7. Takkan Mungkin Ku Melupakan Kamu Yang Terlalu Indah Untuk Kumiliki.

254 25 10
                                    

    Semakin hari, Jarak antara Nabill dan Melody semakin jauh, jangankan untuk mengobrol akrab, bahkan untuk saling sapa pun rasanya terlalu jarang untuk keduanya lakukan, saat istirahat pun, Nabill lebih sering menghabiskan waktunya bersama Boby dan Dyo di lapangan Basket lantai dua. Atau jika Boby tengah bersama Shania, Nabill lebih memilih mengajak Gaby untuk mengisi perutnya di Kantin lantai dua bersama kakak kandungnya, Ayana. Sudah biasa Nabill bermain di lantai kelas dua dan tiga, bahkan kakak – kakak angkatannya pun sudah tidak asing dengan wajah Nabill, Boby, Jeje dan Gaby.

    Seperti saat Ini, Nabill tengah berjalan dengan Jeje dan Gaby untuk menuju Kantin lantai dua. Terhitung dari saat pernyataan Nabill pada Melody saat itu, ini sudah ke-6 kalinya dari sembilan hari yang lalu. Dari gerak gerik Gaby sendiri terlihat menerima hadirnya Nabill yang selalu berada di sampingnya, Gaby terlihat nyaman berada di samping Nabill, bahkan dari sebagian orang yang mengenal keduanya, mengira jika keduanya pacaran.

"Kakak loe dimna?" tanya jeje saat ketiganya melewati kelas Ayana. Namun ketiganya tidak mendapati Ayana di dalam kelasnya.

"Mana gue tau! Paling lagi pacaran sama kak Keynal." Ujar Nabil yang tentu saja hanya bercanda.

"Yaelahhh... mana bisa dia selingkuh dari gue?!" ujar Jeje dengan sangat PD-nya.

"Yeee...songong banget dah... kalo sampe beneran, kakak gue selingkuh, gue bakalan ngetawain, loe!" ujar Nabill masih terus memanasi Jeje.

"Bacot, ah!" ujar Jeje kesal dan berlalu mendahului keduanya untuk menghampiri Ayana yang ternyata sudah lebih dulu menunggumya di pojokan kantin.

"Hai, cantik!" Sapa Jeje pada Ayana yang kini tengah mengduk minumanya dengan raut yang terlihat sedang malas. Menjawab sapaan jejepun cukup hanya dengan senyuman manisnya saja.

"Kenapa, kak?" tanya Nabill pada Ayana.

"Kakak yang harusnya nanya gitu! Kamu yang kenapa?" ujar Ayana dengan memutar bola matanya.

"Gue gak apa – apa, koq. Emang gue kenapa?" tanya Nabill dengan raut yang bingung atas pertanyaan kakaknya itu.

"Hahhh... sudahlah, kakak lagi pusing sama tugas! Dah kalian buruan pesen makannya, bentar lagi bel masuk." Ujar Ayana yang sepertinya malas menanggapi Nabill, atau mungkin enggan membahas masalah yang sebenarnya ingin Ayana selesaikan saat itu juga.



    Sedangkan di kantin bawah, terlihat Dyo dan Melody terlihat tengah menyantap makanannya masing – masing dengan diselingi obrolan ringan yang Dyo ciptakan. Entah bagai mana ceritanya, Melody dan Dyo bisa seakrab saat ini. Mungkin ini belum apa – apa, dibanding hal lainny, seperti setiap harinya, Melody dan Dyo yang selalu berangkat dan pulang sekolah bersama – sama, bahkan pernah juga mereka menghabiskan malam minggu berdua.

"Emm, Mel?" ujar Dyo di sela makannya.

"Ya, kak?" tanya Melody yang menjawabnya dengan sisa senyumnya dari obrolan mereka sebelumnya.

"Sorry sebelumnya, Nabill sama Boby kenapa gak pernah nongkrong bareng loe sama Shania lagi? Kalian sebelumnya ada masalah?" tanya Dyo yang sontak membuat raut wajah Melody tiba – tiba berubah murung.

"Gak apa – apa, kak! Kita gak ada masalah apa- apa, koq." Ujar Melody dengan tersenyum, senyum yang dipaksakan.

"Oh, baguslah kalo gak ada apa – apa, soalnya waktu pertama masuk SMK ini, kalian kan sempet jadi Quee dan King bee angkatan kalian? Masa kalian tiba – tiba musuhan sih, kan gak etis." Ujar Dyo yang sebenarnya membuat melody sedikit malas untuk membalas hal ini.

"Kita gak musushan, koq! Kita baik – baik aja, masih tegur sapa satu sama lain, cuman akhir – akhir ini, Nabill suka sering makan sama kakaknya di kantin atas, katanya disana makanannya enak. Pernah juga waktu itu ngajakin, tapi agak segen soalnya disana banyak angkatan kakak yang pada ngeliatin, malu." Ujar Melody yang Dyo ketahui jika itu semua hanya kebohongan belaka.

Sahabatku Cintaku: Tersimpan [Republish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang