percaya ngga habis ini ending?
°•°•°
malamnya, ketika ryujin sedang movie marathon dengan mino di rumah ayahnya itu sebagai bentuk relaksasi, hp ryujin bergetar.
"eh bentar, pa." kata ryujin.
aCiE manggilnya udah papa.
"ini hp aku geter geter terus ada apaansi," ujar ryujin sambil membuka notif grup angkatannya itu.
Sunwoo
Innalilahi wainalillahi rajiun. Baru saja tadi saya mendapat kabar bahwa teman kita, hyunjin dari kelas XI IPA 3 meninggal. Mari kita berdoa agar dia bahagia di akhirat sana. Aamiin.ryujin tau. ryujin tau hyunjin bunuh diri. karena saat ini, ryujin pun sangat ingin melakukannya
°•°•°
semalaman, setelah mendapat kabar itu, ryujin mengurung diri di kamar.
mino kira paginya, ryujin akan membaik atau setidaknya bercerita kepada mino ada apa. tapi nyatanya, mino malah menemukan pintu kamar ryujin terbuka dan mobilnya hilang.
"sialan."
°•°•°
yang ingin ryujin hanyalah menyalurkan amarahnya. melampiaskan segala kesedihannya. membutuhkan seseorang untuk disalahkan atas segala yang terjadi.
tentu saja yang ia lakukan kini adalah pergi ke rumahnya. rumah dimana irene berada.
sepanjang jalan, yang ia lakukan hanyalah menekan pedal gas mobilnya. tidak peduli dengan klakson-klakson dari mobil lain, dengan mobil polisi yang mulai mengikuti mobilnya dari belakang, tidak peduli dengan lampu merah dan sudah berapa banyak benda yang dia tabrak.
yang ia perlukan hanyalah menemui ibunya, menyalahkan wanita itu atas segalanya. ryujin butuh tempat pelampiasan amarahnya.
dari kejauhan, dia bisa melihat irene. berdiri di depan rumah. rambutnya acak acakan, mukanya pucat, badannya menggigil kedinginan karena memakai baju setipis itu di pagi hari yang dingin ini.
ryujin tau keadaan mamanya kacau. tapi hidupnya jauh lebih kacau daripada itu. setidaknya, itulah yang ia pikirkan saat itu.
she thinks that she'll happier without her mom.
kemudian bayangan-bayangan tersebut muncul lagi.
bagaimana sedihnya ryujin ketika teman-temannya bermain dan dia malah disuruh belajar seharian. bagaimana frustasinya ryujin ketika dikunci berjam-jam dirumahnya ketika menjelang ujian oleh ibunya. seberapa banyaknya larangan yang diberi irene kepadanya. seberapa banyak kebohongan yang ryujin lontarkan kepada irene.
seberapa bencinya dia, kepada mamanya.
maka ketika irene menoleh ke arah mobilnya, dan mengira itu adalah mino dan ryujin yang hendak pulang, ryujin menekan gas sekuat tenaga dan membanting setir ke kiri.
ke arah ibunya.
ryujin menabrak ibunya sendiri.
sedetik setelah itu, ryujin merasa lega.
namun tiga detik setelahnya, gadis itu berfikir. apa yang telah dilakukannya?
polisi yang mengikutinya dari belakang buru buru keluar, menggedor gedor kaca jendela mobil yang pintunya terkunci. tapi ryujin diam, menatap lurus ke depan.
gue ngapain?
para polisi masih sibuk diluar sana. masih menggedor-gedor kaca jendalanya. beberapa saat kemudian datanglah ambulan, membawa tubuh irene yang berlumuran darah ke dalam ambulan.
ryujin menatap tubuh itu.
itu mama?
itu mamanya. tergeletak tak sadar, dengan kepala berdarah hebat.
mama kenapa?
"ma-mama!" teriak ryujin. gadis itu mulai mengeluarkan air mata. "mama!"
ryujin buru buru keluar dari mobilnya, menerobos polisi yang mengerubungi mobilnya sedari tadi. mengabaikan teriakan polisi yang memanggilnya.
ryujin berlari ke arah mamanya yang hendak dimasukkan ke dalam ambulans.
"mama! maaa! mama!!"
ryujin berteriak, merengek tidak jelas membuat para petugas ambulan segera menyingkirkan gadis itu agar irene bisa segera di bawa ke rumah sakit.
"MAMA KENAPA?!" teriak ryujin. "ITU MAMA SAYA!"
"ryujin!"
ryujin menoleh, itu mino.
"papaa!!" rengek ryujin. "itu mamaa! mama kenapa?!?!"
mino melotot ketika matanya menangkap tubuh irene yang berlumuran darah di dalam ambulan.
"i-itu mama..." ujar ryujin dengan suara sengau dan pipi basah.
mino tidak bisa berkata apapun.
sepanjang perjalan, di dalam ambulan ryuji terus merengek dan berteriak. sementara mino hanya bisa terdiam.
°•°•°
irene meninggal.
wanita itu masih hidup ketika sampai rumah sakit, namun operasi ternyata tidak bisa menyelamatkannya.
ryujin depresi. keadaan gadis itu buruk. ryujin selalu tidur, dan ketika bangun yang dilakukannya hanyalah merengek atau melamun. bahkan ketika pemakaman ibunya pun ryujin tidak datang.
ryujin dibawa oleh mino ke beberapa psikolog. memang, keadaannya membaik. namun traumanya tidak bisa hilang. bayangan ketika dirinya menabrak ibunya masih menghantui ryujin setiap malam di mimpinya.
entah bagaimana ryujin melanjutkan hidupnya. tanpa hyunjin. tanpa ibunya.
"ryujin," panggil mino ketika gadis itu sedang melamun di halaman belakang rumahnya.
ryujin menoleh, "iya pa?"
mino meletakkan sebuah amplop di tangan ryujin.
"ini surat. dari mama kamu. sebenernya udah sampai sehari setelah mama kamu meninggal, tapi kayaknya papa baru bisa ngasih ke kamu sekarang."
ryujin menatap amplop itu sebentar.
"kapan mama nulis ini?"
"pas kamu kabur dari rumah," jawab mino. "ke cafe papa."
ryujin menghela nafas berat. apa yang ditulis ibunya? marah? kesal? penuh tanda seru? atau malah permintaan maaf?
ketika mino pergi, ryujin segera membaca surat dari mamanya itu.
lima menit kemudian, air mata mulai mengalir di pipinya.
seandainya, seandainya saja surat ini sampai lebih cepat. mungkin ryujin dan mamanya kini sedang hangout bersama, atau mungkin sedang memasak bersama di dapur?
ryujin tahu dia salah.
she tought she was happier without her mom. but actually, she's wrong.
°•°•°
satu part lagi. nanti malam oke.
KAMU SEDANG MEMBACA
happieř | ryujin, irene ✔
Fanfiction❝ hal yang paling gue benci? mama. ❞ © raenderworld, 2019