14) GAK WARAS

357 14 1
                                    

Pagi pagi sekali Rora sudah berada didapur, menyiapkan makanan untuk ia makan dan suaminya. Tak lupa ia menyiapkan pakaian Athalla juga. Agar tak jenuh, Rora memasak sambil menyanyi. Dia menghidupkan speaker rumahnya dengan keras sehingga dapat terdengar hingga lantai dua.

"Goyang nasi padang pakai sambal rendang sama orang minang yang ikut bergoyang,"

Rora bernyanyi seraya menggoreng ayam goreng di wajan. Setelah ayamnya masak, dia mengangkatnya lalu menyimpannya ke dalam piring. Dia menata se-lucu mungkin. Ini adalah masakan spesialnya untuk suaminya tercinta. Jadi semuanya dia buat se-perfect mungkin.

"Pokoknya makanan ini harus keliatan imut kayak orang yang bikinnya. Harus perfect! Secara kan ini buat suami gue! Milik gue harus selalu keliatan terbaik," ucap Rora bermonolog.

Dia membawa piring yang berisi ayam tersebut ke meja makan. Tak lama Athalla turun menuju ruang makan.

"Pagi, Ra." sapa Athalla.

"Pagi, Kak." sapa balik Rora.

Rora mengambil piring, dia menyajikan makanan yang telah dimasaknya tadi ke dalam piring Athalla. "Kakak mau tempe orek?" tanya Rora.

"Gak mau," tolaknya.

Tangan Rora beralih ke ayam yang tadi ia buat. "Ayam?"

"Gak mau." tolaknya lagi.

"Nasi?" tawar Rora.

"Gak."

Rora menghela napasnya. "Terus kakak maunya apa?"

"Maunya dicium sama lo." pinta Athalla.

Mata Rora membulat sempurna. Ia tak salah dengarkan? Athalla meminta ciuman darinya? Astagaa sekarang Rora benar benar tak menyangka jika suaminya berubah secepat ini.

"Hah?" Rora membeo.

"Gue pengen dicium sama lo." tegas Athalla.

Rora terdiam. Dia sangat gugup sekarang. Entahlah rasanya berbeda saja. Meskipun dia dan Athalla pernah melakukan hal 'itu' tapi dia tak pernah segugup ini.

Cup

Tiba-tiba satu kecupan berhasil mendarat di bibir mungil Rora. Rora menggulum senyumnya malu. Semburat merah dipipinya pun mulai terlihat.

"Segitu malunya lo, Ra?" tanya Athalla.

Rora menunduk malu. Dia mendudukan bokongnya ke kursi. Mengambil garpu serta sendok lalu menaruhnya di pinggir pinring milik Athalla.

Athalla yang melihat Rora salting pun terkekeh geli.

***

Kinan dan Kanin menatap sahabatnya dengan tatapan takut dan gelisah. Sudah beberapa jam Aurora senyum senyum sendiri. Kadang kadang dia juga nyanyi nyanyi tak jelas, kadang juga dia berbicara sendiri layaknya orang yang sudah tak waras.

"Ra, lo kepentok apaan nyampe gak waras gini?" Kinan menatap Rora dengan tatapan aneh, takut menjadi satu.

"Kepentok cinta Athalla," jawabnya asal ceplos seraya senyam senyum sendiri.

Kanin menabok pipi Rora secara sengaja membuat si empu mengaduh kesakitan. "Sakit bego," umpat Rora.

"Abisnya lo dari tadi kayak orang gila tau gak? Senyum sendiri, ngomong sendiri, nyanyi ga jelas." jelas Kanin.

"Yaudah sii gue ini yang gak waras bukan kalian berdua," jawab Rora.

"Perlu gua ruqyahin biar jin di tubuh lo keluar?" tanya Kanin.

"Gak perlu! Gue betah sama jin di tubuh gue," jawab Rora.

"Astagfirullah. Nyebut lo Ra!" pinta Kanin.

Kinan mendekap kepala Rora, dia membacakan surat surat agar jin yang ada di dalam tubuh Rora keluar. "Keluar kamu! Dasar jin!" teriak Kinan.

"KINAN GUE GAK KESURUPAN. TOLONG YAAA." teriak Rora terlanjur kesal.

Rora bangkit dari tempat duduknya. Dia hendak mengembalikan semua moodnya dengn cara membayangkan jika dirinya dan Athalla mempunyai anak kelak. Membayangkan jika dirinya dan Athalla memliki kedua buah hati yang kembar, lucu lucu, matanya bulat rambutnya krinting. Ahhh Rora jadi tidak sabar ingin memiliki bayi.

"Kemana lo?" tanya Kanin.

"Kehatinya Athalla!" jawab Rora asal.

"Dasar lo bucin tingkat dewa!"

"Sirik aja lo tai kuda!"

"Kanin." panggil Kinan.

"Apaan?"

"Kinan pengen dijodohin juga kayak Rora,"

"Mulut lo pengen banget gue sumpel pake cabe kriting?!"

Husband!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang