" telat datang bulan,belum tentu hamil. Karena itu kamu harus segera mengecek nya" ujar Diana
"Karena itulah Ari bingung mbak, Ari takut dengan hasilnya. Bagaimana perasaan mbak saat tahu jika mbak sedang hamil?" ujar Ari sambil menatap Diana
Diana menghela nafas. Ia berdiam diri untuk sesaat sebelum pikirannya kembali ke masa lalu
"Sejujurnya awal tahu mbak hamil, mbak merasa senang. Karena memang itulah yang kami harapkan untuk mendapatkan restu ibu Ratih untuk menikah. Namun, mbak juga takut jika mas Zhaky hanya mempermainkan mbak. Karena hingga kehamilan mbak jalan dua bulan, belum ada tanda-tanda mas Zhaky untuk menikahi mbak. Hingga mbak stress dan mengalami flek, barulah kami menikah. Dan itu juga masih tanpa restu ibu Ratih" Diana kembali menarik nafas panjang dan menghembuskan nya perlahan. " Hingga mas Zhaky mengajak mbak bertemu ibu dan keluarganya, disana mbak sadar apa yang mbak dan mas Zhaky lakukan selama ini salah" air mata Diana kembali menganak sungai di pipinya saat mengingat kata-kata fakhry yang semakin dipikirkan nya semakin benar
" Insyaallah ibu akan merestui kita. Mbak harus sabar, juga harus terus berdoa" pujuk Ari. Ia yang tadi duduk di kursi langsung pindah ke sisi ranjang Diana. Menghapus air mata yang mengalir
" Sabar, selama ini mbak telah bersabar. Sepuluh tahun mbak dan mas Zhaky sabar menunggu restu ibu. Tapi tetap saja ini hasilnya, terlebih sekarang ibu bahkan tak ingin melihat mas Zhaky. Mbak merasa jahat karena telah membuat rusak keluarga mereka. Mbak harusnya menjauh dan tak mengharapkan mas Zhaky" curhat Diana.
Ari sadar mbak Diana dan mas Zhaky adalah orang yang baik, selama ini mereka hanya salah jalan untuk memperjuangkan cinta mereka. Tak adanya bimbingan agama dan masyarakat yang mulai menganggap bahwa zina adalah hal yang telah biasa, menjadikan mereka memilih jalan yang salah.
"Apa yang akan mbak lakukan saat ini?" Tanya Ari hati-hati
Diana menggelengkan kepalanya, inilah hal yang di pikirannya selama beberapa Minggu ini " mbak telah mencari tahu jika anak yang ada sebelum pernikahan, tak ada hak terhadap ayahnya. Jadi baik ada atau tidak adanya anak ini, mas Zhaky tak ada hak apapun terhadapnya"
"Mbak mau meninggalkan mas Zhaky dan menjauhkan dia dan anaknya?"
Diana menatap Ari seksama, sebenarnya memang itulah yang ingin dilakukannya. Ia lelah dengan semua peristiwa ini, ia hanya ingin ketenangan dan semenjak pernikahan mereka mereka malah lebih sering meributkan semua hal.
Ari menghela nafas, ia harus berpikir cepat untuk membuka pikiran Diana. Masalah ini memang masalah mereka berdua. namun, jika Diana masih berpikir begitu tetap saja pertengkaran bahkan perceraian akan mereka hadapi
" Tetapi anak ini tetap anak mas Zhaky, tetap mahram nya, tetap membutuhkan sosok ayah yang akan melindungi nya. Walau masih Zhaky tak berkewajiban untuk menafkahi nya namun ia pasti ingin memberikan yang terbaik untuk Anaknya"
"Apa yang harus mbak lakukan, semua terasa sulit bagi mbak"
" Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Untuk saat ini, mbak dan mas Zhaky untuk bertobat dan mendekat kepada Allah SWT. Ikhlas kan apa yang telah terjadi, jadikan pelajaran untuk kedepannya. Tapi, mbak harus jujur tentang isi hati mbak pada mas Zhaky. Dia suami mbak, dia berhak atas mbak. Diam dan menyimpan masalah hanya akan menambah masalah dan menyesakkan hati"
Zhaky dan Fakhry yang ada didepan pintu hanya bisa mendengar dengan pikiran yang berbeda. Zhaky yang merasa bersalah karena menjadi sumber masalah sedangkan Fakhry merasa bangga dengan pemikiran dewasa Ari.
"Kamu punya istri yang hebat," puji Zhaky tulus, ia kagum dengan cara pikir dan membujuk Ari
"Ariana memang mengagumkan, sekarang giliran mas yang bertindak. Mas telah mendengar apa yang dipikirkan oleh Bu Diana, semua karena keraguan dan tak terbukanya kalian berdua. Juga luruskan niat kalian untuk menikah"
"Apa maksudmu?"
" Apa niat Abang menikahi Diana?"
"Tentu saja karena mas cinta dengannya, kalau tidak bagaimana bisa kami menjalin hubungan selama bertahun-tahun bahkan tanpa restu ibu"
"Itu hanya tipuan setan. Saat belum menikah, perasaan cinta begitu menggebu hingga bisa melanggar semua hal aturan agama. Tapi setelah menikah setan akan melakukan segala cara agar tak ada ketenangan dan berakhir dengan perceraian. Luruskan niat, jadikan pernikahan menjadi ibadah untuk menggapai ridho Allah"
🌹🌹🌹
Setelah membereskan pakaian yang akan dibawa fakhry kedalam koper kecil. Ari duduk menunggu fakhry yang masih dikamar mandi.
Sore ini mereka menikmati waktu berdua sebelum nanti malam fakhry harus berangkat
" Bukankah ada yang harus di tes" Fakhry menggosok rambut basahnya dengan handuk
" Apa?"
" Yang kamu bicarakan dengan Bu Diana tadi, seharusnya tadi kita langsung ke obygin aja untuk mengeceknya" bisik Fakhry saat ia duduk disamping Ari
" Abang tau dari mana?"
"Insting suami yang mencintai istrinya sepenuh hati"
"Ari takut dengan hasilnya,"
"Apapun hasilnya saat ini, itu merupakan hal yang terbaik dari Allah SWT untuk kita sekarang"
Ari menatap Fakhry yang menyakinkan nya. Setelah mengambil testpack yang disimpannya dan dompet ia segera masuk ke kamar mandi.
Fakhry menunggu Ari dengan tak sabar. Ingin rasanya ia menerjang pintu ini dan langsung melihat hasilnya. Namun lagi-lagi ia tak sanggup untuk melakukannya. Perasaan dan tubuhnya terasa kaku.
Ari hanya bisa menangis sambil menggenggam benda kecil itu. Ia tak tahu bagaimana cara menyampaikan hasilnya pada Fakhry. Walaupun otaknya selalu menyakinkan ini yang terbaik, namun air mata terus saja keluar dan juga perasaan yang hancur yang dirasakannya
" Ari sayang kenapa?" Tanya fakhry yang telah berjongkok didepan istrinya yang menangis
" Maaf mas, Ari belum bisa hamil" ujarnya pedih, air mata kembali mengalir deras. Ia takut jika ia akan sulit hamil seperti ibunya
"Alhamdulillah..." Ujar Fakhry dengan senyuman.
💐💐💐
Alhamdulillah...
Lunas hutangku hari ini ya,..
Untuk yang pengen Ari hamil, testpack nya bilang harap coba lagi,..
Jadi saat ini ibu Ari belum juga hamil ya..Makasih atas semua atensinya
21 april 2019
selamat hari Kartini untuk semua wanita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harapan Cintaku
Romansaariana tak pernah menyangka ia akan menikah dengan teman sahabatnya, disaat ia telah bertunangan dengan pria yang di cintainya. selain pasangan hidup nya yang berubah, ia juga harus merubah hatinya untuk mempertahankan rumah tangga nya.