14

28 2 0
                                    

Di rumah.

Salman memasuki rumah dengan langkah gontai.

Pak Salim heran melihat Salman dengan langkah gontai.

"Kamu kenapa man? Baru ketemu sama rani kok kaya gini sih?" goda pak salim.

Salman hanya bisa diam. "Jadi gimana si rani? Nerima kamu nggak?" tanya pak salim lagi.

"Udah pah" ucap salman frustasi setelah duduk. "Udah apanya? Udah nerima kamu?" pak salim tambah penasaran dengan sikap salman.

Pak salim duduk di sebelah salman, "Rani bubar, udah bubar!!!!" jawab salman frustasi.

"Hah? Bubar? Emang band?" pak salim malah bercanda.

"Rani bakalan nikah sama kabir pah!" lanjut salman, pak salim yang sedang minum teh yang sedari tadi hanya dia bawa tersedak.

"Hah? Tapi kamu bilang..." pak salim menggantungkan kata-katanya.

"Rencanya gitu pah, tapi aku kalah sama kabir. Dan minggu depan mereka bakalan tunangan" ucap salman sambil tatapan kosong.

Tiba-tiba dia tertawa kaya orang gila. "Man, sadar man!" pak salim memukul pipi salman.

Pak Salim mencium aroma minuman keras, "kamu mabuk man?"

"Rani bakalan nikah sama kabir" dia tertawa lagi. "Man papah tahu kamu lagi patah hati, tapi jangan kaya gini dong. Apa yang kamu perbuat itu salah," pak salim mencoba menyadarkan salman.

Salman menengok ke pak salim, "jadi aku nggak bakal bisa milikin rani?" tanya salman.

Pak salim mengangguk pelan, salman menangis lalu memeluk papahnya tersayang.

Keesokan harinya.

Pak salim melihat jam dinding, sudah pukul 07.30. "Nggak bangun-bangun nih anak".

Pak salim pergi ke kamar salman, lalu menghampiri salman yang masih meringkuk dengan selimutnya.

"Man! Bangun man! Udah jam setengah 8 nih" pak salim menepuk bahu salman.

Salman tak bergerak, membuat pak salim khawatir. "Man, bangun eh!" pak salim memegang dahi salman.

Suhu nya sangat panas, "man, eh jangan bercanda dong. Harus telpon dokter nih" pak salim langsung menelpon dokter.

"Halo dok!" ucap pak salim pertam kali. "Iya pak salim? Ada apa?" tanya dokter ghani.

"Emergency! Dokter ke rumah saya segera!" ucap pak salim sangat cemas.

"Baik pak! Saya akan ke rumah bapak segera" jawab dokter. Pak salim pun mematikan sambungan telepon.

Beberapa menit kemudian. Dokter datang langsung ke kamar salman.

"Jadi apa emergencynya pak salim?" tanya dokter ghani.

"Anak saya demam tinggi dok" jawab pak salim. Dokter ghani langdung memeriksa salman.

Beberapa menit pak dokter meneriksa salman, lalu berdiri.

"Demam nya memang sangat tinggi pak, tapi tidak apa-apa. Ini ada surat obat yang harus ditebus di apotek" dokter ghani memberikan secuil kertas.

"Dan usahakan jangan banyak berpikir, nanti bisa stres. Mungkin ini terjadi karena terlalu stress atau ada masalah besar" lanjut dokter ghani.

"Iya dok, memang ada masalah besar" ucap pak salim prihatin.

Salman : Love In Back Love.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang