5. Seakan Semua Menghantui Perjalanan Hidup Ini

285 31 8
                                    

-Part 1-

Malam yang cukup dingin dan aroma jalanan aspal yang baru saja terkena hujan menambah heningnya malam hari ini, seorang pemuda kini tengah berdiri di depan pintu kamar rawat inap di sebuah rumah sakit di dekat perumahannya. Dengan wajah cemas yang teramat, Dirinya hanya bisa berdo'a dan berharap agar tidak terjadi sesuatu yang tidak ia inginkan.

Dengan tekad bulatnya, ia pun menghubungi temannya yang mungkin saja bisa membantunya.

"Hallo... Gab!" Sapanya pada orang di sebrang telpon.

"Hallo, Kenapa?" Balas orang di sebrang telfon.

"Gue mau minta tolong, sorry banget, loe dateng, ya. Ke R.S biasa nyokap gue di rawat, Gue ada urusan di lintasan... Tolong banget Gab." Ujar pemuda itu.

"Ck... Kenapa harus linta..."

"Gaby! Gue mohon... Tolong banget yah... Kali ini aja." Potong pemuda itu.

"Oke... Oke! Gue otw sekarang. Loe, hati - hati! Harus pulang dengan keadaan seperti sebelum loe pergi! Kalo ada apa - apa, jangan harap gue bakal bantuin loe lagi!" Ujar suara gadis di sebrang telfon Pemuda yabg tak lain adalah Gaby.

"Do'ain gue... Sorry gue lagi lagi ngerepotin loe." Lirih pemuda itu.

Namun, bukan balasan kalimat yang pemuda itu terima, namun sambungan yang terputus secara sepihak tanpa kata pamit.

Setelah mengirimkan pesan pada gadis yang di telfon tadi, tentang di kamar mana ibunya di rawat, Pemuda itu pun langsung bergegas menuju tempat yang menjadi sumber penghasilan sampingannya, untuk mengadu keberuntungannya yang ia harap, mudah mudahan bisa sedikit meringankan bebamnya.

"Ibu, Do'ain Boy, semoga Boy bisa bawa uang yang banyak untuk menyembuhkan penyakit ibu." Lirih pemuda yang lebih di lenal Boy itu di depan pintu kamar Ibunya yang kini tengah terbaring lemah.

Setelah menempuh perjalanan sekitar kudang lebih duq puluh menit, Boy tiba di arena lintasan balap liarnya. Banyak penggemarnya yang sudah lama menunggunya dan kini saat Boy tiba di sana, Dirinya langsung di kerubuni beberapa team dan penggemar berat yang kebanyakan dari kalangan gadis.

"Weitssss... Kita lihat ini, datang juga nih si Lebah liar..." Ujar seorang Rival nya di arena Balap. "Apa yang mau taro malam ini, Boy?" Lanjutnya.

"Gue butuh uang banyak buat pengobatan Ibu gue. Gue taro motor kesayangan Gue. Dan gue mau, Lo taruhin Harga motor loe kalo gue menang!" Ujar Boy dengan tanpa menatap rivalnya.

"Gede juga nyali loe, Boy? Oke, Deal?" Ujar Rivar Boy mengulirkan Tangannya.

"Deal!" Balas Boy yakin.

Sedangkan di sisi lain, seorang pemuda memperhatikan apa saja yang Boy lakukan dari awal ia datang ke sini. Tanpa Boy sadari ternyata pemuda itu mengikutinya dari tadi.

"Dia?" Gumam Pemuda itu menatap Boy tidak percatya.

Pemuda itu terus memperhatikan Boy dengan seksama dengan tatapan yang sangat sulit di artikan. Hingga Boy memulai balapannya dan ternyata dirinya kembali kalah oleh Rivalnya itu. Dengan Kecewa dan kesal Boy menyerahkan kunci serta surat surat Motor Ninja RR nya pada Saingan terberatnya itu.

Namun sebelum Rival Boy menerimanya, Pemuda yang sebelumnya mengikuti Boy, kini akhirnya menghampiri Boy.

"Tunggu!" Sergah Pemuda yang mengikuti Boy. Sontak Boy pun terkejut saat menyadari siapa pemuda yang menghampirinya.

Sahabatku Cintaku: Tersimpan [Republish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang