20

45 1 0
                                    

Malam hari
Rumah Rani

Avi sudah tidur setelah dibacakan cerita oleh Rani. Rani mengelus kepala avi lalu mencium keningnya.

Dia melihat ke dinding, di sana ada foto kebersamaan kabir, rani, dan avi.

Rani menahan sedikit air matanya, dan tiba-tiba dia teringat salman. Salman yang sekarang mulai dekat dengan avi.

Dia tersenyum lalu teringat saat terakhir kabir, dia menyebut salman? Kenapa?

'Kenapa kabir menyebut nama salman? Sebuah flashdisk? Dan siapa yang sudah menolong kabir ketika kecelakaan itu?' Batin rani penuh tanya.

Rani punya inisiatif melihat apa isi yang ada di flashdisk itu. Dia membuka laptopnya. Setelah nelihatnya dia hanya kebingungan, isinya video, gambar, kode-kode, dan surat-surat dalam bentuk pdf.

Dia pusing lalu mengakhiri kegiatan itu, dia lalu tidur di sebelah avi.

1 bulan. Setiap hari minggu salman selalu mengajak avi jalan-jalan. Entah itu ke monas, dufan, atau tempat kreasi lain.

Terkadang avi juga diajak salman ke lapangan pancoran untuk melihat Persija berlatih.

Avi sangat menyukai salman. Bukan hanya avi, tapi cinta rani juga.

Suatu malam.

Di rumah rani.

"Apakah sekarang saat yang tepat untuk mengungkapkan perasaanku?" Gumam rani pada diri sendiri.

Dia lalu menelpon salman untuk makan malam bersama karena avi sudah tidur.

Di rumah salman.

"Apa sekarang saatnya aku kasih tau rani dan mengungkap kejahatan sohail?" Gumamnya pada diri sendiri.

Ketika dia mau mengambil hp untuk menelpon rani, ternyata rani sudah menelponnya terlebih dahulu.

Mereka sepakat bertemu di garden caffe. Garden Caffe, caffe yang sama 6 tahun lalu.

Mereka berdua duduk berhadapan, pertama-tama mereka memesan makanan terlebih dahulu.

Setelah makan malam bersama mereka berbincang.

"Ada yang mau kubicarakan," ucap salman dan rani bersamaan.

"6 tahun yang lalu kau yang bicara dulu, sekarang saatnya aku dulu," ucap salman.

"Jadi, orang yang menolong kabir adalah aku," ucap salman membuat rani kaget.

"Ya, aku ada di tkp saat itu," lanjut salman. "Jadi yang membayar semua pengobatan, kamu man?" tanya rani tak percaya.

Salman mengangguk, "tapi kenapa kamu nggak bilang? Selama 6 tahun ini kamu nggak ada kabar," rani masih tak percaya.

"Karna aku cinta kamu," jawab salman. Rani kaget, sekaget-kagetnya.

"Aku nggak datang ke pernikahanmu karna aku nggak sanggup liat kamu bahagia dengan orang lain, tapi kebahagiaan kamu adalah segalanya ran, aku pergi supaya kamu bisa bahagia menjalankan hidup bersama kabir," jelas salman.

Membuat rani tak bisa menahan air matanya. "Itu kita bahas nanti, intinya di sini kabir memberikan aku klu untuk mengupas kematiannya," helak salman.

"Kau masih menyimpan flashdisk itu?" tanya salman. Rani hanya bisa mengangguk-angguk.

"Kita mulai dari flashdisk itu dan sohail," lanjut salman.

"Sohail?" rani tak mengerti apa maksud salman.

"Kau mengenalnya?" tanya salman. "Sohail adalah teman kabir semasa SMA man," jawab rani.

"Apa tugas terakhir untuk kabir?" tanya salman.

"Mencari tau tentang pasar gelap yang berbasis di semarang," jawab salman.

"Oke ayo kita pulang ke rumahmu," ajak salman menarik rani.

Ini adalah restoran dimana bayar terlebih dahulu, jadi mereka langsung pergi ketika telah selesai.

Beberapa menit sampailah di rumah rani, salman mengotak-atik laptop rani untuk membuka isi flashdisk itu.

"Aku kemarin sudah membukanya tapi aku tak mengerti," ucap rani.

"Ini semua adalah bukti yang telah kabir temukan di semarang, aku berpikir sebenarnya kabir sudah hampir pulang ke jakarta, tapi sesorang menabraknya dengan sengaja," jelas salman.

"Kau punya foto sohail?" tanya salman. "Sebentar," rani pun mengambil buku kenang-kenangan SMA di rak buku.

Rani lalu menghampiri salman dan menunjukkan foto sohail. "Benar, dia yang menabrak kabir," ucap salman seketika melihat foto sohail dan teringat orang yang menabrak kabir.

"Kita bisa ajukan laporan ke polisi atas 2 kasus," ucap salman.

"Sekarang kabir bisa tenang di atas sana karena kita sudah melakukan pesan terakhirnya," ucap salman.

Rani melihat salman, dia langsung memeluknya dengan berlinang air mata.

"Udah ran, gausah nangis ok?" salman membalas pelukan rani.

"Makasih man," ucap rani. Lalu salman di suruh untuk menginap di rumah rani. Dia tidur di sofa depan tv.

Keesokan harinya, salman masih lekat dengan selimutnya. Sonia pagi-pagi bangun dan melihat salman.

"Kak salman?" gumamnya.

Dia menatap lekat-lekat wajah salman, wajah yang 6 tahun lalu dicintainya. Tapi sekarang dia sudah milik orang lain.

Salman bangun, mengucek matanya dan olahraga sedikit. Shit up 50, dan push up 50.

Sonia masih menatap salman, salman pun bangun dan melihat sonia.

"Eh poo," sapa salman.

"Selamat pagi," ucap sonia. "Pagi juga," respon salman.

"Kak salman pagi-pagi udah tidur di sini," salman tersenyum lalu menjawab, "hehe, sorry. Soalnya tadi malem ada urusan sama rani eh kemaleman,"

'Urusan sama kak rani?' batin sonia.

"Yaudah poo, aku ke kamar mandi dulu ya," salman pamit.

Dio datang, "ngapain tuh orang pagi-pagi dah di sini?"

"Katanya tadi malem abis ada urusan ma kak rani, trus kemaleman tidur di sini," jawab sonia.

"Oooo..." dio pergi.

Salman : Love In Back Love.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang