A Sexy Nurse

925K 13.3K 304
                                    


Tiga puluh menit kemudian


Lelaki berbalut jas putih di ruang praktek "imitasi" itu tampak gugup dalam posisi duduknya, tangannya memutar-mutar bolpoin yang tertempel di sela jarinya. Sesekali dia mengusap kepalanya ke belakang kemudian mengetukkan jarinya beberapa kali pada meja di depannya. Wajahnya tegang, namun tetap berusaha tenang. Pikirannya melayang pada sosok gadis yang kini sering mengisi harinya. Tinggal beberapa langkah lagi dia bisa memiliki gadis itu seutuhnya. Hati dan tubuhnya. Tak dapat dipungkiri bahwa pesona Sheila sangat jelas dirasakan oleh para lelaki di sekitarnya. Bahkan Belum sebulan dia bekerja, para lelaki itu sudah terang-terangan merayunya. Rekan bisnisnya Ronald pun tampak memancarkan aura persaingan ketika melihat Sheila.


Ck, Rendra merasa menyesal mengajak gadis itu dan membiarkannya bertemu Ronald. Tapi untunglah gadis itu bukan tipe wanita penggoda yang menggunakan pesona dan tubuhnya kepada para lelaki di sekitarnya. Walaupun dia mengakui bahwa rasa cemburu sempat tinggal di hatinya saat melihat tatapan terpesona Sheila pada Ronald kala itu. Rasa posesif terpatri kuat di dadanya. Dia tak akan pernah membiarkan gadisnya dekat dengan pria lain. Biar saja para lelaki itu mendamba sampai mati pada Sheila, namun hanya dia yang bisa menikmati cinta dari wanita itu.

Rendra tersenyum bangga dengan apa yang baru saja muncul di pikirannya, hingga sebuah ketukan pintu menyadarkannya, lelaki itu pun menoleh, "Masuk", ujarnya kepada seseorang yang menampakkan kepalanya di balik pintu.

Sebuah kepala dengan topi putih muncul bersama badannya dengan ragu. Sejenak membuat lelaki bernama Rendra itu terpana. Matanya membulat, menatap sosok berbaju putih yang kini sedang menggaruk leher putihnya, tak lama kemudian dia menurunkan tangannya dan menautkan keduanya. Kain putih itu tampak tertarik di bagian payudaranya yang kencang. Tampak sekali kalau gadis itu memakai baju yang lebih kecil dari ukuran tubuh dia yang sebenarnya. Tidak menyangka bahwa gadisnya akan sangat cocok memakai pakaian ala suster yang dia siapkan. Rendra benar-benar senang bahwa fantasi seksualnya akan terwujud sempurna dengan adanya Sheila.

Tumpukan hasrat menyeruak di dada Rendra. Ingin sekali ia melahap sosok di hadapannya itu. Namun otaknya menyuruhnya untuk tetap diam. Dia ingin permainan itu berjalan sempurna seperti rencananya. Matanya turun ke bawah, melihat sebuah kaki jenjang nan mulus yang menyilang tak tenang, tangan Sheila menarik-narik ujung baju putih yang dipakainya yang dia rasa terlalu pendek. Sedikit saja terangkat maka semua yang tersembunyi itu akan terlihat dengan indahnya. Rendra tersenyum senang dengan pikirannya. Tangannya sangat gatal untuk menarik kain putih itu ke atas.

"Do.. dokter," kata Sheila dengan ragu. Kini tangan kirinya dia kepalkan ringan dan ditempatkan di depan dadanya. Wajahnya merah karena malu.

"Iya say.. ehem maksudku.. suster?" Rendra terhempas kembali ke bumi saat lamunan menguasai jiwanya sejenak. Dia kembali sadar dengan apa yang harus dia lakukan. Berjalan dia memutari meja di hadapannya kemudian mendekati gadis itu dengan jarak yang amat dekat. Membiarkan tangannya mengelus pipi kenyal Sheila dan menangkupnya.

"Sepertinya kau sakit, mukamu merah sekali.." ucapnya sok perhatian dalam rangka mengawali permainan mesum itu.

"Ah.. aku..aku tak apa, hanya sedikit lelah dok.." jawab Sheila yang terlihat mulai terbawa arus permainan itu.

"Hm.. benarkah? Sepertinya aku harus cek kondisimu suster.." bujuknya. Membuat Sheila menggeleng pelan berusaha menolak.

"Aku harus pulang.." Sheila mendorong dada "dokter palsu" itu kemudian berusaha pergi melangkah keluar. Sampai sebuah tangan menghentikan pergerakannya. Mata Rendra menyala dengan gairah, namun masih terkendali. Dia lalu membawa tubuh mungil itu ke tempat tidur bersprei putih yang tersedia di ruangan itu.

Sleeping With The BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang