Seperti biasa, Rora setiap harinya melayani Athalla, dirinya memasak untuk Athalla dan lain sebagainya. Malam tadi, Rora sangat gelisah karena Athalla tak pulang ke rumah. Rora sadar, apa yang telah lakukan malam tadi salah besar, dirinya sudah durhaka pada suaminya sendiri.
Hari ini Rora menunggu kedatangan Athalla, Rora tak peduli jika sudah telat masuk sekolah, yang penting dirinya hari ini bertemu Athalla seorang. Hanya itu yang Aurora mau sekarang, tak mau yang lain.
Pintu utama rumahnya terbuka, menandakan seseorang masuk ke dalam rumahnya. Rora yakin, itu pasti suaminya, Athalla. "Kak?" panggil Rora.
Rora pergi ke pintu utama untuk melihat orang yang membuka pintu, dugaannya benar itu adalah Athalla, suaminya.
Awalnya Rora tersenyum karena kedatangan Athalla, tetapi karena penampilan urakan Athalla, senyum yang manisnya itu perlahan pudar.
Rora melihat tubuh Athalla terduduk dilantai, Rora mencoba memapah Athalla ke kamarnya. "Kakak demam?"
Athalla tak menjawabnya.
Rora tersenyum sedih, lantas dirinya melanjutkan memapah Athalla yang sangat lemas tersebut ke kamar Athalla. "Aku izin masuk ke kamar kakak, ya?"
Athalla hanya berdeham.
Rora merebahkan tubuh Athalla dikasr kingsize, lalu Rora menyelimuti badan Athalla dengan selimut. "Bentar kak, aku bawa kompresan dulu,"
Tak lama, Rora kembali ke kamar Athalla dengan membawa bubur dan segelas air minum, sedangkan kompresannya? Entahlah mungkin Rora ingin Athalla makan terlebih dahulu.
"Kakak makan dulu ya?"
Rora mendudukan tubuh Athalla, Rora menaruh bantal dipunggungnya Athalla, agar tidak merasa sakit ketika bersandar.
Perlahan lahan Rora menyuapi Athalla, jujur hati Athalla merasa goyah ketika melihat kebaikan Rora. Athalla sadar, Rora adalah istri terbaik. Rora mencintainya dengan tulus sedangkan Athalla? Dirinya hanya menyia nyiakan rasa yang tulus dari Rora.
Athalla tiba-tiba memeluk tubuh mungil istrinya tersebut, "Ra, gue bener bener minta maaf, sekarang gue sadar, kalo lo pantes jadi istri gue, lo pantes dibahagiain gue, lo pantes dapet kasih sayang dari gue, dan lo pantes dapet seg-"
"Stt, kak. Aku gak mau semuanya, yang aku mau aku cuma pengen dekat sama kakak,"
Untuk kedua kalinya Athalla menangis karena perempuan, pertama karena kepergian Athaya, dan yang kedua dirinya menyesal karena telah mengabaikan Rora.
Rora melepaskan pelukannya.
"Kak, aku minta maaf juga soal kemarin malam, aku bener bener gak bermaksud untuk membantah kakak,"
"Gue mohon lo jangan tinggalin gue, Ra,"
"Aku gak bisa janji kak,"
"Kenapa?"
"Kalau takdir udah bilang pisah sama kita, kita gak bisa ngerubah takdir itu kak, jadi aku gak mau berjanji, aku takut kalo aku gak nepati janji itu kak,"
"Gue sayang lo, Ra,"
"Apa sekarang kakak bener bener tulus?"
"Demi apapun, sekarang gue tulus, Ra,"
Rora tersenyum tulus, "Makasih karena kakak udah tulus mencintai Rora,"
"Harusnya gue yang makasih sama lo," kata Athalla, "Ra, mulai malam ini lo tidur disini," lanjutnya.
Rora mengangguk.
"Gadis pintar,"
***
Rora tak pergi ke sekolah hari ini, Rora mengurus Athalla yang sedang sakit dengan telaten, Rora menaikan satu tingkatan posesifnya.
Drrt Drrt
Ponsel Rora berdering, Rora membuka ponselnya lalu mengangkat telfon dari Friza.
"Halo, kak?"
"Halo Rora,"
"Apa bener Athalla sakit?"
"Iya kak, kak Athalla sakit,"
"Rora tunggu dirumah ya, kakak sama Adit, Bambang mau kesitu,"
"Iya kak"
"See you, Ra"
Tut
Telepon dimatikan dengan sepihak.
Rora kagum dengan persahabatan Athalla, sahabat Athalla dari sejak SMA hingga sekarang tidak rapuh ataupun bubar, malah mereka makin solid.
"Kenapa?" tanya Athalla.
"Itu teman teman kakak mau jenguk,"
"Ouh," Athalla mengangguk ngaggukan kepalanya.
***
Keadaan rumah Athalla dan Rora tak sehening tadi, sekarang sudah ada sahabat sahabat Athalla, mereka sangat bising terutama Bambang, Bambang sedari tadi nyerocos hal yang gak penting, Aditya dirinya nyanyi nyanyi tak jelas, sedangkan Friza? Dirinya menanggapi cerocosan Bambang dari tadi.
"Wayoy! Ayah Athalla bisa sakit juga ternyata," teriak Bambang.
"Ehh sttt berisik Bambang," protes Aditya.
"Babang Athalla mwah mwah sini diberi kecupan manja sama Bambang," kata Bambang sambil mendekatkan dirinya ke arah Athalla yang sedang berbaring.
"Ihhhh Bambang!!! Jangan gay!" Friza kesal melihat Bambang yang tiap harinya menjadi jadi.
"Ihhh prija jangan pitnah,"
"Ihh apaansih!"
"Mulai yo mulai," kata Aditya.
"Gue lagi pusing bangsat," greget Athalla sambil memijat pangkal hidungnya.
"Ehh sut jangan bilang kasar,"
"Udah udah kasian Athalla,"
Kesal dengan pertengkaran Friza dan Bambang, Aditya menyanyi saja agar tidak pusing mendengar perdebatan ini.
Cinta kita cinta surga
Sampai mati tetap bersama
Kau dan aku kau dan aku selamanyaaa
Aditya bernyanyi dengan penuh penghayatan, sampai sampai Bambang komentar.
“Whahahaa selamanya kaya gimana Dit? Orang lu ae sekarang solo,”
“Anjing lu Bam,”
“Eh eh”
“Makanya cari jodoh"
"Kita berdua dah punya bini, lo? Pacar aja kaga punya"
"Elo belum nikah sama Friza aja bangga."
"Ehh otw jonooo."
"Enak aja lu manggil gue jono,"
"Maunya apa? Jali? Toyib? Oke fine."
"Babang Jali, bang Toyib mwah mwah,"
"Iyain yang penting lu bahagia."
"Dih gue udah bahagia tanpa lo iyain kali,"
"Udah napa jangan ribut, pala inces pusing nih." kata Friza.
"Inces inces inces apa lu?" tanya Aditya.
"Incesnya Bambanglah,"
"Inces kaos kaki lu..."
"...Tiap hari beli kaos kaki eh tiap hari aja kaos kakinya melar," kata Aditya sambil cekikikan.
"Betis lo kegedean kali, Za" kata Bambang.
"Galucu!"
"Siapa yang ngelucu?"
"Monyet dikebun binatang,"
"Kapan lu ke kebun binatang?"
"Kemarin,"
"Ko gak ajak gua sih, Za?"
"Ihhhh orang boong juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Husband!
Teen FictionAurora Putri Mahardika, seorang remaja putri yang dijodohkan dengan seorang pria tampan dan kaya, yaitu Athalla Radit Alfariz. Aurora mencoba untuk mendapatkan cinta dari suaminya, tetapi. suaminya sangat cuek. Athalla Radit Alfariz, cowok gagah na...