"Jangan pernah lupakan satu hal dalam hidupmu! tersenyumlah saat mentari datang menyapamu! kau tau kenapa? mentari butuh senyuman agar bisa membuat harimu bahagia seharian," itulah yang selalu dikatakan anak laki laki dengan liontine setengah love di tangannya.
Pagi ini mereka berdua sama sama tersenyum memandang langit biru. Menyambut mentari dengan senyuman termanis mereka. Tak ada yang lebih indah untuk mereka lakukan di hari pertama liburan panjang mereka selain bermain ke taman kota. Usia mereka memanglah baru 7 tahun. Baru akan naik kelas satu sd.
mereka berjalan beriringan, menggandeng satu sama lain, menyusuri setiap sudut taman kota.
"rey, kau mau mendengar sesuatu?", tanya anak perempuan dengan gaun merah muda selutut
"sejak kapan kau harus minta izin saat bicara denganku?",bukannya menjawab anak laki laki di sampingnya malah balik bertanya.
"disini lebih banyak warna kuning..Rai suka hari pertama libur panjang. semua terlihat bersemangat," beritahunya mengayunkan gandengan mereka.
Raina menghentikan langkahnya, ada sebuah liontin separuh love dengan warna gelap di tangan kiri Reynal. Reynal yang terus melangkah pun ikut tertahan. mendapati Raina tengah menatap lamat liontine itu.
"ada apa? kau suka liontine itu?," tanya Reynal mendekat
"warnanya terlalu gelap, Rai tidak suka warna gelap.kau tahu itu bukan? yang Raina tanyakan, kenapa hanya separuh?,"Raina bergidik melepas gandengannya.
Reynal tersenyum mengusak rambut indah Raina."Karena kita adalah satu. setengah lagi untukmu. tenang saja, tidak gelap warnanya silver," Reynal melanjutkan langkah dikuti Raina.
"tapi kenapa warnanya harus berbeda?,"Raina menggerutu kembali menggandeng tangan Reynal.
"Setelah kau bebas dari tempat itu, aku hanya ingin tidak ada lagi kegelapan dalam hidupmu,"Reynal memang masih anak anak. tapi kekejaman dunia pada adik kesayangan nya itu memaksanya untuk berpikir lebih dewasa dibanding anak anak seusia mereka.
Raina terdiam seribu bahasa. dia kira Reynal hanya bisa menjailinya setiap waktu. tapi memang benar, semenjak Raina pulang dari tepat rehalibitasi sebulan lalu, Reynal jadi jarang sekali mengganggunya. malah labih sering mengajak Raina ke bagian terindah dari taman kota. surga tersembunyi. Hanya segelintir orang yang tahu tentang tempat itu. entahlah dari mana Reynal mengetahui soal tempat indah itu.
kini, keduanya tepat berdiri di tepi sungai memandangi angsa-angsa putih di antara ratusan teratai, juga jernihnya air terjun di seberang sungai.
"kau hanya perlu mengingat tempat ini saat kita berpisah,"ucap Reynal tiba tiba.
"eh, kenapa kau bilang begitu?kau bilang kau tidak akan pernah meninggalkanku,"Raina menatap Reynal nanar.
"Aku tidak akan meninggalkanmu, tapi hukum perpisahan selalu ada. kau ingat tentang kisah seorang dewi yang dikutuk berpisah dengan seorang dewa selamanya?dampak itu tak hanya terjadi kahyangan tapi juga penghuni bumi. karena sejatinya dewi lebih sering tinggal di bumi,"Reynal menjelaskan
lengang sejenak. sebuah bayangan hitam menyerang pikiran Raina. penglihatannya bekerja. warna merah pekat melintas tak beraturan di pandangannya. Kelabu seakan bergelayutan bersama warna hijau angin yang terus memenuhi pandangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of Symphony - END
FantasyTidak semua yang terlihat baik adalah baik. Tidak semua yang terlihat buruk adalah buruk. Ini bukan sebuah kisah tentang romansa lama ataupun kisah pertempuran dua dunia. Ini adalah kisah tentang bagaimana kelima remaja di Keluarga Prasetya bertahan...