Part-5 (Melamar)

1.9K 77 0
                                    


Hari ini adalah jadwalku kuliah, aku mengajar dengan diselingi kuliah. Aku sedang mengambil S2 ku diuniversitas dikota baruku ini. Dalam satu minggu aku memakai dua hari untuk berkuliah sedangkan hari-hari lainnya ku gunakan untuk mengajar diSMA Bakti Jaya. Sebenarnya pagi hari ini aku ingin ke sekolah untuk mengembalikan buku diary milik Aisyah dan juga ingin menyampaikan sesuatu padanya. Tapi nanti saja lah sesudah aku berangkat kuliah, karena hari ini matkul ku hanya 1 nanti jam 7 dan matkul satunya mungkin sore sekitar jam 4 hingga menjelang maghrib.

"Mi bi, Azka berangkat dulu ya," ucapku setelah selesai dengan sarapanku.

"Ngajar atau ke kampus?" tanya abi.

"Ke kampus bi, terus nanti pulangnya mau mampir dulu ke sekolah," balasku membuat umi mengeryitkan dahinya.

"Emang mau ngapain? Ngajar ya hari ini?" tanya umi.

"Gak mi, lagi ada urusan aja ... nanti umi juga tau kok," ujarku dengan terkekeh seraya menyalami tangan umi dan abi serta adik manjaku ini, si Alfia.

"Ya udah, hati-hati Az ...," ucap abi.

"Iya bi, assalamu'alaikum," salamku dan dijawab mereka kompak.

Setelah berada digarasi rumah, langsung ku naiki motor maticku. Tak lupa pula ku pakai helmku dan berdo'a supaya selalu dalam lindungan Allah dan selamat sampai tujuan.

***

Sementara dikelas 12 IPA 1 terlihat Aisyah yang sedari tadi hanya meletakkan kepalanya dimeja dengan tumpuan kedua lengannya, pagi ini ia nampak lesu dan tak bersemangat tatkala buku diarynya tak kunjung ia temukan. Padahal kemarin ia merasa masih memegangnya lalu entah kemana, sikapnya dipagi hari inipun membuat kedua temannya penasaran.

"Syah, kamu kenapa sih ... pagi-pagi kok udah lesu gitu," ucap Farah seraya duduk dikursi depan mejanya.

"Iya Syah, kamu sakit ya?" giliran Shela yang bertanya dengan punggung tangannya yang sudah menempel didahi Aisyah.

"Gak papa Rah, dan She aku gak sakit kok," balas Aisyah seraya menyingkirkan tangan Shela dari dahinya.

"Tapi kok kyak gak semangat gitu sih, kan kita jadi khawatir gini Syah," ujar Farah dengan wajah cemas.

"Gak papa kok Rah, aku cuman lagi bingung aja nyari buku diaryku," balas Aisyah pada akhirnya.

"Ya Allah, ya Robb ... aku kira apaan Syah," sontak Shelapun menjadi heboh kala mendengar ucapan Aisyah.

"Emang ada apa sih di dalam diary itu? Curahan hati ya. Cie, cie." Ucap Farah menggoda Aisyah.

"Namanya juga diary Rah, ya jadi isinya curahan-curahan hati," bukan Aisyah yang menjawab melainkan Shela membuat keduanya terkekeh.

"Iya, kan bisa malu aku dong kalo ada yang tau tentang buku itu," ucapku tak semangat dengan kembali menaruh kepalaku dimeja.

"Ya udah, cari lah Syah ...," ujar Farah enteng.

"Farah, emang aku dari kemarin gak nyariin? Udah dari pulang sekolah aku cari ditas, dikamarku, bahkan disetiap sudut rumahpun aku cari Rah," balas Aisyah panjang lebar, membuat kedua temannya melongo.

"Kenapa gak sekalian dicari sampai kutub utara noh!" celetuk Shela gemas mendengar penjelasan Aisyah yang menurutnya lebay.

Cinta HalalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang