11. A Cup of Coffee (Meet Up)

16 1 0
                                    

Jalanan sore cukup sesak ramai orang letih ingin pulang. Seperti hatinya sesak dan mau punya penyakit jantung. Setelah berdebat dengan cermin bilang tidak mau datang , lihat sekarang dirinya rela naik sepeda menerobos macet untuk bertemu Gilam.

Keyla bodoh! Kamu ngapain! Udah dibikin potek masih aja respect.Dasar Cewek!

Batinnya merutuki diri sendiri.

Pukul 04.30 sore ketika Keyla melirik arlojinya. Jam karet. Keyla sengaja datang sangat terlambat, siapa tau ajakan ini cuma prank belaka. Biar terkesan tidak terlalu ngarep juga. Satu hal lagi biar Gilam tahu rasa , salah besar sudah menyita ponsel miliknya.

KRINGGGG...

Lonceng yang terpasang di pintu berbunyi. Hawa nostalgia membawa ia kembali ke masa itu lagi. Mata Keyla menyapu sekitar tidak terlalu banyak yang berubah dari tempat ini. Sampai seorang melambai. Dialah bagian dari perubahan.

Gilam duduk ditempat biasa yang sering Keyla kunjungi dengannya dulu. Cowok itu mengenakan kemeja kotak-kotak perpaduan putih dan abu dibiarkan kancingnya lepas semua hingga terlihat kaos putih yang ia kenakan. Lengan kemeja ia lipat sampai siku. Pakai kacamata.

"Kamu telat." Ucap Gilam saat Keyla berada tepat dihadapannya.

"Iya sengaja, boleh duduk?" Hampir tanpa ekspresi Keyla mengatakannya.

"Lagi PMS?" Tanya Gilam polos

Keyla tersentak.
Yang benar saja? Apa semua perempuan marahnya pas PMS aja?

"Iya pengen makan orang!" Ucap Keyla diiringi gelak tawa.
Satu pukulan main-main Keyla layangkan pada Gilam. Gilam hanya meringis.

Gilam mengangkat tangannya untuk memesankan sesuatu
"Satu Ice cappucino, sedikit gulanya banyakin esnya" pinta Gilam.
"Masih sama kan?" Tanya Gilam pada Keyla.

Keyla hanya mengangguk mengiyakan.
Sudah tiga tahun berlalu, menu yang sama dengan detailnya. Gilam masih ingat tentang hal yang ia suka. Ini justru malah menyakitkan bagi Keyla.

Tak dapat dipungkiri rasa canggung menerpa entah darimana. Suasana macam apa ini. Gilam juga mendadak diam. Keyla hanya menatap sekeliling , sesekali mengetuk-ngetuk meja dan bersenandung untuk mengurangi perasaannya yang amburadul.

Alunan musik cafe dimainkan

Lagu lama yang Keyla suka,nostalgia yang pas . Keyla bersenandung sambil mencoba menerka masa itu.

Semoga bukan aku sendiri yang merasakannya.

Rindu masa itu

Tiga puluh menit

Kita disini tanpa suara

Dan aku resah

Harus menunggu lama , kata darimu

Mungkin butuh kursus merangkai kata

Untuk bicara

Dan aku benci , harus jujur padamu

Tentang semua ini...

Tanpa dikomandoi cowok kacamata didepannya ikut hanyut dalam lantunan musik di cafe. Dan mungkin Gilam juga ikut terbius dari suara samar-samar Keyla. Sorot matanya bilang begitu kepada Keyla. Keyla bisa lihat itu. Cowok didepannya itu semenjak bait pertama menatapnya tanpa kedip.

Gilam Lisiaz Mahezar

Dia ikut bernyanyi

Dibait ini cowok itu bahkan tak membiarkan Keyla ikut bernyanyi

Dia menguasai lagu ini sendiri.

Seakan bilang

"Ini bagianku"

Jam dinding pun tertawa

Karena ku hanya diam dan membisu

Ingin ku maki diriku sendiri yang tak
berkutik di depanmu..

Ada yang lain disenyummu

Yang membuatku lidahku gugup tak bergerak

Ada pelangi di bola matamu

Yang memaksa diri tuk bilang..

Aku

Meski sekedar sebuah kata dalam lagu. Meski sebatas itu. Aku ingin dengar kata ini.

Sayang ...

Deg!!!

Semoga tidak terlalu keras sampai kamu bisa dengar.

Padamu...

Terimakasih  ini terlalu indah untuk sebuah lagu.
Terimakasih aku juga sadar ini hanya sebait lagu.

______

(Lagu_Jamrud pelangi di matamu versi akustik)

______

Terimakasih sudah mampir hehehe. Masih proses menuju "kenapa" .

Sudah baca ? Makasih aja deh 😂

NOSTALGIA RASA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang