Pelan-pelan tapi Pasti Warna Hatiku Berubah

7.2K 433 35
                                    

Hai-hai hampir sebulan dari part sebelumnya yang saya post, sebenarnya saya ingin sekali untuk bisa segera menyelesaikan cerita ini, tapi apa daya sekarang ini saya sedang tidak bisa terlalu lama berhadapan dengan laptop, sehingga saya kesulitan untuk mengetik lanjutannya, jadi saya harap para pembaca semua bisa memakluminya, karena saya pasti menyelesaikan dan mengupload part baru kalau memang sudah selesai saya ketik. cukup berikan semangat kepada saya agar terus bisa mengerjakan cerita ini ditengah-tengah kesibukan bekerja ^^

"Liburan ke Tanjung Lesung?" Tita tidak menyangka kalau Aiden kekasihnya akan mengajaknya berlibur ke Tanjung Lesung yang katanya memiliki pantai yang indah dan termasuk ke dalam jajaran tempat wisata yang sedang terkenal saat ini.

"Iya, aku juga rencananya mau ngajakin Om Arya sekeluarga," ujar Aiden.

"Kenapa ngga ngajakin Papa sama Mamaku?" Tita bingung kenapa malah Arya yang dipilih oleh Aiden, bukan kedua orang tuanya.

"Aku udah tawarin ke Papa sama Mama, tapi kebetulan pas itu Papa ada seminar ke Bali, dan Mama katanya mau nemenin," Aiden memang sudah menawari Yudis dan Karina, namun kedua orang tua kekasihnya itu tidak bisa menerima. Maka pilihan berikutnya jatuh pada keluarga Arya.

Tita mengangguk-angguk. Memang beberapa minggu lagi Yudis Papanya tersayang akan pergi ke Bali untuk mengikuti seminar bersama dokter-dokter lain, dan Karin sang Mama berminat untuk ikut juga.

"Jadi kita perginya berapa orang?"

"Enam orang, tapi nanti di sana juga ada sahabat-sahabat aku."

"Temen Mase yang artis itu ikut juga?" yang Tita maksud artis adalah Yuto, sahabat kekasihnya.

Aiden menggeleng. "Si Yuto lagi sibuk sama sinetron kejar tayangnya gitu, jadi ngga bisa izin buat liburan."

"Aku jadi ngga sabar deh Mase, pengen cepet-cepet liburan, suntuk di rumah sakit terus," ujar Tita dengan pandangan menerawang. Belum berangkat ke sana saja, dia sudah bisa merasakan bahagia, karena akhirnya bisa liburan untuk menghilangkan penat.

εΐзεΐзεΐз

Hari itu mereka berenam berangkat menggunakan mobil Arya dan saat sampai di sana Ariana, Biru, dan Dirga sahabat Aiden sudah menunggu. Di sana mereka menyewa satu sebuah villa dan pemilik villa mengatakan kalau untuk makan malam mereka akan disediakan barbeque. Sepanjang siang sampai sore menjelang mereka bermain di pantai. Arya yang berusia cukup jauh bisa berbaur bahkan tidak ada yang menyangka kalau Arya sudah berusia empat puluh tahun.

Saat malam tiba, mereka makan barbeque di pinggir pantai. Aiden juga menyewa satu set perangkat karoke untuk hiburan. Sahabat-sahabat Aiden, Tita bernyanyi bersama. Laras bisa melihat kalau sahabat-sahabat Aiden dan Tita memiliki suara yang bagus. Termasuk Arya yang malam itu dipaksa untuk menyumbangkan suaranya, berhasil membuat Laras terpukau.

Puas makan dan berkaroke, mereka masuk ke dalam villa untuk beristirahat. Sedangkan Arya mengatakan kalau dia akan menyusul, dan duda beranak dua itu memilih untuk bertahan di pinggir pantai menikmati api unggun dan mendengar deburan ombak.

Laras yang sudah selesai menidurkan Aditya, keluar dari kamarnya dan saat tak sengaja melihat Arya yang masih duduk di pinggir pantai. Tanpa pikir panjang, Laras langsung menghampiri Arya.

"Dokter belum tidur?" tanya Laras sambil duduk di sebelah Arya.

Arya menoleh dan menggeleng. "Kamu sendiri kenapa ngga tidur? Bukannya tadi cape seharian main?"

"Dokter bukannya cape juga? Kenapa malah duduk di sini?"

"Saya lagi nikmati suasana pantai aja, ternyata saya udah lama banget ngga liburan," ujar Arya sambil menghirup udara pantai dalam-dalam. Ikut liburan dengan Aiden dan Tita memang keputusan yang tepat.

Puber KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang