21

41 1 0
                                    

Salman dan Rani pergi ke semarang, sementara avi dititipkan ke sonia.

Salman memakai mobil kantor seperti saat dia di semarang.

Dia melajukan mobilnya ke jalan tempat kejadian kabir kecelakaan.

"Jadi di sini, aku pulang dari kantor sekitar 10 malam. Aku adalah saksi mata satu-satunya bahwa sohail yang menabrak," jelas salman.

Mereka parkir sekitar situ, "ini lampu lalu lintas. Pasti ada cctv," salman melihat-lihat ke atas.

Dia melihat salah satu minimarket memiliki cctv yang dapat dia cari sebagai bukti.

"Itu dia," salman menunjuk cctv tersebut.

"Ayo," salman berjalan masuk ke minimarket tersebut.

"Mbak, bisa tanya ruang control cctv?" tanya salman ke kasir.

"Sebelumnya untuk apa ya pak?" kasir memastikan aman.

"Saya ingin mengungkap satu kejadian. Dan cctv yang ada hanya minimarket ini," jelas salman.

"Baiklah pak, ini silahkan masuk ke pintu kanan," ucap kasir. "Terima kasih mbak," kabir berjalan ke pintu itu, diikuti rani.

"Tunggu, anda siapa?" tanya petugas cctv. "Perkenalkan saya salman," salman dan petugas itu berjabat tangan.

"Salman siapa?" tanya petugas lebih detail.

"Aduh, panjang pak," salman mengeluh. "Tidak apa-apa," respon petugas.

"Abdul rashid salim salman khan," ucap salman membuat petugas kaget.

"Waduh beneran lagi panjangnya," ucap petugas menggaruk-garuk kepalanya.

"Ada kepentingan apa bapak kesini?" tanya petugas.

"Kami ingin mencari rekaman cctv tanggal 5 agustus sekitar jam 10 malam," jawab salman.

"Sebentar, tapi untuk apa?" tanya petugas. "Kami ada misi mengungkap kecelakaan di depan minimarket ini," jawab salman.

"Tunggu," petugaspun mencari video itu di komputernya. Dia telah menemukannya, "ini dia pak,".

"Putar pak," suruh salman. "Baik," petugaspun memutar video itu.

Di video itu terekam plat nomer mobil sohail. "Kita mendapat plat mobilnya," ucap salman pada rani.

"Lalu setelah ini gimana?" tanya rani. "Kita harus berhati-hati, mungkin saja ada yang mengawasi kita dari jauh. Kamu tetap bersamaku ya ran, kita ke jakarta habis ini lalu kita serahkan semua bukti ke polisi," jawab salman.

Salman mengcopy video itu ke flashdisk kabir, dan membawanya pergi.

Di tengah jalan yang sepi mereka dicegat oleh sekelompok orang.

"Keluar!" gertak salah satunya.

Salman dan rani keluar pelan-pelan. "Ada apa mas?" tanya salman.

"Jangan banyak pelangi," jawab orang itu dengan nada keras. "Hah?" rani kebingungan.

"Bacot pake pelangi, biar indah," jelas orang itu.

"Flasdisk," ucap orang itu dengan menengadahkan tangannya.

"Flashdisk apa mas?" tanya salman. "Flashdisk bukti-bukti pasar gelap!" tegas orang itu.

"Memang kami siapa bisa memegang flashdisk itu? Kami juga bukan polisi," helak salman.

"Alah! Jangan sok, kalian itu memegang flashdisk itu dan akan menyerahkan ke polisi. Iya kan?" orang itu langsung menghampiri salman.

"Banyak bac*t kau," orang itu hampir memukul salman tapi tangannya ditahan oleh salman.

"Bukan saya, tapi mas," salman balik mematahkan tangan kanan orang itu, menampar wajah dari kiri, dan perut, juga membalikkan orang itu dan tangannya ikut berputar.

"Aduh, lepaskan!" orang itu kesakitan karena tangannya masih dipegangi Salman.

"Mas, saya memang bukan polisi. Tapi, saya masih bisa melindungi diri," ucap salman mendorong orang itu.

Satu orang mengacungkan pistol, "jangan macam-macam!"

"Ouh, sh*t," cela salman.

"Oke-oke, tenang. Akan kuberikan," ucap salman. Salman mengeluarkan flashdisk dari kantongnya dan menyerahkannya ke salah satu orang tersebut.

Orang-orang itu pergi, "man kamu serahin?" tanya rani khawatir.

Salman tertawa, "malah ketawa sih?" rani heran.

Salman melepas sepatunya, dan mengambil flashdisk di sana.

"Jeng jeng jeng... Tertipu mereka," salman ketawa lagi.

"Ayo masuk mobil, aku akan jelaskan kepadamu di dalam," salman membawa flashdisk itu dan dimasukkan ke kantong.

Salman dan rani masuk ke mobil menuju bandara, karena di mobil rani memesan tiket dari aplikasi yang langsung berangkat.

"Jadi gimana man?" tanya rani masih mengingat yang tadi.

"Jadi... Aku udah duga atas hal ini. Dan aku udah siapin flashdisk yang lain," jawab salman.

"Isinya?" tanya rani.

Salman tersenyum puas.

Di tempat sohail.

"Bos kami sudah dapat flashdisknya," ucap salah satu orang yang juga tadi memberhentikan salman.

"Ayo kita buka," sohail memerintahkan anak buahnya yang langsung membuka laptop dan membuka flashdisk tersebut.

Saat membukanya, laptop langsung error, data terformat, dan mati.

"Bos..." panggil orang yang membuka laptop. "Isinya bukan bukti-bukti, tapi virus berat, dan sekarang laptopnya rusak," ucap orang itu dengan rasa takut.

"Laptopkuuuu, harganya sepuluh juta. Dasar, kau cari dia lagi, cepat!" sohail sangat marah.

Semua orang cepat pergi mencari salman lagi, padahal salman dan rani sudah terbang ke jakarta.

Salman dan rani setibanya di jakarta langsung menuju kantor polisi dimana kabir bertugas.

"Pak," panggil salman kepada salah satu polisi. "Iya, ada yang bisa saya bantu?" tanya polisi tersebut.

"Saya ingin menyelesaikan misi kabir khan," jawab salman. Polisi itu kaget, "misi tentang pasar gelap?"

"Iya pak, saya punya bukti-bukti kuat yang telah dikumpulkan kabir sebelum meninggal," jelas salman.

"Boleh saya meminjam pc nya?" tanya salman. "Silahkan," pak polisi sangat exited.

Salman mulai membuka flashdisk itu dan menjelaskan semua tentang apa yang ada di flashdisk itu.

"Jadi, itu pak orangnya. Juga, dia orang yang sama yang menabrak kabir dengan sengaja, saya saksinya," salman menyimpulkan.

"Baik saya akan segera hubungi team misi ini yang bersama kabir yang ada di semarang," ucap polisi tersebut.

Team tersebut lalu menggrebek rumah sohail yang ada di semarang, memborgolnya dan membawanya ke jakarta.

Dia di sidang dan dijatuhi hukuman 25 tahun penjara. Rani walau tak tega tapi dia merasa bangga dengan kabir ataupun salman.

Salman : Love In Back Love.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang