My Boss Part 12

611K 12.2K 215
                                    

^^ maaf baru bisa apdet,, dan juga kemaren sempet gagal ganti cover gitu, gambarnya kepotong ==a

btw happy reading ya ^^

ps : part ini buat imelda lukitasari yang dari awal selalu mantengin cerita ini ^^

Sheila dan Rendra duduk berhadapan dalam diam. Setelah adegan ciuman panas itu, Rendra benar benar berharap dapat membuat Sheila kembali ke sisinya. Namun amarah masih melingkupi diri pria itu, di sisi lain, dia juga tak bisa mengabaikan rindu yang menggebu. Melihat Sheila dan mengingat rasa bibir wanita itu, membuatnya ingin mengerang dan membawanya ke tempat tidur, mengubur miliknya dalam-dalam ke tempat Sheila.

"Menghindariku! Kabur dari apartement! Surat pengunduran diri! Bisa kau jelaskan apa maksud semua ini?" Rendra akhirnya membiarkan mulutnya berbicara untuk mengusir rasa penasaran yang bersarang di hatinya.

Sheila tertunduk gelisah mendengarnya. Dia sendiri juga tak yakin dengan alasan yang akan dia katakan kepada bosnya. Mana mungkin dia bilang kalau beberapa saat lalu rasa cemburu menguasainya dan kenyataan tak bisa memiliki membuat dia memilih pergi? Sheila tak mungkin memelihara hatinya untuk lelaki seperti bosnya.

"Sekretaris," panggilan itu membuat dia mengalihkan pikirannya dan menatap sang bos.

"Uhm, aku, aku hanya tak ingin merepotkanmu bos. Uhm la-lagipula sekarang aku sudah dapat tempat tinggal baru jadi.."

"Lalu masalah pengunduran diri?" Rendra memotong ucapan Sheila dengan cepat. Ia benar-benar tak suka dengan jawaban sekretaris cantiknya tersebut.

Tak mau merepotkan? Justru karena wanita itu pergi semuanya akan lebih merepotkan. Tidak ada lagi wanita yang akan marah dengan manisnya saat dia goda, tidak ada lagi wanita yang akan membuat sesuatu di selangkangannya menggeliat setiap saat meminta dipuaskan hanya karena mengingat Sheila. Sheila melihat kuku tangannya yang dicat merah muda, berusaha menjawab pertanyaan bosnya yang menuntut.

"Aku hanya ingin suasana baru. Hm yah,bekerja denganmu menyenangkan, aku hanya.. Yahh.." Sheila benar benar tak siap dengan tatapan penuh intimidasi dari Rendra. Jawaban penuh keraguan itupun terlontar begitu saja.

"Kau tahu kontrakmu belum berakhir sekretaris. Tentunya kau harus memikirkan berapa banyak denda yang akan kau bayar kepada perusahaan," Rendra berusaha mengintimidasi Sheila dengan nada mengancam.

"A-aku akan membayarnya. Akan kucicil.."

Rahang Rendra mengeras mendengar jawaban Sheila, "Apa? Mencicil?? Jangan main-main sekretaris! Kau pikir kantor ini milik nenekmu?"

Sheila mengerjap melihat mata Rendra yang berkilat penuh amarah. Baru kali ini Sheila mendapatkan Rendra membentaknya begitu keras. Sekarang Rendra mendekatinya, membuat Sheila menundukkan wajahnya, hingga tangan kanan Rendra menyentuh dagunya dan membuat Sheila mendongak.

"Kau tidak akan pernah keluar dari perusahaan ini tanpa seizinku, mengerti?" Ucap Rendra dengan nada suara rendah.

Oh tidak! Disaat seperti ini Sheila malah bergairah untuk mengecup bibir Rendra dan melakukan ciuman panas sekali lagi. Hentikan pikiran itu Sheila!

"Mengerti?" Satu kali penegasan yang membuat Sheila mengangguk. Rendra tersenyum penuh kemenangan. Punggung tangannya membelai pipi Sheila, menelusuri kemulusannya, Sheila menahan nafas melihat bibir yang sedikit terbuka itu. Dia berharap satu ciuman saja darinya.

Rendra mendekatkan bibirnya hingga tersisa jarak satu senti diantara bibir mereka, sedikit lagi saja maka mereka akan menyatu, hingga sebuah suara terbukanya pintu menginterupsi kegiatan mereka. Rendra menggeram kesal lalu menghentikan aksinya.

Sleeping With The BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang