Pagi ini adalah hari pernikahan Rafa dan Aleta, Rafa nampak gugup di hari bahagianya ini. Rafa terlihat tampan dengan kemeja putih beserta jas hitam yang melekat di tubuhnya dan tak lupa juga peci hitam yang bertengger manis di kepalanya yang membuatnya lebih tampan. Lima belas menit lagi akad akan di mulai, sebentar lagi Ia akan menjadi suami untuk Aleta.
Di kamar, Aleta menatap dirinya di depan cermin. Perias sudah keluar dari lima menit lalu. Ia gelisah akan hal ini, tapi tak apa. Ia sudah tak sabar untuk menghancurkan hati Rafa.
"Lihat aja Raf, permainan akan segera di mulai" gumamnya dengan menatap dirinya di cermin.
Aleta mendengar suara lantang itu, suara Rafa saat menyebut namanya. Tanpa sadar cairan bening itu lolos dari kelopak mata indahnya, mengapa Ia jadi sebaper ini? Aleta tak goyah, Ia akan tetap menyakiti suaminya itu.
'Ceklek'
"Aleta sayang, ayo kita turun. Suamimu menunggu" ucap mama Nanda menemui putrinya yang kini berstatus sebagai seorang istri.
Aleta mengangguk. Aleta menuruni tangga satu persatu, semua mata nampak memandangnya tanpa terkecuali, Ia tau jika Rafa memandangnya dari tadi, bahkan terkagum padanya. Aleta mendekat pada Rafa lalu meraih tangannya untuk di saliminya. Rafa tergugu dengan menatap gadis yang berstatuskan istrinya. Sekarang giliran Rafa mencium kening Aleta, Aleta merasakan seperti ada aliran listrik di tubuhnya kala Rafa menciumnya tadi.
***
Aleta duduk di pinggiran ranjang, pandangan matanya teralihkan pada jari manisnya yang terlingkar oleh cincin kawin dari Rafa. Pikirannya melayang, andai saja cincin itu dari Arkan pasti Ia akan senang sekali.
'Ceklek'
Rafa membuka pintu kamar Aleta, Ia melihat istri cantiknya itu duduk dengan melamun.
"Kamu kenapa Al?" tanya Rafa lembut dengan berjalan mendekat pada Aleta yang masih mengenakan kebayanya.
"Gak papa" jawabnya singkat.
"Ya udah aku mandi dulu" ujar Rafa. Rafa meletakkan jam tangan dan peci yang tadi Ia pakai di atas nakas. Hal itu tak luput dari pandangan mata Aleta.
Aleta beranjak dari duduknya lalu menuju lemarinya untuk mengambil baju ganti, sungguh gerah hari ini. Ia sangat kesulitan membuka kebayanya, karena kancingnya terdapat di bagian belakang.
'Ceklek'
Dengan cepat Aleta membalikkan badannya menatap Rafa. Cepat sekali mandinya, batinnya.
Rafa keluar dari kamar mandi dan mendapati istrinya yang tengah kesulitan membuka kebayanya.
"Butuh bantuan?" tanya Rafa dengan mengusap rambutnya yang basah dengan handuk di tangannya.
"Ah, enggak " jawab Aleta gugup. Tunggu, mengapa Ia segugup ini?
"Mari ku bantu" ucap Rafa mendekat pada Aleta. Belum sempat menolak tapi tangan Rafa sangat lincah membukanya.
Aleta diam. Tangan Rafa mulai membuka kancing tersebut satu persatu.
"Sudah" ucap Rafa.
Tak ada sahutan dari Aleta, gadis itu berlalu dengan cepat ke kamar mandi.
Berselang 10 menit, Aleta keluar dari kamar mandi, Ia menatap Rafa yang tengah duduk dan menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang dengan ponsel di tangannya.
Aleta duduk di depan cermin dengan mengusap rambut basahnya. Ia nampak memperhatikan Rafa dari cermin.
Rafa beranjak dari duduknya dan meletakkan ponselnya di nakas. Ia menuruni tangga satu persatu menuju dapur, ia akan membawakan makanan untuk istri cantiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Husband
RomansPerjodohan!! Satu kata yang di benci oleh Aleta dan yang diinginkan oleh Rafael Hardikusuma. Aleta Adriana Wijaya. Menolak mentah-mentah perjodohan yang telah di sepakati oleh orang tuanya. Ia amat membenci suaminya itu, dan ia juga membenci pernika...