The Perfect Husband [16]

5.5K 284 38
                                    

Ada yang kangen Aleta-Rafa gak?

Happy reading dan tandai typonya❤

Aleta menatap nanar ponsel putihnya, hatinya bergemuruh panas. Aleta tahu jika tadi adalah suara Kania, lancang sekali gadis itu memegang ponsel suaminya. Aleta juga merasa kesal terhadap suaminya itu, bukankah dirinya sudah memperingatkan agar tidak dekat-dekat dengan Kania. Ia juga tidak habis pikir dengan Kania, gadis berhijab yang seharusnya mengerti tentang agama lebih darinya, tidak seharusnya bersikap seperti itu.

"Apakah Kania mau menjadi pelakor syar'i?" gumam Aleta lirih. Aleta berdecak, hatinya kacau dan enggan melakukan sesuatu. Moodnya benar-benar hancur karena Kania. Aleta mematikan ponselnya, Ia malas dengan Rafa.

Istri dari Rafa itu memilih masuk ke kamarnya untuk sholat isya. Karena tuntunan dari suaminya, Aleta kini bisa melaksanakan salat lima waktu.

***

Setelah salat isya, Rafa membaringkan tubuh lelahnya di kasur untuk mengistirahatkan badannya. Rafa mengernyitkan keningnya, istrinya itu tidak menghubunginya malam ini.

Rafa mengambil benda pipih berwarna hitam di sampingnya lalu menelpon istrinya. Rafa mendesah kecewa, hanya suara operator yang menyambutnya. Kemana istrinya itu, tidak biasanya tidak mengangkat panggilan darinya.

"Kamu kemana Al" gumam Rafa sendu.

Rafa mengirimi beberapa pesan untuk Aleta, biarkan istrinya itu membacanya esok ataupun nanti jika ponselnya aktif kembali.

"Lo kenapa Raf?" tanya Dino melirik Rafa yang tengah gelisah.

"Aleta gak bisa dihubungi" jawab Rafa sendu.

"Ya mungkin daya baterai hp istri lo habis" ucap Dino.

"Ya kali" balas Rafa.

Pagi menjelang, Aleta menyalakan ponselnya yang tidak aktif itu. Ia menyalakan data seluler, banyak pesan yang diterimanya dari suaminya. Aleta cuek dan hanya membacanya tanpa membalasnya. Dirinya masih sangat kesal pada Rafa.

"Bikin malas saja" ucap Aleta meletakkan ponselnya.

Dia harus menemui Kania, Ia harus meminta penjelasan itu padanya. Bukankah bayak pria diluaran sana, tapi mengapa harus suaminya.

"Lihat saja Kania. Aku gak terima kamu seenaknya gini" gumam Aleta.

***
Tiga hari berlalu, kini rombongan Rafa sudah sampai di Jakarta. Rafa tidak sabar untuk bertemu dengan istrinya. Sungguh, Ia merindukan Aleta. Apalagi, Rafa berusaha menghubungi istrinya itu tapi selalu tidak respon olehnya.

Kini suami dari Aleta itu sudah berada di rumah. Rafa melihat istrinya yang sm tengah duduk dengan membaca tabloid di tangannya.

"Sayang" ucap Rafa lembut.

Aleta menoleh dan menatap suaminya dengan malas. Aleta meletakkan tabloid itu dan beranjak dari sana. Malas sekali rasanya menatap Rafa.

Rafa terpaku melihat sikap istrinya, Ia bertanya pada dirinya sendiri apakah Ia melakukan kesalahan hingga membuat Aleta seperti dulu.

Rafa mengikuti Aleta dari belakang. Aleta masuk ke kamar dan duduk di pinggiran ranjang. Aleta menatap tajam ke arah Rafa.

"Sayang. Kamu kenapa?" tanya Rafa lembut, Ia mendekat pada istrinya.

"Apa aku melakukan kesalahan?" tanya Rafa lagi. Aleta hanya menatap nyalang pada Rafa.

"Pikir saja sendiri" jawab Aleta judes.

"Kalau aku salah aku minta maaf sama kamu. Sekarang kasih tahu aku, aku salah apa sama kamu?" tanya Rafa lagi.

"Apa hubungan kamu sama Kania?" tanya Aleta datar.

Rafa tersenyum tipis, "Dia hanya temanku sayang" jawab Rafa.

"Oh ya? lalu kenapa aku telepon kamu Kania yang ngangkat? atau kamu ada main sama dia?" tanya Aleta memicing.

"Kamu telepon aku? aku beneran gak tahu Al. Malah aku nunggu kamu hubungi aku. Dan aku telepon kamu, kamu malah gak bisa di hubungi" ucap Aleta.

"Sungguh? kamu gak bohongin aku kan?" tanya Aleta.

"Iya, aku jujur sama kamu." jawab Rafa meyakinkan.

"Atau dia memang sengaja melakukan ini mas. Dasar wanita tak tahu malu" ucap Aleta.

"Aku kangen kamu sayang" ucap Rafa, pria itu memeluk istrinya untuk meluapkan kerinduan yang terpendam.

***
Siang ini, Aleta menginjakkan kakinya di rumah sakit milik mertuanya. Ia sengaja datang kesini untuk mengantarkan makan siang untuk suaminya sekaligus melabrak pelakor syar'i itu.

Aleta tengah menunggu Rafa di ruang kerja suaminya. Tak lama kemudian, Rafa datang dan tersenyum lembut pada Aleta.

"Sudah lama sayang?" tanya Rafa meletakkan stetoskop di atas meja.

"Nggak kok mas, baru saja" jawab Aleta. "Aku bawain makan siang buat kamu" ucap Aleta.

"Makasih ya. Aku mau di suapin sama kamu" pinta Rafa manja.

Aleta terkekeh, dasar suaminy ini. "Baiklah, aku akan menyuapi kamu" jawab Aleta.

Setelah selesai makan, Aleta memutuskan untuk mendatangi ruangan Kania. Mulutnya sudah tidak sabar untuk mengatainya, tangannya juga tak sabar untuk melepas paksa jilbab yang di gunakan oleh Kania.

"Mas, aku ke toilet sebentar ya" ucap Aleta. Rafa mengangguk. Aleta sengaja berbohong pada Rafa, jika dirinya jujur maka Rafa akan melarangnya untuk memberi pelajaran pada Kania.

Aleta masuk ke ruang kerja Kania dengan anggun dan angkuhnya. Ia tersenyum sinis menatap Kania yang tengah makan siang itu. Kania yang tahu Aleta datang hanya bisa memberikan senyum manisnya.

Aleta mendekat dan menyambar gelas berisi air bening itu lalu menyiramkannya pada wajah cantik Kania.

Kania gelagapan kaget dengan apa yang di lakukan oleh Aleta. Apa maksud wanita ini.

"Gak terima? gak suka?" tanya Aleta. Kania bungkam.

"Apa maksud kamu?" tanya Kania.

"Cuih, dasar. Lo udah dengan lancang pegang ponsel milik Rafa, bahkan lo berani ngangkat telepon dari gue. Dan lo masih pura-pura gak tahu gitu?"

"Kenapa lo diam? mau jadi pelakor ya? gak malu sama jilbabnya?" tanya Aleta terkekeh dengan melipat kedua tangannya di depan dadanya.

Aleta menarik paksa jilbab instan yang di gunakan oleh Kania, sekali sentak Ia berhasil melepaskannya dan melemparkannya ke lantai. Aleta mengambilnya dengan jari telunjuk dan ibu jari, Ia meraih gunting lalu mengguntingnya hingga tak terbentuk. Aleta kembali membuangnya ke lantai lalu menginjaknya.

"Pantesnya jadi sampah" ucap Aleta tertawa menatap Kania. Gadis itu sudah meneteskan air matanya.

"Keterlaluan" desis Kania.

"Owh keterlaluan? ini sih gak seberapa balasan yang loterima. Jika terulang kembali, lo bakal dapetin yang lebih dari gue" ancam Aleta tajam.

"Dan gue peringatin ke elo, harusnya lo sadar kalau Rafa gak akan pernah ngelirik lo. Karena Rafa milik gue dan dia sangat mencintai gue." lanjut Aleta menunjuk wajah Kania.

"Kasihan kak Rafa, meninkah dengan wanita bar-bar kaya kamu" ucap Kania.

Aleta terkekeh mendengar ucapan Kania. "Kadang nyiyir dan nyisir butuh kaca loh. Lo ngaca dulu deh. Biarpun gue bar-bar, gue gak pernah ngerebut suami orang, meskipun gue bar-bar Rafa cintanya sama gue." balas Aleta.

"Lo berhijab, tapi kelakuan lo tidak mencerminkan seperti wanita alim lainnya. Dasar pelakor syar'i" ucap Aleta lalu meninggalkan ruangan Kania.

Kania menangis sesenggukan "apakah salah aku memperjuangkan cinta pada kak Rafa?" tanyanya pada diri sendiri, Ia menatap nanar jilbabnya yang di rusak oleh Aleta.

Assalamualaikum semua❤ (Gak jawab dosa :v)

Ada yang gregetan sama Kania? kalau ada kita samaan guys😅😅

Maaf ya baru bisa up, karena waktuku tersita mengetik di lapak sebelah.:(

Kediri,
03 Juli 2019

The Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang