8.Terasa Perih Bila Cinta Tak Bisa Memiliki

186 27 30
                                    

Tapi Lebih SakitLagi Bila Memiliki Tanpa Dicintai





Sebelumnya

"Apa aja yang Nabill bilang sebelum dia pergi?" potong Boby saat kalimat yang pastinya akan menyalahkan diri sendiri, Melody keluarkan.

"Maksudnya?" tanya Melody bingung.

"Ya semacam kalimat kayak yang loe gak faham gitu?" ujar Boby.

"Yang sampe saat ini, dari setiap kalimat yang dia bilang ke gue waktu itu, yang buat gue trus bertanya – tanya 'Gue gak tau apa yang gue rasain, Ini nyata atau hanya sekedar ilusi gue semata. Setiap apa yang gue lakuin, gue ngerasa ada yang salah.' Sama dia bilang, dia gak mau jauh dari Gue. Dia gak mau kehilangan gue." Ujar Melody dengan menutup wajahnya seakan frustasi dengan semua masalah ini.

"Itu aja?" tanya Boby kembali seakan belum puas dengan pertanyaan Melody.

"Ada satu lagi, dan ini yang paling gue gak ngerti, dia bilang 'Loe nggak akan ngerti Mel, ini bukan hanya tentang gimana cara gue bahagian loe, dan lindungin loe dari siapapun' jujur, kalimat dia yang ini yang buat gue seakan Nabill emang nyimpen sesuatu yang besar di belkang kita." Ujar Melody dan kalimat ini cukup membuat Boby puas, akhirnya dia sedikit punya harapan dan bukti untuk memecahkan masalah ini.

"See... bahkan dia ngelindungin kita semua. Gue yakin ini ada kaitannya dengan kejadian yang ada di rofftop dulu." Batin Boby.













-Part 3-

Setelah Boby mengantarkan Melody kerumahnya, dan dirinya mengambil motor kesayangannya di rumah Shania, Boby memutuskan untuk langsung berangkat ke Bengkelnya untuk sekedar memeriksa keadaannya. Setelah kepergian Nabill yang entah kemna, Boby memutuskan menyuruh montirnya di arena Balap untuk memegang sebagian Bengkelnya, jika Boby ada waktu, Boby akan membantunya.

"Bang, gimana hari ini?" tanya Boby pada montirnya yang entah sedang menulis apa di buku.

"Eh... loe Bob! Gak gimana – gimana, alhamdullilah lancar. Oiya, tadi ada om Vino kesini nanyain loe, tau mo ngapain, katanya loe di tunggu nanti jam lapan malem di rumahnya." Ujar montir Boby yang kerap dipanggil Ardi.

"Ok, thanks ya infonya... sorry nih bang gue gak bisa bantuin dulu hari ini, gue ada tugas sekolah lagi." Ujar Boby dengan Jujur.

"Iye, kalem aja udah..." Balas Ardi dengan tersenyum.

"Yaudah, gue pamit ya Bang, kalo ada apa – apa, abang hubungin gue aja." Ujar Boby yang hanya dijawab anggukan oleh Ardy.











*

Tepat jam setengah delapan malam, Boby sudah sampai di kediaman rumah Nabill. Entah mengapa dirinya dipanggil langsung oleh orang yang sudah ia anggap sebagai ayahnya itu. Dengan perlahan pintu terbuka dari dalam.

"Iya, mas... ada keperluan apa?" tanya Ilo yang membuka pintunya.

"Sorry, tadi gue dikasih tau sama temen gue, kalo Papah nyariin gue dan nyuruh gue buat nemuin dia." Ujar Boby dengan tersenyum ramah.

"ah... Boby,,, come here son..." ujar Vino saat baru saja turun dari lantai atas. "Ilo, ajak Boby masuk."

Keduanya berjalan menghampiri Vino, namun Ilo memutuskan berjalan menuju kamarnya karena merasa urusan ayahnya sangat privacy.

"Malam, pah..." Sapa Boby dengan mencium tangan Vino dan dibalas senyuman oleh Vino.

"Gimana sekolah kamu?" tanya Vino dengan membawa Boby duduk di salah satu sofa.

Sahabatku Cintaku: Tersimpan [Republish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang