10) Maaf

824 45 8
                                    

Happy reading😊

Friza melihat Aurora yang basah kuyup dihadapan pintu. Friza kaget ketika melihat Aurora basah kuyup. Lantas ia memanggil nama Aurora.

"Aurora!" panggil Friza.

Sontak semua pasang mata menoleh pada Aurora.

Bruk

Aurora pingsan.

Semuanya kaget, termasuk Athalla. Dia baru ingat bahwa dirinya akan menjemputnya dirumah Kinan.

"Thal. Istri lo!" teriak Aditya. Athalla pun tersadar lalu menghampiri tubuh Aurora yang tergeletak. Athalla membopong tubuh mungil Aurora ke kamarnya. Kamar milik Athalla.

"Maafin gue Ra." batin Athalla sambil melihat wajah pucat Aurora.

Tak lama mereka pun sampai dikamar milik Athalla, Athalla sekarang kebingungan harus apa.

"Thal. Biar gue aja yang gantiin bajunya." kata Friza sambil menepuk pundak Athalla.

"Makasih."

"Elo elo keluar cepet! Kecuali Athalla kalo kepengen liat Rora ganti baju." kata Friza sambil menunjuk kedua curut. Eh salah sambil menunjuk Aditya dan Bambang.

"Kecuali Athalla ya? Kan gue juga kepengen liat." kata Aditya dengan wajah memelasnya.

"Goblok."

"Udah jangan dulu bercanda bangsat."

Mendengar kata kata kasar dari mulut Friza, Bambang langsung melotot ke arah Friza."Friza!" kata Bambang dengan nada tegasnya.

"Maap Bambang."

"Gue diluar aja." kata Athalla.

"Lu berdua keluar." Athalla menyeret tubuh kedua sahabatnya agar cepat cepat keluar.

***

Friza keluar dari kamar Athalla, ia menghampiri Bambang yang mungkin rada kesal padanya. Gra gara kata kata kasar tadi mungkin.

"Udah beres Za?" kata Athalla.

Friza mengangguk.

"Thal kita semua pamit pulang ya. Tolong jaga istri lo. Cintai dia sama kaya lo cintai Athaya." kata Aditya.

Aditya tahu, bahwa Athalla tidak mencintai Aurora. Ia sangat tahu bahwa Athalla tidak gampang jatuh cinta pada seseorang. Jika Athalla tidak suka, maka ia akan bersikap agak kasar dan sabodo amat terhadap orang itu.

"Iya Thal. Kita pamit pulang." timpal Friza lalu mereka bertiga meninggalkan Athalla.

Athalla masuk ke kamarnya, ia duduk dipinggir kasur, lalu ia menempelkan punggung tangannya pada kening Aurora.

"Panas." gumamnya.

Athalla pergi ke dapur untuk mengambil kompresan, setelah itu ia kembali ke kamarnya lagi.

Ia memeras kain kompresan lalu menaruhnya dikening Aurora. Lama kelamaan ia membasahinya lagi lalu menempelkannya lagi.

"Maafin gue Ra."

"Gue lupa jemput lo tadi."

"Maaf ya."

Terasa ngantuk, Athalla membenahkan tubuhnya disamping tubuh mungil Aurora untuk tertidur, sebelum Athalla menutup matanya. Ia menyelimuti tubuh mungil Aurora dengan selimut. Lalu perlahan lahan mata indah Athalla pun tertutup.

***

Mata Aurora membuka dengan perlahan, ia menatap langit langit atap rumah, ia merasa kebingungan.

"Kamar siapa?" tanya Aurora dalam hatinya.

Aurora celingak celinguk, tepat disampingnya kini sekarang ia melihat Athalla yang tertidur dengan pulas, ia sangat suka melihatnya. Melihat hidung mancung Athalla, bibir Athalla, alis tebal Athalla dan semuanya. Aurora suka.

Tenggorokan Aurora terasa sangat kering, ia bangun dari tidurnya, saat ia hendak bangun, tangan kekar Athalla memeluk tubuh Aurora. Akibatnya, Aurora tidak jadi untuk mengambil minum. Lalu ia kembali tertidur dengan posisi Athalla yang memeluknya.

Aurora membenarkan posisi tidurnya, ia menenggelamkan kepalanya pada dada bidang milik Athalla.

Satu kata untuk pelukan ini.

Nyaman.

***

Mata Aurora mengerejap untuk menyesuaikan cahaya yang masuk pada penglihatannya. Ia merasakan tangan kekar Athalla masih melingkar dipinggangnya.

Ia ingin sekali bangun. Akan tetapi, ia tak mau sampai Athalla ikut terbangun karenanya.

"Bangun aja Ra." suara serak khas bangun tidur itu mengagetkan Aurora.

Itu suara Athalla.

"Tapi Thal. Tangan kamu." kata Aurora takut takut.

Athalla melirik pada tangannya, cepat cepat ia membenarkan posisi tangannya. "Maaf." kata Athalla.

"Gapapa ko Thal." kata Aurora sambil mengubah posisinya menjadi duduk.

"Maaf karena gue lu jadi kaya gini, Ra." kata Athalla sambil mengubah posisinya menjadi duduk.

Athalla memegang kedua tangan Aurora, kini jantung Aurora terasa ingin lompat. Ia sangat senang dengan Athalla yang ini. Bukan Athalla yang kasar padanya.

"Udah kak eh Thal, gapapa ko, udah kejadian ini."

"Makasih, Ra." kata Athalla tulus.

"Lo sekarang jangan dulu sekolah, badan lo masih lemes'kan?"

"Buset kesambet apa ni anak? Ko jadi baik? Tapi gue suka ko hehe." batin Rora.

"Lo istirahat. Biar gue yang masak. Gue bisa masak ko."

"Tapi Thal ak–,"

"Stt, ga baik ngebantah suami," Athalla berbicara dengan nada yang sangat lembut.

"ANJIR INI MAH KERASUKAN JIN YANG BARU TOBAT." teriak Rora dalam hatinya.

"Udah lo sekarang tidur aja. Kalo mau apa apa bilang ke gue."

"I-iya."

***

Husband!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang