Siulan menggoda anak kelas dua belas sering muncul ditengah presentasi Keyla, membuatnya bergedek. Sesekali dia berdehem untuk menetralkan suasana kelas, sesekali juga ikut hanyut. Sengaja biar suasana tidak terlalu tegang dan formal.
" Kak Keyla bagi nomer wa dong , biar kalo aku bingung bisa tanya langsung." Celetuk salah seorang siswa.
Ahhhhh lagu lama.
"Eh iya Kak sekalian id linenya." Timpal siswa lain tak kalah antusias.
Begitu sampai Keyla bingung siapa yang berbicara, semua seperti sedang berusaha bicara dengannya.
"Diem kalian semua, Ga pernah liat cewek cakep dikit ya!! Tinggal digoa apa dimana sih kalian." Protes seorang siswi bertubuh ramping. Tangannya sibuk memilini rambut. Centil.
"Rusuh banget." Matanya menatap Keyla penasaran.
"Kakak Alumni SMA ini ya, kaya pernah liat." Tanyanya ragu."Iya, anak MIPA 2 dulu." Jawab Keyla singkat. Senyuman hambar menutup kalimatnya.
Gea yang berada tepat disampingnya terkekeh. Anak OSIS yang engga terkenal, kasihan bener kamu Key. Batin Keyla."Kakak Pacarnya-"
"Terimakasih atas waktunya temen-temen semua...." Salam penutup memotong kalimat yang membuat tubuh Keyla kaku beberapa detik. Peka sekali Gea , telinganya bukan cuma disetting buat ngepoin orang doang ternyata. Keyla bernafas lega. Tidak masalah jika harus menjawab pertanyaan itu , yang jadi masalah apa dia sanggup menguak luka lama.
Diakhir kalimat Gea, Keyla melemparinya dengan senyum terimakasih. Gadis itu balas tersenyum. Tau betul Gea sahabatnya memang pandai menyembunyikan masalah,rasa sakit dan beban. Tapi untuk pertanyaan spontanitas dan erat dengan hati bisa gelagapan juga dia.
Riuh suara ruang kelas ketika rombongan Keyla berkemas untuk pergi, sampai tidak terdengar suara ketukan didaun pintu ruang kelas 12 MIPA 1. Salah seorang siswa menghampiri gerombolan Keyla memberi tau mereka. Dimas mendahului menemui orang yang sedari tadi sabar mengetuk dan menunggu. Keyla dan teman-teman yang lain masih sibuk membereskan alat bantu presentasi.
"Udah belum guys, gantian nih ada yang mau masuk." Seru Dimas dari ambang pintu.
"Udah kok." Sahut Key , berjalan sambil menyandang tas punggung miliknya.
Teman-temannya mengekor dari belakang, sesekali berpamitan dan menjawab sorakan siswa-siswi yang seolah menahan untuk ditinggalkan. Teman-temannya memang memanfaatkan keadaan, sempat berbisik tebar pesona sedikit tidak papa. Gea juga tidak ketinggalan , sempat penyakit SMAnya dulu kumat karena digoda. Tipikal Lo jual Gua belinya keluar lagi.
"Keyla, ponsel Lo nih , share foto di grup ya." Seru teman Keyla sambil menyodorkan ponsel. Keyla berbalik menerimanya.
"Keyla..."
Keyla mendongak
"Iya apa?.""Bukan Gue Key, tuh Dia." Johan bergedek meluruskan, Keyla pikir dia yang memanggilnya.
Keyla berbalik menatap seseorang yang ditunjuk Johan
"Apa dim?" Tanya key pada lelaki yang membelakanginya itu.Dimas justru menepi dari hadapannya, sudut mata Keyla memperhatikan perubahan posisi Dimas
"Keyla dia kenal kamu , dia yang mau ngisi STS habis kita." Keyla memperhatikan Dimas dengan seksama. Sekaligus mencerna kalimat yang barusan ia dengar, siapa yang mengenalnya?. pikirnya. Hebatnya Dimas seperti tau saja isi otaknya. Mata dimas menuntun mata Keyla untuk melihat orang yang berada disebelahnya, sedikit tertutup badan Dimas yang tegap itu.
"Keyla apa kabar.?" Dengan cepat mata Keyla fokus pada suara bariton yang menyapanya barusan.Tidak asing.
"Hei Key,.." Sapanya lagi, laki-laki itu berusaha menarik badannya yang sedikit tertutup badan Dimas agar Keyla leluasa melihatnya. Keyla memang tinggi tapi tidak cukup tinggi jika dibandingkan dengan Dimas.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOSTALGIA RASA [On Going]
Novela JuvenilKeyla Arditama itu namanya. Gadis yang biasa-biasa aja. Enggak cantik-cantik amat dan nggak terlalu pintar. Setiap hari kerjaannya mengutuk dirinya sendiri, karena jatuh cinta sama sahabat sendiri. Bertahun-tahun tidak jelas bagaimana perasaan ber...