4. Tertatih Aku Dalam Mencintaimu

335 29 6
                                    

-Part 1-









Seperti biasa, Nabill dan teman temannya menghabiskan waktu istirahatnya di Kantin untuk mengisi perutnya. Namun kali ini ditambah dengan Gaby dan Michell yang ikut betgabung dengan rombongan Nabill, semenjak kerja kelompok pelajaran sejarah pada hari minggu kemarin, Gaby seolah menjadi dekat dengan Shania dan Melody, bahkan pernah juga ketiganya jalan jalan bersama. Michell yang memang teman dekat Gaby, terbawa arus oleh Gaby yang ikut bergabung dengan kelompok Shania.

"Pusing gue!" Celetuk Nabill.

"Kenapa?" Tanya Jeje.

"Gue pilih Melody apa Shania, ya buat jadi pacar Gue... Hahahahaha..." Ujar Nabill asal yang sulses membuat sebuah tisu melayang dari tangan Shania. "Abisan nih ye.. si tante ini gencer banget nyomblangin gue sama Melody, tapi dia gak kasih waktu berdua buat gue sama Mel..."

"Nabill! Ngasal bet sih kalo ngomong!" Ujar Melody yang kini menatapnya tajam.

"Ehehehe... Kalem kalem Mel... Kita kan prenn..." Uajar Nabill dengan bahasa inggris khas nya.

"Je..." Panggil seseorang yang kini berdiri di belakang Jeje.

"Sekarang?" Tanya Jeje setelah melihat kearah suara yang ternyata adalah Ayana itu.

"Eh, Gengs... Tinggal bentar ya! Ada urusan, gue." Ujar Jeje yang berjalan bersama Ayana.

"Ati - ati." Ujar Nabill pada keduanya.

Sebelumnya Nabill mempaparkan apa yang kakaknya katakan saat itu. Dan al Hasil, Jeje pun mulai memahami apa yang kakaknya Nabill inginkan dan mulai mengikuti apa yang Dia mau, hingga setelah beberapa waktu berlalu, Akhirnya jeje menyadari perlakuannya terhadap Kakak Nabill, dan Jeje berjanji pada Nabill akan merubah sikapny untuk kakaknya itu bahkan jeje bersumpah di hadapan Nabill, jika suatu saat kakaknya menangis karena nya, Jeje siap jadi samsak buat Nabill. Itu sumpah Jeje di depan Nabill.

"Mereka pacaran, ya?" Tanya Michell pada Nabill.

"Taulah mereka itu... Gimana hubungannya juga gue gak tau." Ujar Nabill asal.

Sedangkan di tempat lain, tepatnya di taman belakang sekolah yang cukup sepi, Terlihat Keynal dengan langkah sok Coll nya menghampiri sebuah bangku yang kini tengah di duduki oleh seorang gadis yang tampak serius membaca buku di tangannya. Lama Keynal menatapnya dengan bibir yang tertarik dari kedua sisinya, kini ia beranikan diri untuk mendekati gadis itu secara nyata.

Awalnya Keynal hanya duduk tanpa permisi dan tanpa menegurnya. Bahkan hanya duduk berdua saja, jantung Keynal sudah bereraksi lebih dulu, keringat panas tiba tiba mengapung di punggungnya.

"Sendirian aja?" Ujar Keynal akhirnya dan sontak gdis itu pun menengok kearahnya.

"Nggak, ini berdua sama buku, koq..." Ujar orang itu asal dan sontak Keynal pun menggelengkan kepalanya. "Nah gini kan enak... Deketin kalo mau kenalan, gimana bisa deket kalo cuman merhatiin dari jauh." Lanjut Gadis itu seolah mengomentari buku yang tengah ia baca. Namun hati Keynal merasa jika pernyataan itu untuknya. Mengapa? Pasalnya, selama tiga hari kebelakang di minggu ini, Keynal diam diam memperhatikan gadis itu dari jauh, Keynal yakin jika gadis itu tidak menyadarinya, namun apa maksud perkataannya tadi.

"Maksudnya?" Tanya Keynal ragu. Gadis itu pun tersenyum menyeringai kearah Keynal.

"Ini, tokoh cowoknya cemen banget... Pengen deketin cewek yang dia suka aja pake ngumpet di balik pohon. Padahalmah cewek itu udah nunggu dia buat di deketin si tokoh cowok itu."

Deg...

Pernyataan Gadis itu memang seolah mengomentari buku yang sedang ia baca, namun insting Keynal mengatakan jika itu bukan.

Sahabatku Cintaku: Tersimpan [Republish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang