangan dengan pria yang di cintainya. selain pasangan hidup nya yang berubah, ia juga harus merubah hatinya untuk mempertahankan rumah tangga nya.