Backstreet

7.5K 441 55
                                    

Laras menyusuri lorong rumah sakit dengan langkah ringan. Siang ini setelah mengantarkan Aditya pulang ke rumahnya, Laras sengaja pergi mengunjungi Arya di tempat kerjanya sambil membawakan bekal makan siang. Tadi saat menunggu Aditya pulang dari sekolahnya, Laras sibuk di dapur membuatkan bekal khusus untuk Arya.

Saat sampai di depan ruang kerja Arya, Laras sengaja merapikan rambutnya dulu sebelum akhirnya mengetuk pintu tersebut.

"Masuk!"

Laras bisa mendengar suara Arya dari dalam ruang kerjanya. Laras menarik napas panjang terlebih dahulu, kemudian dia baru membuka pintu ruang kerja Arya.

"Laras? Tumben ke sini," Arya begitu terkejut dengan kehadiran Laras di rumah sakit.

"Saya bawain ini buat dokter," Laras mengasungkan tangan kanannya yang membawa tas berisi bekal untuk Arya.

"Wah kamu bawa apaan?" Arya menghampiri Laras dan mengambil alih tas tersebut dari tangan Laras.

"Makan siang buat dokter," jawab Laras tanpa bisa menghilangkan senyuman dari wajahnya.

Arya lalu mengajak Laras untuk duduk di salah satu sofa yang ada di ruang kerjanya. Setelah meletakkan tas yang tadi Laras di atas coffee table, Arya langsung membuka tas tersebut, dan mengambil kotak makan yang ada di dalamnya.

"Kamu yakin ini buat saya? Bukannya buat Didit?" tanya Arya saat melihat isi bekal yang Laras bawakan untuknya. Nasi yang dibentuk hati, dan beberapa hiasan dari telur gulung dan sayuran.

"Saya sengaja bikin itu buat dokter, bukan buat Didit."

Arya terkekeh mendengar jawaban dari Laras tadi. Dia hanya bermaksud untuk bercanda, tapi sepertinya Laras menanggapi serius.

"Kalau dokter ngga mau makan, biar saya bawa balik lagi," Laras bermaksud mengambil alih kotak makan dari tangan Arya. Namun, dengan cepat Arya menjauhkannya dari Laras.

"Siapa bilang saya ngga mau makan, orang dari tadi perut saya udah laper banget, untung kamu bawain saya makanan ini," Arya langsung menyuapkan nasi yang sudah Laras bawakan untuknya.

"Em~ ternyata masakan kamu enak juga," puji Arya setelah menelan masakan buatan Laras.

Laras kembali tersenyum lebar. "Kalau dokter suka, dokter harus ngehabisin semuanya."

"Pastinya saya bakal abisin," ujar Arya sambil kembali menyuapkan makanan ke dalam mulutnya. Melihat Arya yang makan bekalnya dengan lahap, mau tak mau membuat Laras terus tersenyum. Hatinya kembali menghangat.

"Alhamdulillah, saya kenyang banget nih, makasih banyak, ya Ras, buat bekalnya, saya suka," ucap Arya setelah selesai menghabiskan semua bekal yang Laras bawakan untuknya. Tak lupa sambil mengatakan hal itu, Arya membelai kepala Laras dengan lembut. Arya menatap gadis yang sedang duduk di sebelahnya ini. Gadis berusia sama dengan keponakannya, tapi berhasil membuat hatinya jungkir balik. Sudah lama sekali Arya tidak merasakan perasaan seperti ini. Bahkan saat bersama dengan mendiang istrinya, Arya tidak pernah merasakan jantungnya berdetak dengan cepat seperti sekarang.

"Karena dokter udah selesai makannya, berarti saya bisa langsung balik ke rumah," ujar Laras sambil merapikan kotak makan yang sudah kosong dan memasukkannya kembali ke dalam tas yang tadi dia bawa.

"Sekali lagi makasih banyak, ya Ras. Karena kamu bawain bekal, saya jadi ngga usah makan di kantin rumah sakit deh," ucap Arya tulus.

"Sama-sama, dok, saya seneng kalau dokter suka sama bekal buatan saya ini, lain kali pasti saya bikini lagi buat dokter."

"Janji, ya bikinin lagi buat saya."

Laras mengangguk sebagai jawaban. "Kalau gitu saya pamit pulang dulu, dok, kasihan Pak Ujang kelamaan nungguin saya di parkiran," pamit Laras.

Puber KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang