Pacaran sama Gadis Twenty Something itu...

9.9K 519 66
                                    

Hai hai saya kembali sesuai dengan janji kalau part kemarin tembus 50 vote dalam waktu 2 hari maka saya post part selanjutnya tepat seminggu kemudian. Saya terharu karena dalam kurun waktu seminggu ini, cerita Dokter Arya sama Laras meningkat gitu yang baca, padahal dulu sempet ngenes banget, dan sempet berpikir buat berhenti aja nulis cerita ini. Tapi Alhamdulillah belakangan ini mulai banyak yang mencintai dokter Arya hehehehe sungguh suatu kebanggaan buat saya. Well ngga usah kebanyakan intro lagi, silahkan menikmati part ini dan jangan lupa vote serta komennya ya ^^

εΐзεΐзεΐз

"Urang kudu piye?" gumam Arya sambil berjalan mondar-mandir di ruang kerja Reinaldo. Sedangkan yang punya ruangan hanya duduk di kursi kerjanya sambil memperhatikan sahabat sekaligus rekan kerjanya yang berjalan mondar-mandir di depannya.

"Arya, stop it!" seru Reinaldo saat sudah lelah melihat Arya berjalan mondar-mandir.

"Berhenti mondar-mandir, karena kamu bikin aku pusing," tambahnya.

Arya menghentikan kegiatan mondar-mandirnya dan berjalan mendekati Reinaldo. "Aku butuh saran dari kamu, Do."

"Saran apaan? Bukannya kamu udah jadian sama Laras, terus saran apalagi yang kamu butuhin dariku? Kalau saran tentang pacaran aku bisa bantu, tapi kalau saran gimana caranya ngelamar, aku give up, karena itu bukan bidangku."

Arya mengibas-ngibaskan tangannya di depan Reinaldo. "Bukan saran tentang itu. Aku cuma mau tanya buat perayaan 100 hari biasanya kamu ngasih apaan buat pasanganmu?"

Tawa Reinaldo seketika itu juga pecah memenuhi ruang kerjanya. Arya buru-buru menutup mulut Reinaldo agar tidak ada yang mendengar suara tawanya itu. "Aku butuh saran, bukannya diketawain!"

Reinaldo menepuk-nepuk tangan Arya meminta dilepaskan.

"Aku lepasin, asal kamu janji ngga akan ketawa ngakak lagi," kata Arya yang dijawab anggukan oleh Reinaldo.

"Maneh deuk ngabunuh urang?" gerutu Reinaldo saat Arya sudah melepaskan tangannya dari mulutnya.

"Abisan kamu juga ditanyain bukannya jawab malah ngetawain."

"Sorry, abisan pertanyaanmu itu loh, kocak banget," kata Reinaldo sambil terkekeh. Arya cemberut. Dia memang kalah telak dengan Reinaldo kalau soal berhubungan dengan lawan jenis.

"Kamu kepikiran ngasih Laras apaan? Atau kamu kira-kira tahu ngga apa yang lagi dipengenin sama dia?" tanya Reinaldo.

Arya mengerutkan keningnya berpikir. "Clueless, aku sama sekali ngga ada ide, tapi beberapa bulan yang lalu Laras pernah kasih aku couple case ponsel, tapi aku tolak karena itu mencolok banget."

"What?! Couple case?!" tawa Reinaldo kembali pecah. Dia tidak bisa membayangkan kalau Laras nekat memberi Arya couple case seperti pasangan lainnya. Mungkin gadis itu lupa kalau yang sedang dikencaninnya saat ini adalah lelaki berusia empat puluh tahun yang tidak mungkin bisa diajak memiliki barang kembaran.

"Terus aja ketawain, maneh teh baturan urang lain?" omel Arya lagi. Dia kesal karena Reinaldo terus saja menertawakan dirinya.

"Sorry, Ya. Abisan kelakuan pacarmu bocah banget sih," ujar Reinaldo sambil berusaha menghentikan tawanya.

"Okay, kita kembali ke topik," kata Reinaldo saat sudah merasa tenang. "Kalau ngelihat dari umurnya Laras, wajar aja sih dia begitu, coba aja kamu tanya sama Tita dan Aiden, mereka pasti juga punya barang kembaran dan ngerayain day anniversary."

"Kamu pernah ngalamin juga, Do?" tanya Arya penasaran.

Reinaldo mengangguk. "Aku juga pernah pacaran sama cewe yang umurnya ngga jauh dari Laras dan Tita. Ya mereka kan masih bocah, jadi ngga kayak kita jaman dulu. Pacaran jaman kita dulu paling cuma makan, nonton, telepon-teleponan, sama surat-suratan. Kalau mereka ngga begitu, karena jamannya juga udah jauh beda. Mereka terbiasa memamerkan hubungannya, walau ngga semuanya begitu, tapi mostly sih begitu."

Puber KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang