19

28 2 0
                                    

7 hari sudah kematian Kabir. Sudah tidak ada orang yang berdatangan ke rumah Rani lagi.

Salman mulai sekarang sudah kembali ke Jakarta dan tidak kembali ke Semarang lagi.

Pagi hari dia sudah rapi, menggunakan pakaian kantor.

"Selamat pagi pah," sapanya pada papah nya. Mereka sarapan bersama.

"Pah aku berangkat ke kantor dulu ya, assalamualaikum," dia tak menghabiskan sarapannya langsung berangkat ke kantor.

"Tapi sarapannya belum abis Man," teriak Pak Salim.

Tapi Salman sudah keburu pergi ke garasi. Dia sudah tidak diantar sopir, dia ingin menyetir sendiri.

Dia melewati rumah Rani, dia melihat Rani sedang kesusahan dengan mobilnya.

Salman berhenti dan keluar dari mobil berjalan ke arah Rani dan Avi.

"Ada apa dengan mobilmu?" Tanya Salman tiba-tiba.

"Gatau aku Man, tiba-tiba mogok, gabisa nyala," jawab Rani.

"Hem... Aku panggilin montir aku ya," Salman langsung memanggil montirnya melalui telepon.

"Tapi Man," Rani hendak menolak karena merasa merepotkan.

"Udah, aku yang bakal anter Avi juga kamu," ucap Salman.

"Ayo!" Ajak Salman yang langsung menggandeng Avi yang sangat senang bisa diantar Salman.

Rani merasa mereka berdua sudah dekat, ya... Avi dan Salman.

Avi duduk di belakang sedangkan Rani di depan sebelah Salman.

"Avi sekarang kelas berapa?" Tanya Salman. "Dia masih TK," jawab Rani sambil tersenyum.

"Owh, masih TK," respon Salman yang masih sibuk dengan jalan.

"Dan kau sekarang ngajar?" Tanya Salman ke Rani.

"Iya, aku guru SMK," jawab Rani.

"Guru SMK rupanya," respon Salman. "Lalu kalau Avi pulang yang jemput?" Lanjut Salman.

"Ada jasa antar dari TK nya," jawab Rani. "Syukurlah," ucap Salman.

"Dan bagaimana saat kau pulang?" Tanya Salman.

"Aku akan naik angkutan umum saja," jawab Rani. "Kau pulang jam berapa?" Tanya Salman lagi.

Reporter kali nih si Salman wkwkwk

"Jam 4 sore," jawab Rani singkat. "Oh ok," setelah itu beberapa saat sampailah di sekolah Avi.

Mereka saling melambaikan tangan, Avi, Salman, dan Rani.

Sekarang Salman mengantar Rani ke sekolah dimana Rani ngajar.

Setelah itu dia melajukan mobilnya langsung ke kantor. Memang perjalanan jadi sedikit jauh karena putar-putar. Tapi untuk Salman itu tak masalah.

🍄

Hari minggu, semua orang libur pada hari ini.

Salman sudab rapi menggunakan kaos santai dan celana jeans.

Pak Salim heran, "mau kemana kamu Man?" Tanya Pak Salim.

"Jihad," jawab Salman singkat. "Hah? Kamu sekarang ikut gerakan kaya 212 itu? Man sejak kapan kamu radikal?" Pak Salim langsung berfikiran negatif.

"Yah papah, jihad itu ada berbagai macam. Dan jihad yang aku maksud itu adalah, MEMPERTAHANKAN JODOH," Salman menekankan kalimat terakhir.

"Siapa?" Tanya Pak Salim. "Sama seperti 6 tahun lalu," jawab Salman singkat lalu pergi.

"6 tahun lalu?" Pak Salim menggidikkan bahunya.

Dia melajukan mobilnya ke rumah Rani. "Assalamualaikum," Salman mengetok pintu.

"Waalaikum... Salam," yang membuka pintu ternyata adalah Sonia.

Salman juga kaget, "Kak Salman," ucap Sonia.

"Poo," Salman juga menyebut nama Sonia.

"Emm.. Ada apa kak?" Tanya Sonia. "Avi dan Rani?" Tanya Salman.

"Sebentar," Sonia masuk dan beberapa saat Rani dan Avi keluar.

"Hey buddy!" Sapa Salman pada Avi, mereka sekarang dekat sekali.

"Hey Man, ada apa?" Tanya Rani. "Sibuk kah?" Tanya Salman balik.

"Enggak sih," jawab Rani. "Ok ayo kita pergi," ajak Salman.

"Kemana buddy?" Tanya Avi. "Hem... Kau ingin kemana?" Tanya Salman.

"Ayo kita ke taman bermain!" Ajak Avi. "Ayo buddy!" Salman semangat.

"Ran?" Tanya Salman. "Aku akan bersiap-siap sebentar," Rani pun langsung masuk untuk bersiap-siap.

Tiba-tiba ada Dio datang, "hey Man!" Panggil Dio mengehentikan permainan kriket Salman dan Avi.

"Hey yo!" Salman memeluk Dio. "Kenapa kamu di sini?" Tanya Dio.

"Seharusnya aku yang tanya," helak Salman. "Aku suami Poo," jawab Dio singkat membuat Salman kaget.

"Oh begitu, tapi aku gatau beritanya?" Tanya Salman.

"Memang pernikahanku sama Poo tidak mewah, jadi hanya anghota keluarga aja. Btw, Aku hubungin kamu gabisa," jelas Dio.

"Aduh, sorry..." Salman tersenyum. "Yaudah aku masuk ke dalam dulu ya," ucap Dio.

"Siap pak bos," Salman melanjutkan bermain kriket dengan Avi.

Beberapa saat Rani keluar, dengan baju santai tapi elegan membuat Salman melongo setelah melihatnya.

"Aku udah siap, ayo!" Ucap Rani setelah berada di depan Salman.

Tapi, Salman masih melongo melihat Rani. "Hey Man!" Panggil Rani sesikit keras membuyarkan lamunan Salman.

"Oh iya, ayo buddy!" Salman menggandeng Avi dan mereka masuk ke mobil.

Mereka bersenang-senang di Dufan, menaiki wahana khusus anak-anak. Membeli es krim dan lolipop.

Semua mereka lakukan bersama, bagaikan keluarga lengkap.

Sampai di rumah Rani, sudah larut sore. Salman keluar dan berbicara dengan Avi.

"Hey buddy, kita main minggu depan oke. Jaga dirimu baik-baik," pesan Salman lalu mengajak Avi toast.

"Makasih ya Man, udah ngajak aku dan Avi jalan-jalan," ucap Rani.

"Sama-sama," respon Salman.

"Bye Man," Rani pamit. "Bye buddy!" Avi juga.

"Bye buddy!" Respon Salman.

Salman : Love In Back Love.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang