Aleta meletakkan tasnya di nakas, Ia teringat perbincangannya dengan Leya tadi. Ya, Ia harus berubah lebih baik lagi. Tak seharusnya Ia bersikap buruk pada suaminya itu. Sudah saatnya melupan kenangannya bersama Arkan dan memulai hidup baru dengan suaminya.
Aleta berinisiatif untuk membuat makan malam untuk Rafa. Ia beranjak dari kamarnya dan menuju dapur. Ia melihat bahan masakan di kulkas, Ia hanya menemukan telor, daun parsley dan sosis. Nasi goreng, ya memasak nasgor untuk suaminya. Ia membuka You-Tube untuk melihat tutorial memasak nasi goreng, padahal memasak makanan tersebut amatlah gampang.
Aleta mulai mengupas bawang merah dan bawang putih lalu mengirisnya tipis, Ia juga mengiris cabai dan daun parsleynya.
Selama berkutat lebih dari 30 menit, masakannya sudah matang. Begitu menggiurkan sepertinya, tapi soal rasanya Aleta tak berani mencobanya. Semoga rasa nasi goreng tersebut tak amburadul.
Istri dari Rafa itu menatanya di meja makan dan menyiapkan minuman disana. Ia akan kembali ke kamarnya untuk membersihkan diri dan berdandan secantik mungkin untuk suaminya.
***
Suara deru mesin mobil terdengar oleh telinga Aleta. Dengan sigap Ia beranjak dari duduknya dan meletakkan ponselnya lalu membukakan pintu untuk suaminya."Kamu baaru pulang?" tanya Aleta dengan lembut begitu membuka pintu. "Sini, biar aku yang bawa" ucap Aleta meraih tas kerja dari tangan Rafa.
Rafa terdiam sekian detik, ada apa dengan Aleta? mengapa sikapnya mendadak baik seperti ini? aku-kamu? Apakah sikap baiknya ini adalah salah satu rencana Aleta untuk menyakitinya? Ah, Ia tak boleh berpikiran buruk pada istrinya sendiri.
"Kamu mau mandi dulu atau langsung makan?" tanya Aleta. Rafa masih diam, ia benar-benar tak menyangka.
"Aku mandi dulu" jawab Rafa.
"Ya udah, aku tunggu di meja makan" ucap Aleta.
Rafa mengangguk, Ia melangkahkan kakinya menuju kamarnya. Ia seperti orang linglung saat ini, sikap Aleta berubah 180°.
Setelah mandi, Rafa menyusul Aleta yang ada di ruang tamu. Aleta mendengar derap langkah kaki Rafa lalu menoleh pada suaminya dan tersenyum manis padanya.
"Ayo duduk. Kita makan malam" ucap Aleta.
"Kamu yang masak ini?" tanya Rafa.
"Iya. Semoga aja kamu suka" ucap Aleta. "Em, aku mau minta maaf sama kamu soal sikap ku selama ini. Beri aku kesempatan untuk menjadi istri yang baik untuk kamu." ucap Aleta.
"Aku tau pasti kamu bingung sama sikap baikku ke kamu, aku benar-benar ingin berubah. Gak ada satu niatpun untuk kembali menyakitimu. Aku tulus kali ini" lanjut Aleta dengan memandang Rafa lembut, ia berharap jika suaminya itu memberikan kesempatan padanya.
Hati Rafa menghangat mendengar ungakapan istrinya itu. Ia bisa melihat kesungguhan Aleta lewat matanya, tangannya terulur menggenggam tangan istrinya yang berada di meja makan lalu memberikan senyum senangnya.
"Aku percaya sama kamu. Kita mulai dari awal lagi" ucap Rafa yang membuat Aleta meneteskan air matanya. Mengapa pria di depannya ini begitu baik dan memaafkan kesalahannya.
"Makasih" ucap Aleta serak. Rafa mengusap air mata yang mengalir di pipi istrinya dengan lembut.
"Sepertinya aku lapar." ucap Rafa.
"Ah ya" gumam Aleta, dengan cekatan Ia mengambilkan makanan untuk suaminya.
Rafa mulai memakan masakan istrinya, Rafa terdiam sekian detik merasakan masakan Aleta. Masakannya begitu asin. Rafa tak ingin mengecewakan Aleta, justru Ia amat lahap memakannya. Aleta tersenyum tipis melihat suaminya yang sangat lahap memakan masakannya. Ia juga ingin merasakan enaknya masakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Husband
RomancePerjodohan!! Satu kata yang di benci oleh Aleta dan yang diinginkan oleh Rafael Hardikusuma. Aleta Adriana Wijaya. Menolak mentah-mentah perjodohan yang telah di sepakati oleh orang tuanya. Ia amat membenci suaminya itu, dan ia juga membenci pernika...