satu titik dua koma

817 152 60
                                    

"Waktunya istirahat, silahkan yang punya uang Jajan.. yang tidak punya uang tidak usah jajan." Begitulah kalimat penutup dari sang wali kelas ketika mata pelajarannya berakhir.



"Sinb.. mau ke Cafetaria ?" Tanya Ha Na.

"Tidak. Aku membawa bekal."

"Baiklah. Aku akan menemanimu disini." Kata Ha Na.

Sinb tersenyum canggung pada Ha Na. Pasalnya ia dapat melihat bahwa Ha Na adalah tipe orang yang cerewet sama seperti ibunya.

"Rumahmu dimana ? Dan mm kau pindahan darimana ?"

"Daerah dekat sini."

Ha Na menganggukan kepalanya tanda mengerti. Tapi maksud perkataan Sinb sekolahnya juga dekat daerah sini ? Entahlah.

"Oh ya aku akan memberitahumu beberapa hal yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan sekolah ini." Kata Ha Na.

"Aku sudah tahu seluruh tata tertib sekolah ini." Jawab Sinb.

"Bukan aturan tertulis seperti itu, ini sudah hukum alam bagi Sekolah ini." Kata Ha Na serius.

"Apa aku harus tahu ? semuanya ?" Tanya Sinb.

Ha Na mengangguk sebagai jawaban, kemudian ia semakin mendekatkan tubuhnya kearah Sinb sambil setengah berbisik.

"Pertama, disini ada sekelompok murid wanita yang menamai diri mereka "Saches" Jangan berani-berani berurusan dengan mereka. Kalau bisa kau jangan sampai mengenal mereka."

"Aku tidak tertarik." Kata Sinb.

"Baguslah. Lalu kedua, Jungkook. Mantan ketua osis yang tadi maju ke depan, jangan sampai kau memiliki perasaan padanya. Dia itu bisa dibilang hmm-- apa ya..?"

"Player." 

"Ah itu." Girang Ha Na.

"Benar-benar tak menarik." Kata Sinb.

"Lalu yang ketiga-"

"Kenapa banyak sekali ?" Protes Sinb.

"Ini yang terakhir.. dengarkan aku dulu. Banyak pembullian diam-diam yang terjadi di Sekolah ini, aku harap kau tak ingin kenal dengan korban bulli itu, aku takut kau akan jadi target yang selanjutnya."

"Tsk siapa yang membuat peraturan seperti itu ?"

"Hey ayolah Sinb, semua siswa disekolah ini sudah menjadikan ketiga poin tadi sebagai peraturan bagi mereka jika ingin tenang bersekolah disini." Jelas Ha Na.

"Apapun itu, aku tak peduli." Jawab Sinb sambil kembali membaca bukunya dan menyelipkan earphone ditelinganya.

Sedangkan Ha Na hanya bisa menghela nafasnya, tapi ia bersyukur setidaknya ia memiliki teman sebangku sekarang dan ia yakin perlahan-lahan Sinb akan sedikit terbuka padanya.

"Hwaiting Ha Na-yaa.." semangat Ha Na pada dirinya sendiri.





Moving on⬅





"Jungkook!!"

"Hai Lisa, bagaimana perasaanmu sekarang ?" Tanya Jungkook pada Lisa yang baru saja menghampirinya.

"Tentu saja baik."

"Kau tak merasakan apapun ?" Tanya Jungkook.

"Maksudmu ?"

"Aku berniat memutuskanmu sekarang, syukurlah perasaanmu dalam keadaan baik jadi kita bisa putus dalam keadaan hati yang sama-sama sedang baik." Jelas Jungkook.

Kata demi kata yang Jungkook ucapkan sedang mencoba Lisa pahami, pasalnya ia berfikir "secepat inikah ?"

"K-kita pu..tus ?" Tanya Lisa.

Jungkook mengangguk dengan santai sebagai jawaban.

"Baru aja tadi pagi kita jadian.." 

"Dengarkan aku Lalisa, kenyamanan itu penting buat suatu hubungan, dan sekarang aku gak nyaman sama kamu."

"Tapi kan kita belum menjalaninya Jungkook. Aku yakin lama kelamaan aku bisa membuatmu nyaman."

Jungkook menggeleng kemudian ia memegang pundak Lisa sambil berkata :

"Kita akhiri saja dan semoga aku bisa cepat mendapatkan yang lebih tulus dan nyaman darimu." Ucapnya sebelum meninggalkan Lisa dan tatapan siswa yang berada di Cafetaria.





Moving on⬅



Sinb dan Ha Na pergi ke toilet dan didalam sana mendapati dua orang siswi tengah menenangkan temannya yang terlihat sedang menangis.

Lalu Ha Na menyenggol lengan Sinb yang sedang berada di wastafel, kemudian ia setengah berbisik.

"Kau tahu ? itu pasti korban baru Jungkook."

Dan Sinb memutar badannya untuk melihat objek yang Ha Na maksud. setelah melihatnya kemudian ia kembali fokus dengan tangannya yang sedang ia cuci.







Moving on⬅



Setelah pulang dari Sekolah, Sinb menyimpan tas nya diatas meja belajar yang hanya diisi oleh sebuah lampu belajar dan bunga alyssum yang selalu disiapkan oleh ibunya.

Kemudian ia mengeluarkan buku-buku yang ada dalam Tasnya dan berniat mengganti dengan buku pelajaran untuk besok.

Tiba-tiba bagian dari robekan kertas berwarna cokela terlihat dari balik lembaran-lembaran bukunya. Kemudian Sinb mengambilnya, terlihat sebuah tulisan tangan yang sedikit acak-acakan 

Satu titik 

dua koma

Sinb Cantik

Jungkook yang punya

Salam dari si tampan






BERSAMBUNG







sorry pendek ya
Gapapa pendek yg penting berisi




Moving Onㅡ SINKOOKWhere stories live. Discover now