6

32 4 0
                                    

"Sama aku!" Terdengar suara laki-laki dari kejauhan.

Rani menengok dan kaget, "masih kenal aku kan? Mantan terindah kamu" laki-laki itu menghampiri rani sambil merentangkan tangannya.

Laki-laki itu memeluk rani, salman membelalakkan matanya tak percaya apa yang dilihatnya.

Rani juga membalas pelukan mantan terindahnya, sambil tersenyum.

'Bullsh*t, apa-apaan nih? Malah pelukan, di depan aku persis lagi' batin salman.

"Roy, masih sama kayak dulu aja kamu tuh" ucap rani setelah melepas pelukan roy.

"Ayo kita ke lapangan" ajak roy pada rani. Roy menggandeng rani dan hampir pergi tapi salman menghentikannya.

"Bentar roy, aku pengen ngomong sebentar sama rani. Boleh kan?" Salman meminta izin.

"Roy kamu duluan aja ya" setelah roy mengangguk, rani melepaskan gandengan tangan roy.

Salman menggandengnya, rani dibawa ke sebelah mobil salman.

"Ran kamu beneran mau nikah sama roy?" Tanya salman khawatir.

Rani malah tertawa, "loh kok malah ketawa sih? Jawab dong" salman semakin khawatir.

Rani menatap salman, "enggak man, roy itu cuma bercanda. Santai aja kali" akhirnya dia tertawa lagi.

"Cemburu ya..." Rani menggoda salman, dia kembali tertawa.

"Ran..." Panggil salman serius.

Rani menatap salman, salman menatapnya intens. Seketika pandangan mereka terkunci.

"Jujur sama aku, dulu kamu suka sama aku?" Tanya salman tiba-tiba. Rani kaget dengan pertanyaan salman.

"Kenapa tiba-tiba kamu nanya itu?" Tanya rani yang masih tak percaya salman menanyakan hal itu.

"Jujur aja sama aku. Kamu dulu suka sama aku?" Salman tak patah semangat.

"Aku...." Rani agak gugup, "aku suka sama kamu man. Aku.... Aku suka sama kamu, kamu cinta pertamaku man. Tapi, kenyataannya kamu suka sama poo. Aku terima itu" jelas rani.

"Jadi selama ini...." Salman menahan tangis, dia tak kuasa melanjutkan kalimatnya.

Dia menutup matanya, rani mengelus bahu salman. "Dengan bodohnya aku buta akan cinta dengan poo. Dan kamu?" Dia mengusap wajahnya kasar.

"Udah man udah! Itukan masa lalu" Rani mencoba menghentikan salman. Rani mengusap pipi salman yang terdapat setitik air mata.

Salman menatap rani, dia tak kuasa lalu dia memeluk rani. Rani membalasnya, mengelus punggung salman untuk menenangkannya.

"Itu dulu man, mungkin aku emang gabisa lupain kamu man. Buktinya setelah kamu pergi aku nggak pernah bisa nerima laki-laki manapun di hati aku man" rani tersenyum.

"Yaudah yuk kita ke sana. Lama-lama jadi drama turki nih, nanti kalo ketinggalan acaranya juga" rani menggandeng salman.

"Nggak drama korea?" Lanjut salman. "Nggak suka drama korea" jawab rani lalu mereka menuju lapangan tempat acara. Mereka berdua duduk sebelahan.

Di depan mereka ada roy, fani, dan amir. "Udahan bicaranya?" Tanya fani.

"Udah" jawab salman singkat. Fani, amir, dan roy yang tadi menghadap ke belakang sekarang sudah berbalik menghadap ke panggung.

"Hai para alumnerssss!" Sapa mc dari atas panggung. Sebenarnya acaranya sudah dari tadi, tapi karena drama turki tadi mereka ketinggalan sambutan-sambutan.

"Siap buat lihat old band kita? Ini dia atlantis band!" Suara gemuruh tepuk tangan terdengar.

Atlantis band yang terdiri dari Dio, Saif, Kabir, dan Fabil. Atlantis band adalah band seangkatannya salman.

Dio adalah bassis dan vokalis, Saif gitaris, Kabir keybordis, dan Fabil drummer.

Mereka menampilkan lagu menyimpan rasa dari devano. Salman langsung merasa hawa lain, 'kenapa lagunya ini?' Batinnya.

Setelah lagu selesai, mereka memainkan lagi lagu menunggu kamu dari anji.

Rani sedang asik mengobrol dengan sebelahnya yaitu kharisma.

Rani telah selesai berbincang dia kembali ke posisinya. Tak sengaja tangannya berada di atas tangan salman.

"Sorry" hanya ucapan itu yang rani sampaikan, ia menarik lagi tangannya.

"Man, kamu kenapa diem aja sih? Btw, temen-temen kamu mana?" Rani mengalihkan pembicaraan.

"Hmm, mungkin mereka lagi asik sama keluarga mereka" jawab salman gugup.

"Eh liat deh" rani menunjuk dio, "dia kan dio temen kamu" lanjut rani.

"Iya ran" salman masih gugup. Band selesai, para pemain band segera turun dari panggung.

Dio menghampiri salman, "hey man!" Sapanya. "Eh dio" salman berdiri lalu menyalami dio.

"Walau kamu udah berubah, aku tetep tahu itu kamu" ucap dio.

"Iya, kamu kan selalu kontakan sama aku" salman dan dio cekikikan berdua.

"Eh ran!" Sapa dio kepada rani, rani berdiri lalu menyalami dio.

"Hey di" sapa rani kembali.

"Yaudah di, kamu duduk sini aja" suruh salman, dio pun duduk di sebelah salman.

"Pasti kalo kalian masih jomblo atau single bakalan klepek-klepek liat dia yang laki-laki bisa belajar dari kesuksesannya. Kita persilahkan teman kita Abdul Rashid Salim Salman Khan yang namanya panjang banget untuk naik ke atas panggung!" Salman kaget mc memanggil namanya.

"Dipersilahkan salman untuk naik dan menyampaikan motivasi bagi kita semua" lanjut mc.

Salman berdiri, memandang rani sejenak dan pergi ke atas panggung. Suara gemuruh tepuk tangan kembali terdengar.

Di atas panggung, salman diberi mic untuk menyampaikan motivasinya.

"Assalamualaikum teman-teman" sapa salman. "Waalaikumsalam" jawab para tamu undangan.

"Mungkin kalian lupa siapa saya. Saya Abdul Rashid Salim Salman Khan yang dulu cungkring, item, dan buluk" dia membuka pidato.

"Pertama-tama salam hormat saya dan ucapan terima kasih kepada pak kepala sekolah, guru-guru dan karyawan. Berkat anda saya bisa menjadi seperti ini" salman memandang ke arah bangku guru-guru.

"Mungkin saya berubah dalam penampilan, dan kalian benar saya sukses. Tapi ada satu hal yang menurut saya belum saya capai" salman menggantungkan kalimatnya.

"Apa itu man?" Teriak kumar dari bangku. "Cinta" satu kata menusuk hati.

"Mungkin benar saya sukses, tapi saya melihat kalian yang sudah menikah bahkan lebih sukses" salman tersenyum.

"Mungkin saya buang-buang waktu di sini dan memperpanjang durasi" semua tertawa ketika salman cekikikan.

"Kalimat terakhir yang akan saya sampaikan" salman lagi-lagi menggantungkan kalimatnya.

"Jangan buta akan cinta, lihat sekelilingmu maka kamu akan terkejut. Jangan menyesal jika suatu hari yang mencintaimu hilang karena kamu sibuk mengejar cinta yang bertepuk sebelah tangan. And enjoy this live. Terima kasih" salman memandang lekat-lekat rani.

Suara gemuruh tepuk tanga mengiringi salman turun dari panggung dan kembali duduk.

Salman : Love In Back Love.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang