17

41 2 0
                                    

Hai teman! Aku ini langsung skip cerita ke 6 Tahun kemudian ya. Well untuk menyingkat cerita dimana 6 Tahun itu Salman masih tidak bisa move on dari Rani.

6 TAHUN KEMUDIAN


Pagi hari menyambut pagi Salman yang masih hambar.

Tiba-tiba HP nya berdering, telpon dari Papa.

"Halo Pah!"

"Kapan kamu pulang? Ini udah 6 tahun Man,"

"Maybe next year Pah, aku di sini hampir sukses,"

"Tahun pertama kamu bilang belum bisa lupain Rani, tahun kedua kamu bilang usaha masih kritis, tahun ketiga kamu bilang ada masalah staf, tahun keempat kamu bilang udah mulai bangkit perusahaan, tahun kelima kamu bilang ada client penting, sekarang? Nggak ada alesan kamu harus pulang!"

"Iya pah, soon aku pulang,"

"Beneran ya! Awas kalo enggak,"

"Iya pah, yaudah aku mau rapat penting,"

"Yasudah, bye..."

"Bye pah," Salman pun menutup telepon.

Salman menuju ruang rapat untuk rapat dengan para staf nya.

Malam hari

Dia melajukan mobilnya pelan, walau jalanan sudah sepi dia tetap safety.

Tiba-tiba di jalan dia melihat mobil berhenti, nampak misterius.

Saat itu di perempatan lampu lalu lintas, lampu sedang berada di merah.

Dia berhenti, tiba-tiba dia melihat Kabir jalan kaki. "Kabir?" dia tak percaya Kabir di Semarang.

Orang yang ada di mobil tersebut melajukan mobilnya cepat dan menabrak Kabir.

Saat itu jalanan sepi, jadi orang yang ada di mobil leluasa langsung pergi tapi Salman sempat melihat wajahnya.

Salman langsung melajukan mobilnya ke arah Kabir setelah lampu hijau dan turun menghampiri Kabir.

"Bir, Kabir!" panggil Salman menggoyangkan tubuh Kabir.

"Man," ucap Kabir setelah melihat Salman. "Aku bakalam bawa kamu ke rumah sakit," Salman pun langsung menuntun Kabir yang sudah berdarah-darah.

Di mobil, Salman melajukan mobilnya cepat. "Man, jaga Rani," pesan Kabir.

"Jangan ngomong macem-macem Bir," ucap Salman.

"Kalau aku udah gaada, jaga Rani untukku Man," ucap Kabir lagi.

"Kamu bakalan selamat," ucap Salman.

"Aku tau kamu cinta Rani Man, makanya kamu pergi ke sini untuk menghindari Rani supaya Rani bahagia sama aku," jelas Kabir membuat Salman terkejut.

"Cinta kamu adalah cinta tulus Man, kamu bisa biarkan Rani bahagia dengan pilihannya dan kamu tersiksa," lanjut Kabir.

Kabir merintih kesakitan, lalu sampailah mereka di rumah sakit.

Suster dengan sigap menolong Kabir, Salman ikut mendorong kasur itu.

Sebelum masuk ruang UGD, "Man, ini flashdisk kamu berikan ke Rani," Kabir memberikan Salman sebuah flashdisk.

"Baiklah," ucap Salman. Lalu suster membawa Kabir ke UGD.

Salman menunggu di depan ruang UGD, setelah dokter menangani Kabir dia pun keluar.

Salman : Love In Back Love.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang