Aurora sedang menyiapkan makan malam untuk Athalla sekarang. Tiba-tiba sebuah tangan kekar melingkar di pinggangnya.
"Jangan dulu masak hari ini, kamu udah capek. Kita makan diluar aja," kata Athalla tepat pada telinga Rora. Bahu Aurora menopang dagu Athalla, hingga deru napas Athalla terdengar jelas oleh Aurora.
Napas Aurora tercekat, dirinya sangat gugup sekarang. Baru kali ini Athalla bersikap seperti itu padanya.
"Tapi kak-"
Athalla mengecup pipi Rora sebentar "Tidak ada bantahan sayang,"
Rora yang diperlakukan seperti itu sangatlah malu dan ingin tersenyum lebar, tapi dirinya harus mehanannya. Jika tidak menahan rasa senang tersebut nanti dirinya malah malu.
***
Rora dan Athalla sedang berada di dalam mobil sport merah sekarang. Tidak ada yang membuka percakapan dari tadi, mungkin mereka canggung.
Akhirnya, Rora putuskan untuk basa basi dengan Athalla,"Kak kenapa kita makan diluar?"
"Aku gak mau istri aku ke capean,"
"Masa sih?"
Athalla memegang tangan kanan Aurora, sedangkan yang satunya lagi untuk menyetir. Lalu Athalla mengecup punggung tangan Aurora dengan lembut. "Iya sayang,"
Aurora tersenyum simpul. Dirinya sangat bersyukur atas perubahan sikap Athalla padanya.
***
Setelah acara makan diluar tadi, Aurora dan Athalla membereskan kamarnya berdua, mereka mendesain dengan sesuka hati dan banyak canda tawa yang mereka buat sendiri.
Athalla membawa spidol diatas meja kerjanya lalu dirinya menyeret Aurora secara halus ke kasur.
Athalla menindih badan Rora. Rora yang diperlakukan seperti itupun tak bisa mengontrol detak jantungnya.
"Wajah cantik ini harus dipoles sama bang Athalla ganteng." kata Athalla lalu menggambar pola kumis kucing di pipi Aurora.
"Kakak ih udah! Ini jantung Rora jadi deg degan."
"Iya, abwang Athalla tau kalau kamu deg degan, kalo gak deg degan mati dong."
"Kakak ish nyebelin bat sih!"
Tatapan Athalla berubah 180° tatapan yang begitu dingin dan susah ditebak. "Nyebelin? Nyebelin gimana?"
"Anu-it-itu"
Cup
Dengan cepat Athalla mengecup bibir Aurora. Napas Aurora tercekat dirinya tak bisa mendapatkan oksigen yang banyak jantungnya pun sudah beberapa kali dipacu oleh sikap Athalla yang menurutnya kelewat batas baper.
Setelah mengecup bibir Aurora, Athalla tersenyum puas. "Gimana mau lagi?"
Aurora mengambil bantal yang didekat dirinya lalu menimpuk kepala suaminya tersebut. "Enggak, makasih!"
"Sayang," panggil Athalla.
"Apa?!"
"Opo kowe krungu jerite atiku mengharap engkau kembali,"
"Ishh, tau ah,"
Aurora mendorong tubuh Athalla yang menindihnya lalu pergi membereskan kamarnya kembali.
"Yang, ini celana dalem kamu mau di simpen dimana?" kata Athalla sambil membereskan lemari.
Wajah Aurora berubah menjadi wajah malu. Wajahnya memerah ketika Athalla bilang seperti itu. "Kakak udah aku bilang bagian lemari sama aku aja!" kesal Aurora.
Melihat Aurora yang kesal setengah mati, Athalla mencari bra Aurora yang baru lalu menaruhnya di kedua matanya seolah olah kacamata.
"Yang, ini kacamata atau apaan sih? Ko ga keliatan semua item,"
Aurora membalikan badannya untuk melihat Athalla, "Kak Athalla! Itu bukan kacamataaaa ituuu braaa,"
Aurora mengambil secara paksa branya lalu membuangnya dengan asal. "Kak Athalla nakal!"
"Sesudah semua beres, boleh aku minta jatah? Udah lama lho-eh bukan udah lama tapi gak pernah hehe,"
Aurora terdiam sebentar. Ini yang Aurora takutkan, ia tak mau dulu bersetubuh dengan Athalla, apalagi sekarang dirinya masih berstatus sebagai pelajar.
"Kalo belum siap gak papa,"
Aurora mulai bingung sekarang, jika ia menolak, Aurora takut Athalla berpaling ke cewek lain, disisi lain juga dirinya belum siap.
"Udah beres beres dulu aja. Mikirin yang kek gitu maaa gampang," kata Aurora mengalihkan pembicaraan.
Aurora kembali ke aktivitasnya semula, ia membereskan buku bukunya lalu menyusunnya.
"Yang," panggil Athalla.
"Apaan kak?"
"Pembalut kamu itu yang ada sayapnya atau yang gak ada sayapnya?"
"Yang ada sayapnya kak,"
Athalla membuka kemasan pembalut yanga da di lemari lalu membuka pembalut tersebut. "Mana sayapnya?" gumam Athalla memandang pembalut yang tadi ia buka.
Merasa tidak beres dengan kelakuan Athalla, Aurora mebalikan badannya untuk melihat aktivitas Athalla.
"Kakak!!! Ngapain buka pembalut?! Kakak haid? Bocor?"
"Iya aku bocor, yang."
"Bocor apanya? Kan kakak batang."
"Bocor hati aku kalau kamu terus menerus ngasih kasih sayang,"
"Receh kak," kata Aurora, "Kak bantuin aku beres beres. Nanti kalo udah beres kita lakukan hal 'itu'" lanjut Rora.
Mata Athalla berbinar. Dengan semangat, Athalla membereskan semuanya dengan cepat. Tak ada lagi candaan yang ia buat.
Setelah semua selesai, Aurora menepati janjinya, tekad Aurora sudah bulat. Kini Aurora ingin menjadi istri Athalla seutuhnya.
Aurora menghela napasnya, "Aku sudah siap, Kak."
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Husband!
Fiksi RemajaAurora Putri Mahardika, seorang remaja putri yang dijodohkan dengan seorang pria tampan dan kaya, yaitu Athalla Radit Alfariz. Aurora mencoba untuk mendapatkan cinta dari suaminya, tetapi. suaminya sangat cuek. Athalla Radit Alfariz, cowok gagah na...