6. After

23 4 4
                                    

Tawa renyah Keyla masih menggema disepanjang jalan kompleks beradu dengan dercit suara kayuhan sepeda. Masa bodo dengan orang yang awas menatapnya aneh.
Mata siapa yang tidak menyelidik menatap gadis mengenakan baju tidur warna dominan pink lengkap dengan sandal slop, tertawa cekikikan naik sepeda dijalanan kompleks. Mungkin banyak yang menyayangkan cantik-caantik tidak penuh takarannya.

Jalanan kompleks jauh lebih mulus sepengingatnya semenjak ia tinggal ke Bandung. Ini weekend jalanan ramai orang joging. Sorotan mata pengguna jalan yang membayanginya,Keyla acuhkan.

Ahhhhhhhhh . Semburan nafas lega , seperti baru pertama menghirup udara Jogja,padahal diBandung lebih sejuk dibanding kota kelahirannya.

Mini market tidak terlalu ramai, ketika Keyla melongok parkiran. Hanya ada beberapa sepeda terparkir. Mendinglah tidak terlalu malu, paling mas-mas kasir yang akan menatapnya aneh.

Surga dunia. Mata Keyla berbinar menatap rak makanan ringan didalam mini market. Langkah kakinya pelan menelusuri jejeran Snack yang tertata rapi dan menggiurkan. Tubuhnya patut diberi hadiah setelah lama mengurung diri dan sok-sokan engga mau makan. Snack keripik singkong pedas favoritnya menjadi incaran. Tepat berada diujung rak.

"Moodku harus baik pokoknya" kata Keyla sambil menimang-nimang dua bungkusan besar keripik singkong pedas.

"Jangan banyak-banyak nanti diare!"

Ada yang menyahut kata-kata Keyla barusan. Ia mencari-cari sumber suara , tak asing rasanya nasehat itu.

Keyla tersigap, matanya mencari-cari orang yang barusan ikut campur monolognya. Tak ketemu! hanya terlihat seorang berdiri diujung rak yang lain,kelihatan saja dari kaosnya.

"Nyari siapa?" Suara muncul dari belakangnya.

Sontak membuatnya kaget.Cepat-cepat ia berbalik.

ASTAGA!!!
Teriaknya keras dalam hati saja, bibirnya terkunci rapat.

Matanya membulat sempurna. Tak percaya, apa yang barusan ia lihat ini.

GILAM,COWOK INI LAGI!

"Jangan melotot gitu jelek!"

"Ha apa?"

"Jangan makan itu banyak-banyak."

Ketemu sama dia lagi. Tuhan gimana sih! Gimana mau lupa kalau begini terus. Sebenernya ngedukung engga buat dirinya lupa. Bakalan lebih sulit sekarang.

"Hei!Hei! Apa yang kamu lihat? Aku tidak oplas. Sampai begitu sulit untuk kamu kenali." Tangan Gilam mengipas-ngipas wajah gadis dihadapannya itu yang diam seolah baru melihatnya.

Mata Keyla mengerjap berkali-kali sebelum akhirnya benar-benar sadar. Tidak peduli apa saja yang disaksikan laki-laki dihadapannya saat dia melongo tadi.

"Ngapain lo disini?" Spontan saja pertanyaan itu meluncur.

Uhhh bego!!.

Keyla merutuki dirinya sendiri. Pertanyaan macam apa itu. Harusnya ia menunggu Gilam bicara lagi. Tidak tau sebelum ia sadar tadi Gilam bicara apa saja. Jadi terlihat bodoh kalau Gilam ngomong apa dia jawabannya apaan.

"Keyla Arditama kamu kemarin pergi sebelum menanyakan kabarku. Mungkin kamu lupa. Aku ingin dengar itu sekarang."

Keyla mengerjap lagi. Apa maksud Gilam barusan. Badan Gilam segar bugar tampak baik sudah punya gandengan lagi, cukup untuk menyimpulkan dia baik-baik saja dan bahagia. Kata-kata gandengan itu bikin tenggorokan sakit seperti dicekik. Tapi itu kenyataannya Keyla harus terima.

NOSTALGIA RASA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang