Rebahan. Geser-geser layar ponsel. Berantem sama Faro. Ngegibah sama Gea. Liburannya berkutat seputar itu-itu terus. Mau ngapain lagi coba. Kalau begini jadi kangen kuliah. Lagi, dirinya tidak bersyukur. Kuliah banyak tugas ngeluh. Keyla Arditama banyak maunya emang, batinnya mengakui sendiri.
"Main-main kemana gitu loh , sepet gue liatnya."
Faro bersikeras menyuruhnya pergi. Iya mau-mau saja tapi sama siapa ya kali sendiri kaya orang ilang. Gea satu-satunya sahabatnya itu kemarin lusa pergi ke Semarang. Aslinya enggak kemana-mana juga memperkecil kemungkinan ketemu sama Gilam. Faro masa belum tahu, apa emang pura-pura tidak tahu.
Kan-kan lagi mikirin Gilam. Cewek tuh riskan banget kalo sendiri. Mikirinnya masa lalu mulu.
Keyla menepuk jidatnya. Gilam lagi Gilam lagi. Gilam seperti sudah menjadi candu baginya.
Bosan berbaring dirinya berjalan kearah balkon. Iya kamar Keyla ada dua balkon satu didepan tepat menghadap kearah jalan utama. Satu lagi disamping tepat menghadap sebuah jalan pemisah blok komplek.
Ia masih nyaman dengan baju tidur warna biru bergambar bebek. Dirinya santai berjalan kearah balkon depan. Telapak kakinya telanjang menyentuh dingin ubin.
Ada Faro dibawah sana sedang mencuci motor bebek kesayangannya. Rutinitas akhir pekan Faro yang wajib dilakukan. Ia memanjakan "Rossi" sudah seperti kekasih. Iya Rossi itu nama motor bebek kesayangannya.
"Abang lo emang cakep. Tapi enggak usah begitu juga lihatnya!"
Faro ternyata sadar Keyla perhatikan.
"Saking cakepnya sampai jadi jomblo tidak berkesudahan." Keyla tergelak. Emang enak ngledek Faro.
"Cih! Ngaca dong adekku sayang!"
Bumerang emang kalau bicara status. Keyla lupa statusnya juga tidak pernah berubah selama 19 tahun ini.
"Eh Diem! Bener kan?" Faro puas ketika Keyla diam. "Mandi habis itu sarapan. Ikut abang jalan-jalan nanti." Lanjutnya.
"Iyaa." Faro tidak pernah tidak peduli. Kadang menjengkelkan tapi Faro tidak pernah sekalipun marah dengan Keyla.
Sesaat setelah berdebat dengan Faro mata Keyla tak sengaja menatap rumah diseberang jalan.
Rumah cat abu didepan sana tampak sepi. Kemana Gilam. Cowok itu sudah pergi lagi ya.
Ada sedikit sesak yang timbul didalam hatinya.
Ngapain peduli. Toh bukan siapa-siapanya dia mau pergi kemanapun tidak perlu izin dulu. Siapa kamu ini Keyla.
Gorden pintu kaca kamar rumah diujung sana yang berhadapan dengan Keyla tampak tersingkap. Bayangan jatuh disana membuka kenop pintu kaca. Seperti angin berhembus sejuk, langkah keluar penghuni kamar sampai pada Keyla. Keyla memperhatikannya dengan seksama. Sulit dipercaya batinnya merasa tenang mengetahui cowok itu masih berada disekitarnya.
Dari jauh ia bisa lihat. Mata Keyla tidak rabun. Itu Gilam sedang berdiri tepat di balkon rumah seberang. Berhadapan dengannya hanya terpisah jalan.
Gilam terlihat memandang juga. Cowok itu sadar sedang diperhatikan ternyata. Tapi Keyla tidak buru-buru berpaling. Mata Gilam itu minus untuk jarak sejauh ini , bayangan Keyla pasti luput. Pastilah tidak dapat menerka siapa orang yang memperhatikannya dengan seksama.
Cukup. Gilam berbalik masuk kedalam kamar. Cowok itu mungkin risih. Melihat makhluk seperti penampakan. Batin Keyla
Eh bukan..
Keyla mengernyitkan dahi.
Gilam keluar lagi. Memakai sesuatu diwajahnya.Kacamata. Terlihat jelas Gilam pakai kacamata.
Keyla malah diam mematung. Dirinya tak habis pikir. Niat sekali cowok itu. Apa mungkin Gilam bisa lihat.
EH.....
GILAM MELAMBAIKAN TANGANNYA.BERARTI DIA LIHAT GUE!!
Batin Keyla berteriak. Goblok banget. Buru-buru dia masuk kedalam kamar. Menutup pintu kaca kamarnya. Mengintip sedikit Gilam masih disana tampak bingung sepertinya. Kaya anak kecil dirinya kalau begini.
Huh malu-maluin..
Kakinya jadi lemas sendiri. Dia bersender dipintu kaca. Hal sepele begini bisa bikin serangan jantung juga ternyata.
Aduh gila emang.
Tubuhnya terasa lemas gara-gara kejadian barusan. Payah banget. Keyla kembali menghamburkan diri ke ranjang. Berharap kejadian memalukan tadi tidak pernah terjadi.
Mampus elo Key udah tau tuh cowok masih disini. Mau bilang gimana kalo sampai ketemu.
Kemarin aku ga liat tuh. "Rabun berarti gue"
Ah salah lihat kali . Keyla menggeleng. "Dia "engga bakal percaya."
Keyla berdebat sendiri
"Tauah bodo!!!"
TUK...TUK..TUK
Sejak kapan Faro suka ketuk pintu kalau mau masuk. Batin Keyla. Posisi Keyla yang tengkurap jadi duduk sekarang.
Eh bukan...
Keyla melirik pintu kayu kamarnya , bukan dari sana sumbernya.TUK...TUK..TUK
Lagi, kali ini jelas suaranya sepertinya dari pintu kaca balkon samping. Keyla yakin.
Gordennya belum tersingkap. Tidak jelas siapa yang berada disana. Siang bolong . Rumah ada orang , kalaupun itu maling ia bisa teriak. Satu kompleks bakal datang. Keyla tidak ragu, dia berjalan mendekat sedikit berjinjit. Biar tak ada suaranya.
Tangannya sedikit gemetar membuka gorden pintu.
TUK...TUK...TUK
Lagi!! Bikin penasaran.
GREEKKKK....
Keyla spontan menarik gordennya kesamping.
.........
_________________Be continued_______________
Sahabat orange,, aku akan sangat bersyukur atas kesediaan kalian membaca sebuah karya dari penulis amatiran.
Jadikan karya ini lebih baik dengan terus memberikan dukungan dan kritikan.
Terimakasih. 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
NOSTALGIA RASA [On Going]
Teen FictionKeyla Arditama itu namanya. Gadis yang biasa-biasa aja. Enggak cantik-cantik amat dan nggak terlalu pintar. Setiap hari kerjaannya mengutuk dirinya sendiri, karena jatuh cinta sama sahabat sendiri. Bertahun-tahun tidak jelas bagaimana perasaan ber...