The Crazy Bos

987K 16.4K 524
                                    

wow amazing, :3 sbagai anak baru seneng bgt dapet banyak notif yg ngvote, apalagi yg udah masukin k reading list cie banget deh haha

thx yah smua, ^^

ok, ini update nya~~~

3rd POV

Rendra membuka mata saat sinar pagi menyusup ke celah-celah jendela apartementnya. Menemukan perempuan seksi cantik telanjang di sampingnya membuat Rendra tersenyum seketika. Kemarin malam bukanlah mimpi. Penyatuan yang hebat telah terjadi antara mereka berdua. Aktivitas pembuangan sperma yang terjadi antara Sheila dan Rendra rupanya tak dapat dilupakan begitu saja oleh Rendra. Wajah wanita cantik berkulit mulus itu terlelap di sisinya, membuat Rendra tak tahan untuk memeluknya kembali. Kejantanannya yang sudah terpuaskan kembali kini berdiri tegak menjulang, mencari sarangnya.

Namun Rendra sadar, otaknya yang mudah teracuni pikiran mesum itu harus segera dibersihkan. Teringat akan perjanjiannya semalam dengan bidadari menggairahkan di sampingnya. Tak lama kemudian sudut bibirnya melengkung, Rendra yang telah terbiasa dengan bisnis, kesepakatan, dan selalu berusaha mendapat keuntungan dari apa yang dia lakukan kini tak ingin menyia-nyiakan kesempatan emas yang ada. Kucing ini harus mendapatkan ikannya. Pikir Rendra.

Rendra mengambil Iphone yang terletak di meja nakas tak jauh dari tubuhnya. Mengotak-atiknya dengan sigap hingga lensa kameranya menyala. Mengambil tiap sudut indah dari tubuh seksi Sheila sedemikian rupa. Dengan beberapa jepretan, gambar tubuh Sheila telah tercetak indah di Iphonenya. Sesekali ia berpose, merangkul, mencium pipinya dan meremas payudaranya sambil tersenyum bahagia. Tak tahan dengan pose itu, dia mencium bibir Sheila sekilas. Dan mengulum payudaranya. Membuat tubuh Sheila sedikit bergerak gelisah.

Tapi Rendra tahu, dia harus mengurung nafsunya dan bersabar untuk seks mereka selanjutnya. Membuat Sheila harus menyerahkan diri kembali pada dirinya terdengar sangat menyenangkan. Untuk pagi ini saja, dia tak akan menuruti kejantanannya. Rendra memilih untuk beranjak dan pergi ke kamar mandi. Membersihkan dirinya dari sisa-sisa kenikmatan yang terjadi semalam. Untuk segera bersiap ke tempat kerjanya.

Sementara itu, Sheila mulai terbangun, mengerjap-ngerjapkan kelopak matanya. Melihat atap putih yang menyambutnya pagi ini membuat Sheila termenung sekilas. Mengumpulkan ingatan yang belum sepenuhnya terkumpul. Sebelum kemudian dia merona, mengingat malam pertama mereka bercinta. Kepalanya menggeleng, meraih selimut hingga menyembunyikan seluruh tubuhnya. Berguling-guling di kasur sambil berteriak tertahan.

"Aku melakukannya. Aku melakukannya. Aku melakukannya. Hyaaa..." Sheila merasa heran dengan dirinya. Padahal ini bukan pertama kalinya dia melakukan seks dengan lelaki. Bisa terbilang Sheila sudah pernah berpacaran beberapa kali. Namun dia tak pernah merasa semalu ini. Dia merasa didominasi. Padahal biasanya Sheila adalah wanita yang selalu mengalahkan lawannya dalam seks. Membuat prianya merintih memohon kenikmatan. Tapi kini sebaliknya. Dia malah menjadi orang yang menyerah atas kuasa Rendra. Dan baginya itu sangat memalukan.

Selama beberapa saat, dia bergelung dalam selimut, menikmati sisa-sisa kenangan indah namun paling menyebalkan yang dialaminya. Sebelum kemudian dia bergegas untuk bersiap-siap berkerja. Memakai high heels hijau toska bertali dan mini skirt serta blouse hijau toska dengan kancing di depannya. Rambutnya di sanggul ke belakang, menyisakan dua salur yang dibuat sedikit ikal di pinggir wajahnya. Make up tipis dengan eye liner dan mascara yang tidak terlalu tebal namun memberi kesan tegas dan berbinar pada sorot matanya, serta pulasan make-up yang tipis di bagian wajahnya yang lain. Gadis itu tampak puas dengan hasil karya yang terlihat di depan cermin kamar milik Rendra.

Melihat hal itu, Rendra yang sudah siap dengan setelan jas kerjanya tampak ternganga dengan mulut sedikit terbuka. Namun segera dikatupkan bibirnya dan ditelan ludahnya, tanda dia sedang ingin menyantap hidangan di hadapannya. Rendra menatap sosok seksi itu, bagian punggungnya yang berlekuk sempurna saat semalam dia menelusurinya. Kemudian bokongnya yang menyembul ke belakang dilapisi rok ketat tampak menggoda akalnya. Membayangkan bokong itu bergoyang erotis membuai nafsunya. Shit. Otaknya kacau.

Tubuh Rendra seolah bagai robot yang telah diprogram, berjalan tanpa kehendaknya. Mendekati sosok itu, hingga sampai tepat di belakangnya. Tangannya yang dari tadi memperhatikan bokong itu kini telah menempel ketat pada dua belahan daging kenyal yang sedari tadi seolah memanggilnya. Sejenak Rendra merasakan tubuh di hadapannya menegang.

"Hentikan kelakuan mesummu itu Bapak Narendra yang terhormat!" Dengan angkuh Sheila menangkap tangan nakal itu dan mendorongnya menjauh.

"Wow. Aku hanya ingin menyantap sarapanku." Ujarnya santai.

"Aku tidak tahu kau berubah jadi kanibal." Sengit Sheila.

"Kanibal cinta." Jawabnya sambil terkekeh. Menertawakan gombalan garingnya sendiri.

Sheila mendengus, tak tahan dengan sikap tak tahu malu bosnya itu.

"Aku berangkat duluan. Aku tidak mau jadi bahan gosip di kantor. Oh ya. Aku tidak tahu kau suka makan apa jadi kubuatkan nasi goreng ala rakyat jelata di meja makan. Barangkali kau suka Sarapanmu! Karena aku tak akan pernah memberikan pantatku untuk dijadikan bahan sarapanmu.. um Sampai jumpa di kantor bosku tersayang." Sheila pergi dengan seulas senyum seksi di bibirnya. Membuat darah Rendra berdesir mendengar ucapan "sayang" yang entah sadar atau tidak kedengaran sangat erotis bagi Rendra. Huh. Akhir-akhir ini dia jadi seperti lelaki jantan penuh nafsu. Tunggu saja. Setelah dia menjalankan rencananya. Rendra yakin Sheila tidak akan pernah dilepaskannya. Pikir Rendra lalu berjalan sambil bersiul ke arah dapur. Mencari sepiring nasi goreng yang katanya dibuatkan Sheila, mungkin sebagai ucapan terima kasih atas bantuannya semalam. Juga servisnya? Haha. Sekali lagi Rendra berkutat dengan pikirannya sendiri sambil sesekali tersenyum dan terbahak sendirian. Sepertinya salah satu Rumah Sakit Jiwa harus menyediakan ruangan khusus untuk orang gila baru yang akan datang.

Sementara itu Sheila sampai di kantornya dengan wajah berseri. Perkataan bahwa wanita yang telah terpuaskan dalam hal seks akan lebih bersinar rupanya benar adanya. Apalagi untuk sebulan ke depan dia bisa tinggal dengan nyaman di tempat Rendra. Yah walaupun dengan sedikit perdebatan tak penting. Tapi dia sudah tak peduli lagi. Sheila menuju meja kerjanya, merapikan laporan keuangan yang kemarin sempat diminta bosnya. Kemudian menuju ruangan Rendra, menyimpan laporan itu kemudian memilah-milah dokumen di meja bosnya. Memisahkan kertas-kertas yang perlu ditandatangani dan belum ditanda tangani.

"Wow. Bunga dari siapa nih?" Ami yang melihat sebuket mawar di meja kerja Sheila tampak antusias. "Oh.. tadi dikasih Mang Ujang."

"What? Masa Ob kayak Mang Ujang ngasih kayak ginian? Gak salah?" Ami yang selalu penasaran dengan segala sesuatu itu tampak tak puas dengan jawaban Sheila yang terkesan asal.

"Ya enggak. Maksudnya Mang Ujang yang ngasih karena dititipi. Pemberi aslinya gak tahu. Tadi belum sempet lihat. Beresin meja bos dulu."

"Nih ada kartunya." Kata Ami yang sedari tadi mencium-cium bunga tersebut seperti pemeran wanita di tv-tv mengambil sebuah kartu merah muda yang terselip di bunga itu.

Good morning Sheila.

Saya harap kamu tidak tersinggung dengan pemberian saya.

Saat melihat bunga ini, saya langsung teringat dirimu yang sungguh mempesona namun sangat berduri.

Saya berharap dapat menyingkirkan duri-duri itu dan menikmati pesonamu,

seperti mawar ini yang tak pernah berkurang keindahannya walaupun durinya sudah tak ada lagi.

Arya Wiguna,

TBC~~

segini dulu yah :)

Sleeping With The BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang