18

37 3 0
                                    

Rumah sakit, pukul 11.00.

Kabir siuman dari tidur panjangnya. Rani langsung menggenggan tangan Kabir.

"Ran..." Panggil Kabir pelan.

"Kabir kamu udah sadar?" Rani sangat senang akan hal ini.

"Jaga semua keluarga Ran, dan Salman..." Tiba-tiba Kabir memegang dadanya yang sesak.

Rani panik lalu memencet tombol di sebelah ranjang untuk memanggil dokter.

Dokter dengan sigap langsung masuk ruang, "tolong ibu tunggu di luar," suster pun mengantar Rani keluar ruangan.

Dokter berusaha agar Kabir baik-baik saja, namun naasnya Kabir tidak bisa tertolong. Dokter menemukan fakta baru.

Suster menutup seluruh tubuh Kabir dengan selimut.

Dokter keluar ruangan dengan wajah sedih, dan berat hati.

Rani masih panik dan bertanya, "bagaimana dokter?"

"Saat kecelakaan berlangsung, kepala Pak Kabir membentur dengan keras," jawab dokter.

"Juga Pak Kabir terdeteksi memiliki riwayat jantung, tapi beliau tidak pernah memeriksanya. Dan kami sudah melakukan yang kami bisa bu," lanjut dokter dengan berat hati.

"Tapi Pak Kabir tidak dapat kami selamatkan, kami turut berduka cita atas meninggalnya Pak Kabir," dokter kembali menjelaskan.

"Jadi suami saya sudah tidak ada dok?" Rani tak percaya.

Dokter hanya bisa mengangguk. Rani menangis sejadi-jadinya dan berlari menuju Kabir.

Kabir sudah tidak bernyawa sekarang, Rani tak menyangka orang yang selama ini dicintainya sekarang sudah meninggalkan dia.

Rani terdiam, hanya terdiam, tapi air mata terus mengalir dari matanya.

Selanjutnya Kabir dimakamkan dengan upacara pemakaman seorang polisi yang gugur dalam tugas.

Saat di pemakaman semua orang sudah pergi, kecuali Rani sendiri.

"Ran..." panggil seorang laki-laki dari belakang. Rani menengok, dia ternyata adalah Salman.

Rani tak kuasa menahan tangisnya, lalu berlari menuju Salman lalu memeluk Salman dan menangis sejadi-jadinya di pelukan Salman.

Salman pun membalas pelukan Rani karena dia tau sekarang adalah saatnya dia menumpahkan segala kesedihannya.

#Flashback

Siang hari sekitar pukul 11.30, Salman sedang menemui calon client di ruangannya.

Tiba-tiba dia menerima telpon, "mohon maaf tuan, saya terima telpon dulu," ijin Salman.

Sang calon client mengangguk dan Salman beranjak sedikit menjauh.

"Halo,"

"Halo, dengan Pak Salman?"

"Iya?"

"Saya suster rumah sakit ***, ingin memberitahu kabar dari Pak Kabir,"

"Iya sus, gimana dia?"

"Pak Kabir telah meninggal,"

Deg...

Salman langsung kaget, terkejut, shock, dan sedih tentunya.

Hp nya lepas dari genggamannya dan jatuh ke lantai.

Calon client Salman kaget, dia menoleh ke Salman.

Salman masih kaku, tangannya masih di sebelah telinga walau HP nya sudah tidak di genggamannya.

"Pak," panggil calon client Salman. Salman pun tersadar, dia langsung mengambil HP nya di lantai dan kembali. Mengusap air matanya.

"Ada apa pak?" tanya calon client.

"Kerabat saya meninggal dunia, saya harus segera terbang ke Jakarta. Mohon maaf sekali, kita adakan pertemuan minggu depan, permisi," jelas Salman yang langsung pergi.

Calon client ternganga, "innalillahi," calon client mengerti Salman dia juga pergi.

Salman langsung pesat tiket pesawat dari aplikasi, langsung check in dan berangkat.

Sampai di sana dia langsung ke pemakaman. Dia melihat jenasah Kabir dimakamkan dari jauh. Setelah semua pergi, Salman menghampiri Rani yang masih di makam.

#FlashbackEnd

Salman melepaskan pelukan Rani, dia menuntun Rani pulang ke rumah.

Di rumah, banyak orang yang datang. Salman mengantar Rani ke kursi ayunan di dekat pintu belakang.

Dia ikut duduk, Rani menatap Salman. Salman melihat pemandangan taman belakang.

"Ran," panggil Salman membuka obrolan. Rani masih diam.

"Aku tau kamu sedih, tapi sedih berlarut-larut itu nggak baik. Kita berdoa supaya Kabir khusnul khotimah, semoga amal ibadahnya diterima di sisi-Nya," ucap Salman.

Rani menoleh ke Salman lemas. Dia menangis, Salman mengusapnya.

"Sstt... Dengan menangis tidak mengembalikan Kabir ok? Kita terima apa yang sudah Allah gariskan," jelas Salman sesudah mengusap air mata Rani.

Rani mengangguk. "Dariman saja kamu selama ini?" tanya Rani.

"Masalah bisnis," jawab Salman singkat.

"Dan kamu melupakan aku? 6 tahun Man," Rani tak percaya.

"Saat itu keadaannya mendesak, aku tak bisa menolak papah Ran," jelas Salman.

Rani hanya mengangguk. "Bagaimana kabarmu?" tanya Rani.

"Aku baik-baik saja," jawab Salman. "Apakah kau masih suka mengupil?" tanya Salman menggoda Rani.

Rani tersenyum, "ah apaan sih?". "Ciee senyum cieee, gitu dong. Jangan sedih-sedih amat ok? Aku di sini," akhirnya Salman berhasil membuat Rani tersenyum.

"Oh ya, kamu mau minum?" tanya Rani. "Hem... Terserah deh, tapi aku mau ke kamar mandi," jawab Salman.

"Aku buatkan kau minum, dan kau ke kamar mandi," keduanya beranjak.

Setelah Salman ke kamar mandi dia menuju tempat tadi melewati dapur, dia mengambil HP dari kantongnya tapi malah terjatuh.

"Bullshit!" cela nya.

"Hey kau berkata kasar paman," dia mendengar suara anak kecil saat membungkuk dan mengambil HP nya.

Dia menengok ke kiri, ternyata ada seorang anak kecil laki-laki. Salman menghampirinya.

"Kau siapa?" tanya Salman.

"Aku Avi, Avinash. Anak mamah ku" jawab anak kecil itu. "Dan kau siapa paman?" lanjut Avi.

"Aku Salman, teman mamahmu," jawab Salman.

"Apa yang sedang kau lakukan di sini?" tanya Salman.

"Nenek akan memaksaku minum susu paman, jadi aku bersembunyi di sini," jawab Avi.

"Kenapa tidak mau minum susu? Kau tahu? Minum susu bisa menumbuhkan otot," Salman menunjukkan ototnya.

"Aku tahu, papah ku juga punya itu," Salman langsung sedih.

"Apakah kau tau dimana papah mu sekarang?" tanya Salman nada sedih.

"Tahu, Tuhan sendirian jadi dia meminta papah ku menemaninya," jawab Avi.

"Baiklah, kau tau susu bisa menumbuhkan otot. Maka kau minum susu dan adu panco denganku, bagaimana?" Tantang Salman.

"Kau akan kalah paman," Avi meremehkan.

Avi pun akhirnya mau minum susu, lalu mereka melakukan adu panco. Salman sengaja mengalah agar Avi bahagia. Lalu mereka tertawa bersama.

Rani melihat dari kejauhan dan merasa ada sesuatu antara Avi dan Salman.

Salman : Love In Back Love.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang