7. Takkan Mungkin Ku Melupakan Kamu, Yang Terlalu Indah Untuk Kumiliki.

249 30 15
                                    

Sebelumnya

"Loe... Astaga!" belum sempat menanyakan Pada Gaby tentang sedang apa dirinya disana, Shania lebih dahulu dikagetkan dengan keadan seseorang yang kini tengah menyandarkan dirinya dengan terduduk pada dindin di sebelahnya.

-Part 2-

"B...Bo... Boby!" pekik shania Kaget. "Bob! Kamu kenapa? Gab, Boby kenapa? Dia Kenapa Gab!" cecar Shania yang kini memeluk Boby yang seperti orang yang tengah melewati sakaratul maut.

"ASTAGA!" pekik Melody cukup keras dan membuat seseorang yang tengah berjalan, kini menghentikannya jalannya. Sontak dirinya pun menghampiri Melody dengan sedikit Berlari.

"Kenapa, Mel!?" tanya orang itu yang tak lain adalah Nabill. "Anjing‼" Pekik Nabill saat mendapati seseorang yang tengah Shania rangkul sedari tadi kini terlihat sangat mengenaskan.

"Dia, kenapa Bill? Boby kenapa?" lirih Shania dengan menangis.

"Biar gue bawa ke gudang sini! Mel, loe beliin gue susu schet, yang putih, sama minta air putihnya sekalian ya. Inget sususnya jangan di seduh." Ujar Jeje yang kini memangku Boby menuju bangunan bekas kelas yang tak terpakai di depannya. "Gab! Loe jaga diluar, jangan sampe ada Guru yang kesini!" lanjut Jeje saat melihat Gaby hendak ikut masuk.

"Kenapa gak dibawa ke rumah sakit aja sih!" ujar Shania dengan masih menangis, sedangkan Nabill yang mengetahui penyebanya hanya diam dengan rahang yang mengeras dan tangan yang mengepal kuat.

"Gab!" ujar Nabill yang kini menghampiri Gaby yang terlihat sangat Khawatir. "Sejak kapan?" lanjut Nabill dengan wajah yang menahan amarahnya.

"Bill, ini bukan saatnya! Kamu harus tenang!" ujar Gaby yang menyadari begitu besarnya amarah yang terpancar di mata Nabill.

"Hemh... oh ya? Gue lupa, jelas loe bakal belain dia, karena dia orang yang loe sayang, iya Kan? Seberapa salahnya dia pun loe.."

"Bill!"

"APA!" belum sempat Gaby melanjutkn ucpannya. Nabill lebih dulu memotongnya kembali dengan teriakannya yang membuat Gaby terkejut dan juga Melody yang saat itu baru sampai setelah membelikan apa yang di perintahkan Jeje sebelumnya.

"Gue tau, loe banyak tau hal yang loe sembunyiin dari Gue, karena gue tau, loe masih punya perasaan sama dia! Dan gue? Hemh! Gue cuman jadi pelarian loe, karena loe gak bisa dapetin apa yang loe mau, iya kan?" Tutur Nabill panjang lebar tanpa menyadari jika semua ucapannya mampu menusuk relung hati Gaby yang paling dalam.

"Cukup Nabill! Makasih buat semuanya!" Ucap Gaby dengan menangis dan berlari meninggalakn Nabill yang entah mangapa begitu marah pada Gaby yang jelas tidak punya salah sedikitpun padanya.

"Bill..." suara Meloddy mengalihkan pandangan Nabill yang sedari tadi memperhatikan langkah Gaby. Dengan tiba – tiba, Melody membawa Nabill kedalam pelukannya, disitulah dimana Nabill bisa menumpahkan airmatanya yang dengan lancangnya turun begitu saja. "Loe gak seharusnya bentak Gaby kayak gitu, Gaby gak salah apa – apa sama Loe, kalo loe mikir kenapa Gaby sembuyiin ini dari Loe, karena Gaby ngak punya hak apa – apa buat ungkapin semua keburukan Boby sama Loe, Karena Gaby bukan sispa – siapanya Boby, maupun siapa – saiapanya loe, Bill bukan Gaby yang patut disalahin disini. Dan juga bukan pula Boby yang harus loe sangsi bersalah, tapi loe harus tau dulu, apa alasan dibalik Boby yang ngambil langkah nekad seperti ini." Tutur Melody yang semakin membut Nabill menangis bersalah dan semakin mengeratkan pelukannya terhadap Melody.

Sedangkan Jeje kini masih berusaha membuat Boby menelan semua susu yang Melody berikan sebelumnya, detemani Shania yang masih menangis dan terus meracau memanggil nama Boby.

Sahabatku Cintaku: Tersimpan [Republish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang