Step by Step

477 99 4
                                    

Sinb melemparkan tas nya kearah meja belajarnya kemudian ia menghempaskan tubuhnya keatas kasur miliknya. Entah kenapa ia bisa begitu kesal pada Jungkook, apa ia memiliki perasaan yang lebih untuk Jungkook yang bahkan hanya menganggap dirinya sebagai Ketua Kelas yang baik.

Sinb mengingat bagaimana dulu, ketika ia pertama masuk. Jungkook yang memberinya pangkat hati dalam jawaban soal matematika, Jungkook yang mengirimkan surat pantun satu titik dua koma, Jungkook yang berkata jika ia ingin menjadi dokter karena ingin menyembuhkan Sinb jika ia sakit, Jungkook yang mentraktirnya eskrim di taman hiburan, dan Jungkook yang menyelamatkannya dari truk yang lewat begitu saja. Semuanya tak lebih karena Jungkook ingin menjadi ketua kelas yang baik bagi Sinb sebagai anggota kelas baru.

Sinb menghela nafas, sungguh ia ingin mengetahui apa yang terjadi dengan perasaannya hari ini, tapi bahkan ia tak tahu harus bagaimana. Oke, Hwang Sinb akan menyerah untuk hal ini.

Kemudian ia melihat ponselnya, menampilkan sebuah pesan chat dari nomor yang tak dikenal.

2213636xxx

Maaf soal tadi, aku gak maksud buat bikin kamu kesel, aku cuma pengen lebih deket sama kamu.

Meskipun sang pengirim pesan tak mencantumkan namanya, tapi Sinb sudah tahu bahwa itu adalah Jeon Jungkook, pria yang baru saja mentraktirnya segelas Vanilla Latte dingin dan sekaligus membuat moodnya entah menghilang kemana.

"Jadi kamu gini, narik ulur perasaan aku ?" Gumam Sinb.

Dan baru saja Sinb sadar dengan apa yang diucapkannya. Menarik ulur perasaan ? Ah tidak mungkin ia memiliki perasaan khusus untuk Jungkook. Kenapa bisa ? Bahkan Sinb tak tahu.

Lalu Sinb keluar dari kamarnya, mencari sosok yang tadi pulang sekolah ia temui sedang menonton acara memasak di televisi. Dan benar saja, posisinya bahkan belum berubah. Ibu rumah tangga tersebut masih menikmati acara tersebut dengan secangkir teh manisnya.

"Bu,!" Panggilnya pada Nyonya Hwang.

"Eh, kenapa sayang ? Sini duduk." Kata Nyonya Hwang sambil menepuk sofa yang masih kosong disebelahnya. Lalu Sinb menghampiri Nyonya Hwang masih dengan seragam sekolah lengkapnya.

"Aku mau nanya." To the point Sinb yang membuat acara televisi itu terabaikan oleh Nyonya Hwang.

"Nanya apa sih ? Kayanya serius banget." Penasaran Nyonya Hwang pada putri sulungnya itu.

"Cara..mm"

"Cara apa ?"

"Caranya kalo.." Sinb tak melanjutkan kalimatnya, bahkan dalam hatinya sudah mengatakan hal yang akan ia tanyakan kepada ibunya, namun sulit sekali baginya untuk diungkapkan langsung oleh mulutnya.

"Ah iya, Cara bikin kue susah gak ?" Entah apa yang ada difikiran gadis itu hingga akhirnya menanyakan sebuah pertanyaan yang bukan tujuannya.

Nyonya Hwang mengerutkan alisnya, wanita separuh baya itu agak sedikit terkejut dengan pertanyaan anaknya, pasalnya seorang Sinb yang bahkan pergi ke dapur hanya untuk sekedar minum atau merebus mie instan itu tiba-tiba menanyakan cara membuat kue, dan itu membuat Nyonya Hwang terkikik geli.
"Tumben banget, nanti deh sore ibu ajarin."

Sinb yang terlihat canggung pun tersenyum kikuk menanggapi perkataan ibunya. Kemudian ia tergesa-gesa berpamitan untuk kembali pergi ke kamar.

"Kenapa aku tiba-tiba nanyain cara bikin kue, tsk padahal mau nanyain cara nebak kalo orang itu suka sama kita apa enggak, dasar aku!!" Sinb merutuki dirinya.

Sinb kembali menghempaskan tubuhnya keatas kasur, untuk hari ini sepertinya ia ingin terus berbaring seperti ini. Ternyata menyenangkan.

Lama-lama Sinb menyadari perkataan Jungkook, sepertinya memang benar kalau dirinya terlalu kaku untuk ukuran remaja sepertinya. Bahkan Sinb jarang sekali keluar di hari libur untuk sekedar berjalan-jalan atau keluar dari rumah.

Entahlah, Sepertinya perkataan Jungkook tadi akan membawa beberapa perubahan bagi hidup Sinb dan kesehariannya.


Moving on

Baru saja Jungkook memasuki kelasnya, Mingyu dan Eunwoo sudah duduk manis dibangku mereka masing-masing dengan wajah yang tak enak dipandang.

"Pada kenapa sih ? Gyu ? Woo ?" Tanya Jungkook ketika melihat Eunwoo dan Mingyu yang tak seperti biasanya.

"Besok kelas kita tanding basket di acara Pekan olahraga sekolah." Jawab Eunwoo.

"Terus ? Ada masalah ?"

Eunwoo dan Mingyu saling melirik satu sama lain. Entah harus menjawab atau tidak. Tapi pada akhirnya Jungkook akan mengetahuinya. Lalu Mingyu memberikan selembar kertas yang berisi bagan pertandingan. "Kita tanding lagi sama anak IPS 2." Jawab Mingyu pasrah.

Jungkook pun tertawa , "Jadi kalian takut ketemu sama mereka ?"

Eunwoo dan Mingyu menganggukan kepalanya.

"Lagian siapa suruh kalian jailin tuh si Hanbin. Pake gantungin celana dalamnya lagi."

Jadi ceritanya itu, dulu Mingyu putus sama Chaeyeon gara-gara yang namanya Kim Hanbin, tapi mereka kira Hanbin yang nama lengkapnya Choi Hanbin, anak tim basket mereka. Jadi pas Hanbin mandi abis latihan basket, Eunwoo bantuin Mingyu ngambil celana dalem nya Hanbin lalu mereka pajang diatas papan tulis dan ditulisin nama Hanbin, dan paginya langsung gempar. Padahal Hanbinnya bukan Hanbin anak IPS 2 tapi Hanbin sekolah tetangga. Dan gara-gara itu Mingyu sama Eunwoo suka dikeroyokon ciwi-ciwi temen kelas Hanbin, karena Hanbin itu salah satu aset yang harus dijaga temen sekelasnya.

Setelah semua siswa kelas itu memasuki ruangannya. Lalu Jungkook maju kedepan untuk menyampaikan pengumuman acara pekan olahraga tersebut.

"Besok ada acara pembukaan pekan olahraga, untuk basket acaranya besok, tenis meja lusa, futsal hari berikutnya. Untuk badminton dan renang akan diadakan minggu depan. Unjuk tangan kalian yang mau berpartisipasi." Kata Jungkook.

"Untuk tim basket dan futsal, karena kelas kita udah punya tim, jadi gimana kalo tim itu aja ?" Tanya Jungkook.

Para anggota kelas menyetujui usul Jungkook. Dan kimi tinggal cabang olahraga badminton, tenis meja dan renang belum ada yang mewakili.

"Aku ikut renang." Kata siswa bernama Hansol yang berambut pirang.

"Good Job Hansol, yang lainnya ?" Tanya Jungkook lagi.

"Aku sama Eunsob ikut tenis meja. Kebetulan kita sering ikut latihan di Klub komplek." Usul Youngjae.

"Wah kita punya atlet tenis meja ternyata." Puji Jungkook pada Eunsob dan Youngjae. "Tinggal Badminton. Tapi gak apa-apa kalau aku nyoba ?" Tanya Jungkook.

"Aku juga ikut." Usul seseorang yang membuat semua anggota kelas terkejut.

"Yakin ?"

"Iya. Aku mau ikut Badminton aja. Boleh kan teman-teman ?" Tanya Sinb sambil melirik teman-teman satu sekelasnya.

"Boleh dong!!!!" Ujar mereka.

Lalu Sinb tersenyum kikuk dan mendapati ekspresi Ha Na disebelahnya dengan mulut yang masih menganga. Dan Sinb hanya membalasnya dengan senyuman canggungnya. Sementara Jungkook seperti tersenyum penuh kemenangan.

"Semoga cara ini bisa mastiin gimana perasaan Jungkook yang sebenarnya." Batin Sinb.

BERSAMBUNG



maaf yaa, hanya ini yang bisa kuberikan pada kalian :)

Moving Onㅡ SINKOOKWhere stories live. Discover now